Kesalahan Umum dalam Penggunaan Order yang Sering Dilakukan Trader Pemula
Dalam dunia trading, terutama di pasar forex, penggunaan order menjadi elemen paling mendasar yang wajib dipahami oleh setiap trader. Sayangnya, banyak trader pemula yang belum sepenuhnya memahami cara kerja berbagai jenis order, sehingga kerap melakukan kesalahan yang merugikan, baik dari sisi teknikal maupun psikologis.
Order dalam trading bukan hanya sekadar “buy” atau “sell” saat harga bergerak, tetapi mencakup berbagai strategi dan fitur seperti limit order, stop order, trailing stop, dan pending order yang jika digunakan dengan tepat, dapat memaksimalkan profit sekaligus meminimalkan risiko. Sebaliknya, kesalahan dalam penggunaannya dapat menyebabkan kerugian yang tidak perlu dan bahkan membuat trader kehilangan arah dalam perjalanan trading mereka.
1. Tidak Memahami Jenis-Jenis Order Secara Menyeluruh

Kesalahan pertama yang paling umum terjadi adalah tidak memahami berbagai jenis order yang tersedia di platform trading. Banyak trader pemula hanya fokus pada market order — yaitu langsung beli atau jual pada harga saat ini — tanpa memahami keunggulan dan risiko dari order lain seperti limit order (beli/jual di harga tertentu) atau stop order (eksekusi saat harga menyentuh level tertentu).
Sebagai contoh, seorang trader bisa saja membuka posisi beli saat harga sedang tinggi tanpa menyadari bahwa dia bisa menggunakan limit order untuk menunggu harga yang lebih rendah, sehingga mendapat entry point yang lebih ideal. Akibatnya, potensi floating loss lebih besar dan risiko yang ditanggung menjadi lebih tinggi.
2. Salah Menempatkan Stop Loss dan Take Profit
Penempatan stop loss (SL) dan take profit (TP) yang tidak logis juga menjadi kesalahan klasik. Banyak trader pemula menempatkan SL terlalu dekat dari harga entry karena takut rugi, padahal volatilitas pasar bisa dengan mudah menyentuhnya sebelum harga berbalik arah. Sebaliknya, ada juga yang terlalu jauh menempatkan SL hingga tidak realistis dengan strategi yang digunakan.
Hal yang sama berlaku untuk TP. Menetapkan target keuntungan yang tidak seimbang dengan SL membuat rasio risk-to-reward menjadi tidak menguntungkan. Padahal, dalam jangka panjang, manajemen risiko yang baik jauh lebih penting dibanding hanya mencari profit besar dalam satu dua transaksi.
3. Tidak Menggunakan Pending Order
Pending order adalah senjata ampuh untuk trader yang ingin lebih disiplin. Namun, banyak pemula yang mengabaikan fitur ini dan lebih suka entry secara manual karena merasa lebih fleksibel. Padahal, pending order seperti buy stop, sell stop, buy limit, dan sell limit bisa membantu eksekusi lebih presisi sesuai rencana trading.
Contoh kasus: jika trader ingin membeli setelah harga menembus resistance, maka buy stop adalah pilihan tepat. Tapi karena tidak sabar, sering kali trader langsung membeli sebelum breakout terjadi. Akibatnya, harga malah berbalik arah dan menyebabkan loss yang seharusnya bisa dihindari.
4. Overtrading Akibat Tidak Sabar Menunggu Sinyal Order
Salah satu penyakit yang sering menyerang trader pemula adalah overtrading. Tidak sabar menunggu sinyal valid membuat mereka asal klik “buy” atau “sell” tanpa rencana yang jelas. Ini diperparah dengan mindset ingin cepat kaya, yang mendorong mereka untuk terus membuka posisi tanpa analisa yang matang.
