Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Kinerja Dolar AS Tekan Mata Uang Komoditas

Kinerja Dolar AS Tekan Mata Uang Komoditas

by Iqbal

Kinerja Dolar AS Tekan Mata Uang Komoditas

Dalam dinamika pasar keuangan global, dolar Amerika Serikat (USD) masih menjadi poros utama yang memengaruhi pergerakan berbagai mata uang dunia. Belakangan ini, kinerja dolar AS kembali mencuri perhatian pelaku pasar karena penguatannya yang signifikan terhadap sejumlah mata uang utama, khususnya mata uang komoditas seperti dolar Australia (AUD), dolar Kanada (CAD), dan dolar Selandia Baru (NZD). Fenomena ini bukan hanya mencerminkan kekuatan fundamental ekonomi AS, tetapi juga mencerminkan dampak dari perubahan kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) yang agresif dalam menghadapi tekanan inflasi dan ketidakpastian ekonomi global.

Mata uang komoditas, yang sangat terikat pada harga dan permintaan global terhadap komoditas seperti minyak, bijih besi, dan batu bara, biasanya mendapat keuntungan ketika permintaan global terhadap komoditas meningkat. Namun, ketika dolar AS menguat, harga komoditas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional. Akibatnya, permintaan bisa menurun dan menekan nilai tukar mata uang negara-negara pengekspor komoditas.

Dolar AS di Tengah Narasi “Higher for Longer”

Kebijakan suku bunga tinggi yang dipertahankan The Fed menjadi salah satu alasan utama penguatan dolar AS. Sepanjang 2024 hingga pertengahan 2025, bank sentral AS secara konsisten mempertahankan sikap hawkish, dengan menahan suku bunga di level tinggi guna meredam inflasi yang masih berada di atas target 2%. Meskipun tekanan inflasi telah mereda dibanding tahun-tahun sebelumnya, The Fed memilih untuk tetap waspada dan menunggu konfirmasi dari data ekonomi sebelum melonggarkan kebijakan.

Strategi ini secara langsung meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah AS, menjadikan dolar lebih menarik bagi investor global. Dalam kondisi ini, permintaan terhadap dolar meningkat signifikan karena investor mencari aset dengan imbal hasil tinggi dan persepsi risiko rendah. Alhasil, mata uang lain yang tidak memiliki dukungan suku bunga tinggi menjadi kurang menarik, termasuk mata uang komoditas yang sangat sensitif terhadap fluktuasi ekonomi global.

Dampak Langsung Terhadap Mata Uang Komoditas

Mata uang seperti dolar Australia, dolar Kanada, dan dolar Selandia Baru sangat dipengaruhi oleh permintaan global terhadap komoditas unggulan mereka. Misalnya, Australia sangat bergantung pada ekspor bijih besi dan batu bara ke China, sementara Kanada bergantung pada ekspor minyak mentah. Ketika dolar AS menguat, harga komoditas menjadi mahal dalam mata uang lain, sehingga berdampak pada volume ekspor dan melemahkan mata uang komoditas tersebut.

Selama beberapa bulan terakhir, AUD dan NZD menunjukkan tren pelemahan yang cukup konsisten terhadap USD. Data terbaru menunjukkan AUD/USD turun ke level terendah dalam enam bulan terakhir, sementara NZD/USD juga mengalami tekanan yang sama. Di sisi lain, CAD meskipun sempat menguat berkat naiknya harga minyak mentah, tetap tidak mampu bertahan lama karena sentimen pasar global masih lebih berpihak pada kekuatan dolar AS.

Ketergantungan Terhadap Sentimen China

Salah satu faktor tambahan yang memengaruhi kinerja mata uang komoditas adalah ketergantungan negara-negara tersebut terhadap China sebagai mitra dagang utama. Dalam beberapa bulan terakhir, data ekonomi dari China menunjukkan perlambatan yang mengkhawatirkan, termasuk penurunan pertumbuhan manufaktur dan konsumsi domestik. Perlambatan ini berdampak negatif pada permintaan terhadap komoditas ekspor dari Australia dan Selandia Baru, sehingga menambah tekanan pada nilai tukar AUD dan NZD.

Kombinasi antara lemahnya permintaan global dan penguatan dolar AS menciptakan kondisi pasar yang sulit bagi mata uang komoditas. Bahkan jika harga komoditas global seperti tembaga, batu bara, atau minyak naik, penguatan dolar dapat mengimbangi dampak positif tersebut karena nilai tukar tetap bergerak mengikuti arus modal global yang mencari keamanan di tengah ketidakpastian.

Spekulasi dan Aksi Jual di Pasar Forex

Dalam pasar forex, ekspektasi menjadi kunci utama pergerakan harga. Saat pelaku pasar mulai memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya, aksi beli terhadap dolar AS meningkat. Sebaliknya, spekulasi bahwa ekonomi China akan mengalami perlambatan jangka panjang memicu aksi jual terhadap mata uang komoditas. Akibatnya, perbedaan imbal hasil antara aset dalam USD dan aset dalam mata uang lain semakin melebar, memperkuat tren penguatan dolar.

Tren ini diperparah oleh aliran dana global yang mencari safe haven, terutama di tengah ketegangan geopolitik di beberapa wilayah dunia, seperti konflik yang belum mereda di Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah. Dalam situasi seperti ini, investor global cenderung menjauhi aset berisiko dan mencari perlindungan dalam bentuk dolar AS atau obligasi pemerintah AS.

Prospek Ke Depan: Apakah Tren Akan Berbalik?

Meskipun dolar AS saat ini dalam posisi kuat, bukan berarti tren ini akan bertahan selamanya. Banyak analis memperkirakan bahwa ketika The Fed mulai memberikan sinyal pelonggaran kebijakan atau inflasi mulai turun secara konsisten, tekanan terhadap mata uang komoditas bisa mulai mereda. Namun, sampai saat itu terjadi, mata uang komoditas masih akan berada dalam bayang-bayang kekuatan dolar.

Perlu dicermati pula apakah negara-negara seperti Australia dan Kanada akan merespons dengan kebijakan moneter yang lebih agresif untuk mempertahankan daya saing ekspornya. Jika bank sentral mereka mulai menaikkan suku bunga atau mengeluarkan sinyal hawkish, ada kemungkinan penguatan terhadap mata uang mereka meskipun dalam jangka pendek. Namun langkah ini juga berisiko menekan pertumbuhan ekonomi domestik, sehingga keputusan tersebut harus diambil dengan sangat hati-hati.

Dalam waktu dekat, perhatian pasar akan tertuju pada data inflasi, pertumbuhan GDP, dan komentar dari pejabat The Fed serta bank sentral lain. Setiap rilis data ekonomi utama bisa menjadi katalis yang mengubah arah tren pasar secara signifikan.


Jika Anda ingin memahami lebih dalam bagaimana penguatan dolar AS dapat memengaruhi pergerakan pasangan mata uang di pasar forex dan bagaimana cara meresponnya dengan strategi yang tepat, program edukasi trading dari www.didimax.co.id adalah tempat yang sangat direkomendasikan. Melalui bimbingan dari mentor berpengalaman dan materi edukasi yang dirancang untuk pemula hingga profesional, Anda bisa membangun pondasi kuat dalam dunia trading forex.

Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar secara langsung dan mendapatkan wawasan eksklusif mengenai analisis pasar, manajemen risiko, dan teknik entry-exit yang terbukti efektif. Segera kunjungi www.didimax.co.id dan mulailah perjalanan trading Anda dengan pengetahuan dan kepercayaan diri yang lebih tinggi.