Kesalahan Umum Saat Menggunakan Order Forex untuk Pemula
Forex trading semakin diminati oleh banyak orang, terutama karena fleksibilitas waktu dan potensi profit yang menjanjikan. Namun, kenyataannya banyak trader pemula yang justru mengalami kerugian besar di awal kariernya karena belum memahami cara kerja pasar secara menyeluruh, terutama terkait dengan penggunaan order dalam forex. Order adalah perintah yang diberikan kepada broker untuk membuka atau menutup posisi. Meskipun terdengar sederhana, kesalahan dalam menggunakan order bisa berdampak fatal terhadap akun trading.
Artikel ini akan membahas secara mendalam kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula saat menggunakan order forex, agar Anda bisa menghindari jebakan yang sama dan memiliki pondasi yang kuat dalam membangun strategi trading yang konsisten dan menguntungkan.
1. Tidak Memahami Jenis-Jenis Order
Kesalahan paling mendasar adalah tidak memahami jenis-jenis order yang tersedia dalam trading forex. Banyak pemula hanya tahu tentang "buy" dan "sell", padahal ada beberapa jenis order yang memiliki fungsi berbeda, seperti market order, limit order, stop order, dan stop-limit order.
-
Market order adalah instruksi untuk membeli atau menjual dengan harga pasar saat ini.
-
Limit order digunakan untuk membeli di harga di bawah harga pasar atau menjual di harga di atas pasar.
-
Stop order digunakan untuk memicu transaksi saat harga mencapai level tertentu.
-
Stop-limit order menggabungkan fungsi stop dan limit, memberi kontrol lebih pada harga eksekusi.
Trader pemula sering salah dalam menggunakan jenis order ini, misalnya menggunakan market order di kondisi volatil yang justru membuat eksekusi harga meleset jauh dari yang diharapkan (slippage).
2. Overtrading Akibat Tidak Mengerti Pending Order
Pending order adalah jenis order yang tidak langsung tereksekusi di pasar, tapi akan aktif ketika harga mencapai level tertentu. Banyak pemula yang mengabaikan fitur pending order ini, dan lebih sering membuka posisi secara manual berkali-kali karena takut kehilangan peluang.
Padahal, penggunaan pending order dengan strategi yang tepat dapat membantu trader tetap disiplin dan menghindari overtrading. Overtrading sendiri adalah kondisi di mana trader membuka terlalu banyak posisi dalam waktu singkat, sering kali tanpa analisis matang, yang pada akhirnya menguras margin akun.
3. Tidak Mengatur Stop Loss dan Take Profit
Salah satu kesalahan paling umum dan berisiko tinggi adalah tidak menetapkan Stop Loss (SL) dan Take Profit (TP) saat membuka posisi. Tanpa SL, kerugian bisa tidak terbatas karena tidak ada batasan seberapa jauh harga bisa bergerak melawan posisi Anda. Sedangkan tanpa TP, Anda mungkin kehilangan kesempatan untuk mengamankan profit karena menunggu harga naik lebih tinggi, yang belum tentu terjadi.
Pemula sering kali terlalu optimis atau terlalu takut rugi, sehingga cenderung membiarkan posisi terbuka tanpa proteksi yang jelas. Padahal, penggunaan SL dan TP adalah bagian dari manajemen risiko yang sangat penting dalam forex trading.
4. Salah Menentukan Lot Size
Lot size adalah ukuran posisi dalam trading. Pemula seringkali tergoda untuk membuka posisi besar dengan harapan mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Sayangnya, hal ini sering kali berujung pada margin call atau bahkan habisnya seluruh dana akun karena tidak sebanding dengan modal yang tersedia.
Trader yang bijak selalu menyesuaikan ukuran lot dengan besarnya akun dan tingkat toleransi risikonya. Misalnya, menggunakan aturan 2% risk per trade, di mana setiap transaksi tidak boleh berisiko lebih dari 2% dari total akun. Ini penting untuk menjaga ketahanan akun dalam jangka panjang.
5. Entry Asal-asalan Tanpa Analisis
Beberapa pemula membuka posisi hanya berdasarkan insting atau ikut-ikutan sinyal dari grup tanpa memahami alasannya. Order dilakukan tanpa analisa teknikal atau fundamental yang jelas. Akibatnya, keputusan trading menjadi tidak konsisten dan sulit dievaluasi.