Kebiasaan ini sangat berisiko karena memperbesar kemungkinan kerugian dan memperburuk kondisi psikologis trader. Seorang trader sejati justru mengutamakan kualitas entry dibanding kuantitas, dan pending order bisa menjadi alat yang mendisiplinkan diri agar hanya entry saat kondisi benar-benar sesuai strategi.
5. Mengabaikan Volatilitas Saat Menentukan Order
Trader pemula sering kali tidak mempertimbangkan kondisi volatilitas pasar saat memasang order. Misalnya, mereka tetap menggunakan stop loss ketat ketika pasar sedang sangat volatile seperti saat rilis berita penting. Padahal, volatilitas tinggi bisa menyebabkan harga naik turun tajam dalam waktu singkat, sehingga stop loss kecil akan mudah tersentuh walaupun arah harga sebenarnya sesuai prediksi.
Sebaliknya, saat pasar sedang sepi, SL yang terlalu jauh malah membuat posisi terbuka terlalu lama tanpa hasil yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan pengaturan order dengan kondisi market saat itu, dan tidak menggunakan pendekatan yang sama di setiap kondisi.
6. Tidak Memahami Spread dan Slippage
Spread dan slippage adalah dua hal teknikal yang sering diabaikan trader pemula. Spread adalah selisih antara harga beli dan harga jual, sedangkan slippage terjadi ketika order dieksekusi pada harga yang berbeda dari harga yang diinginkan karena pergerakan pasar yang cepat.
Kesalahan terjadi saat trader membuka posisi di saat spread sedang tinggi — misalnya pada pembukaan pasar — atau saat terjadi rilis berita. Hal ini bisa menyebabkan entry atau exit yang tidak menguntungkan. Untuk menghindari ini, pemahaman terhadap kondisi pasar dan waktu trading yang tepat sangat penting.
7. Menaruh Semua Order Tanpa Rencana Manajemen Risiko
Sebagian besar trader pemula membuka posisi berdasarkan feeling atau emosi, tanpa rencana manajemen risiko yang jelas. Tidak ada batasan berapa besar lot yang digunakan, berapa banyak posisi terbuka dalam satu waktu, atau berapa total risiko yang ditoleransi dalam satu hari.
Padahal, penggunaan order yang sehat harus didasari oleh risk management yang terukur. Misalnya, seorang trader hanya boleh mengambil risiko maksimal 2% dari modal per transaksi. Tanpa aturan ini, akun trading bisa cepat habis meskipun trader merasa sudah “menguasai” analisa pasar.
8. Tidak Meninjau Kembali Riwayat Order
Kesalahan terakhir yang sering dilupakan adalah tidak mengevaluasi riwayat order. Trader pemula jarang melakukan review atas transaksi yang telah dilakukan. Padahal, dari review inilah bisa ditemukan pola kesalahan yang terus berulang. Misalnya, terlalu sering membuka posisi saat market tidak jelas, atau terlalu agresif saat melihat candle besar.
Dengan mengevaluasi history order, trader bisa belajar dari pengalaman dan memperbaiki strategi ke depan. Ini adalah bagian penting dari proses pembelajaran dan pengembangan diri dalam trading.
Trading forex memang bisa menjadi sumber penghasilan yang luar biasa, tetapi hanya bagi mereka yang paham betul cara menggunakan order secara efektif dan terukur. Jika kamu merasa masih sering melakukan kesalahan-kesalahan di atas, sekarang adalah waktu yang tepat untuk belajar dan memperbaikinya sebelum kerugian semakin besar.
Jangan biarkan kebingungan dan kesalahan teknis terus menghantui perjalanan trading kamu. Yuk, bergabung dalam program edukasi trading dari Didimax! Di sana kamu bisa belajar langsung dari mentor-mentor berpengalaman, memahami strategi penggunaan order secara benar, serta membangun mindset trading yang sehat dan konsisten. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga dan mulai perjalananmu menjadi trader profesional yang disiplin dan profit konsisten!