Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Klaim Pengangguran AS Turun Tipis, Dolar Bertahan Stabil

Klaim Pengangguran AS Turun Tipis, Dolar Bertahan Stabil

by Lia Nurullita

Klaim Pengangguran AS Turun Tipis, Dolar Bertahan Stabil

Data terbaru dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan mengalami penurunan tipis, memberikan sinyal bahwa pasar tenaga kerja masih tetap tangguh meskipun tekanan inflasi dan suku bunga tinggi terus berlanjut. Sementara itu, dolar AS tetap stabil terhadap sejumlah mata uang utama, mencerminkan kehati-hatian pasar dalam menyikapi arah kebijakan moneter Federal Reserve ke depan.

Penurunan Tipis Klaim Pengangguran: Tanda Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja

Menurut laporan yang dirilis minggu ini, jumlah klaim pengangguran awal turun sebanyak 3.000 menjadi 233.000 klaim dalam minggu yang berakhir 22 Juni 2025. Meskipun penurunan ini tergolong kecil, hal ini menjadi indikator bahwa perusahaan masih enggan melakukan pemutusan hubungan kerja secara masif di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Secara historis, angka klaim pengangguran mingguan di bawah 250.000 dianggap mencerminkan pasar tenaga kerja yang sehat. Fakta bahwa data klaim masih berada dalam kisaran ini menunjukkan bahwa tingkat PHK tetap rendah, dan permintaan tenaga kerja tetap relatif kuat meski pertumbuhan ekonomi mulai melambat.

Selain itu, rata-rata klaim dalam empat minggu terakhir—indikator yang lebih stabil dan mengurangi volatilitas mingguan—juga menunjukkan tren yang konsisten. Angka ini naik sedikit menjadi 232.500 dari 231.250, mengindikasikan tidak adanya perubahan besar dalam dinamika ketenagakerjaan.

Dolar AS Stabil di Tengah Spekulasi Kebijakan The Fed

Dolar AS tetap stabil terhadap euro, yen Jepang, dan pound sterling setelah rilis data klaim pengangguran tersebut. Para pelaku pasar tampak mengambil sikap menunggu dan melihat menjelang sejumlah rilis data penting lainnya, termasuk Non-Farm Payrolls (NFP) dan inflasi berbasis PCE yang menjadi indikator favorit The Fed.

Stabilnya dolar menunjukkan bahwa pasar belum melihat data klaim sebagai cukup signifikan untuk mengubah ekspektasi terhadap suku bunga. Di sisi lain, data ini memberikan alasan bagi The Fed untuk tetap dalam mode "wait and see", tidak terburu-buru memangkas suku bunga hingga benar-benar yakin inflasi terkendali tanpa harus mengorbankan pasar tenaga kerja.

Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, berada di kisaran 105,15 setelah sempat menyentuh 105,00 pada sesi sebelumnya. Pergerakan yang terbatas ini mencerminkan ketidakpastian pasar menjelang data-data ekonomi yang lebih besar dalam beberapa pekan ke depan.

Implikasi Bagi Kebijakan Suku Bunga The Fed

The Fed telah berulang kali menegaskan bahwa keputusan suku bunga akan sangat bergantung pada data. Dengan inflasi yang mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan namun belum mencapai target 2%, dan pasar tenaga kerja yang tetap solid, peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat masih menjadi perdebatan.

Beberapa analis memperkirakan bahwa The Fed kemungkinan akan tetap mempertahankan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan Juli, sambil menunggu konfirmasi lebih lanjut dari data PCE dan NFP. Stabilnya klaim pengangguran dapat menjadi justifikasi bagi sikap hawkish moderat yang masih dipegang oleh sebagian besar pejabat bank sentral.

Dalam konteks ini, para trader forex dan pelaku pasar keuangan akan memantau dengan cermat setiap petunjuk atau sinyal dari pejabat The Fed terkait arah kebijakan berikutnya. Bahkan komentar-komentar dalam rapat FOMC bisa memicu volatilitas signifikan di pasar.

Dampak ke Pasar Forex dan Strategi Trading

Dari sudut pandang teknikal dan sentimen, pasangan mata uang seperti EUR/USD dan USD/JPY menunjukkan pola konsolidasi setelah rilis data klaim ini. EUR/USD bergerak mendatar di kisaran 1.0680–1.0730, sedangkan USD/JPY masih berada dalam tren naik di atas level 160.00.

Bagi trader forex, stabilnya dolar memberikan peluang untuk memanfaatkan pergerakan teknikal jangka pendek, terutama dengan strategi range trading pada pasangan yang sedang sideways. Namun, trader juga harus waspada terhadap potensi breakout jika data ekonomi berikutnya memberikan kejutan.

Bagi mereka yang ingin mengikuti tren, penting untuk menunggu konfirmasi dari indikator seperti Moving Average atau Relative Strength Index (RSI) di time frame H4 atau Daily. Penggabungan analisa teknikal dan fundamental sangat direkomendasikan dalam kondisi pasar seperti saat ini, di mana berita ekonomi dapat secara cepat mengubah arah harga.

Sentimen Pasar: Antara Optimisme dan Kewaspadaan

Secara umum, pasar tetap berhati-hati namun tidak terlalu pesimis. Stabilitas dolar dan data ketenagakerjaan yang relatif solid mencerminkan keyakinan bahwa ekonomi AS belum menuju resesi. Namun, sentimen dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada arah inflasi dan respons kebijakan dari The Fed.

Volatilitas jangka pendek tetap menjadi teman sekaligus tantangan bagi para trader. Oleh karena itu, menjaga manajemen risiko yang baik dan disiplin terhadap rencana trading menjadi kunci utama dalam menghadapi ketidakpastian ini.


Jika Anda tertarik untuk memahami bagaimana merespons rilis data seperti klaim pengangguran, inflasi PCE, atau keputusan FOMC dalam strategi trading Anda, maka saatnya Anda meningkatkan pemahaman dan skill Anda bersama para mentor berpengalaman. Di Didimax, Anda bisa mendapatkan edukasi trading forex secara GRATIS dan langsung praktik bersama trader profesional.

Segera bergabung di program edukasi trading di www.didimax.co.id dan manfaatkan peluang dari pergerakan pasar global dengan pendekatan yang lebih cerdas. Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar langsung dari praktisi dan membentuk mindset trading yang lebih kuat di tengah dinamika ekonomi dunia