Analisis sangat penting untuk mengidentifikasi entry dan exit yang optimal. Setiap order harus punya dasar: apakah karena sinyal dari moving average, breakout, pola chart, atau karena berita fundamental yang mempengaruhi mata uang tertentu. Trading tanpa analisis sama dengan berjudi.
6. Terlambat Menutup Posisi Rugi
Saat posisi mengalami floating loss, banyak pemula yang memilih untuk “menunggu balik arah” tanpa batas waktu. Mereka tidak mau cut loss karena tidak rela melihat kerugian menjadi kenyataan. Padahal, strategi seperti ini berisiko tinggi karena pasar bisa terus bergerak jauh melawan posisi Anda.
Sikap ini menunjukkan kurangnya disiplin dalam mengikuti sistem atau trading plan yang seharusnya sudah mencantumkan batas toleransi risiko. Menunda-nunda menutup posisi rugi bisa membuat akun trading mengalami kerugian yang jauh lebih besar dari seharusnya.
7. Salah Memahami Leverage
Leverage adalah fitur yang memungkinkan trader mengontrol posisi besar dengan modal kecil. Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, leverage bisa menjadi bumerang. Pemula sering salah kaprah menganggap leverage sebagai jalan pintas untuk cepat kaya, padahal semakin besar leverage yang digunakan, semakin tinggi pula risiko yang diambil.
Misalnya, dengan leverage 1:1000, Anda hanya butuh margin kecil untuk membuka posisi besar. Tapi jika harga bergerak sedikit saja melawan posisi, kerugian bisa sangat besar dan cepat. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara kerja leverage dan menggunakannya secara konservatif.
8. Tidak Memperhatikan Waktu Rilis Berita Ekonomi
Rilis berita ekonomi seperti suku bunga, Non-Farm Payroll (NFP), atau data inflasi sering kali menyebabkan volatilitas pasar yang tinggi. Banyak pemula yang tidak menyadari dampaknya, lalu membuka order saat pasar sedang tidak stabil, tanpa strategi khusus.
Akibatnya, spread bisa melebar, harga bisa bergerak sangat cepat dan tidak terduga. Tanpa persiapan dan manajemen risiko yang matang, order yang dibuka saat berita besar bisa langsung terkena stop loss atau mengalami slippage parah.
9. Tidak Melakukan Evaluasi Order Sebelumnya
Kesalahan order bukan hanya tentang saat membuka posisi, tapi juga tentang bagaimana seorang trader belajar dari order sebelumnya. Banyak pemula yang tidak mencatat atau mengevaluasi hasil tradingnya. Akibatnya, kesalahan yang sama terus terulang tanpa disadari.
Dengan melakukan jurnal trading, Anda bisa mengetahui pola kesalahan yang sering terjadi, seperti terlalu cepat masuk posisi, salah menempatkan stop loss, atau terlalu rakus saat profit. Evaluasi ini sangat penting untuk membentuk sistem trading yang lebih baik.
10. Mengandalkan Emosi dalam Mengambil Keputusan
Kesalahan terakhir, dan mungkin yang paling berbahaya, adalah membiarkan emosi mengendalikan keputusan order. Ketika order sebelumnya profit besar, pemula cenderung terlalu percaya diri dan membuka posisi tanpa analisis. Sebaliknya, saat mengalami kerugian, mereka cenderung balas dendam (revenge trading) untuk menutupi rugi dengan cepat.
Trading yang sehat adalah trading yang berdasarkan logika, data, dan sistem yang telah diuji. Menghilangkan emosi memang tidak mudah, tapi bisa dilatih melalui disiplin, pengalaman, dan edukasi yang terus-menerus.
Belajar dari kesalahan adalah bagian penting dari proses menjadi trader yang sukses. Jika Anda adalah pemula yang ingin belajar lebih dalam tentang cara menggunakan order forex dengan benar, penting untuk mendapatkan bimbingan dari mentor berpengalaman dan komunitas yang mendukung.
Bergabunglah dengan program edukasi gratis dari Didimax melalui website www.didimax.co.id. Di sana, Anda akan mendapatkan pembelajaran langsung dari trader profesional, materi edukasi lengkap, hingga akses ke grup diskusi dan sinyal trading eksklusif. Jangan biarkan diri Anda tersesat sendirian di pasar forex—belajarlah bersama Didimax dan tingkatkan kualitas trading Anda secara konsisten.