Konfirmasi Terbaik Sebelum Entry di Area Order Block: Kunci Menghindari False Breakout
Dalam dunia trading, terutama dalam pendekatan price action, konsep order block telah menjadi salah satu tools favorit para trader profesional. Order block bisa diibaratkan sebagai "jejak kaki" dari institusi besar yang meninggalkan sinyal kuat akan potensi pembalikan arah atau kelanjutan tren. Namun, banyak trader ritel melakukan kesalahan besar—langsung entry hanya karena harga menyentuh area order block tanpa adanya konfirmasi tambahan. Hasilnya? False breakout, floating minus berkepanjangan, atau bahkan terkena stop loss berulang kali.
Artikel ini akan mengupas secara dalam konfirmasi terbaik sebelum entry di area order block, agar Anda tidak asal masuk pasar, melainkan punya alasan logis dan strategis yang mendasari keputusan entry Anda.
Apa Itu Order Block?
Order block adalah area di chart di mana bank, institusi besar, atau smart money melakukan transaksi dalam jumlah besar. Biasanya, order block terlihat sebagai candle besar yang menjadi pemicu awal pergerakan harga signifikan, baik bullish maupun bearish. Area ini sering kali menjadi zona akumulasi atau distribusi.
Dalam praktiknya, trader mencari order block pada time frame tinggi (H4, Daily, bahkan Weekly) dan menandainya sebagai potensi zona reaksi harga. Namun, tidak semua pantulan di order block berakhir manis. Di sinilah pentingnya konfirmasi tambahan.
Kenapa Tidak Cukup Entry Langsung di Order Block?
Meskipun order block mengindikasikan zona institusi, bukan berarti setiap harga menyentuh area ini akan langsung berbalik arah. Institusi sering kali melakukan "manipulasi likuiditas" atau yang biasa disebut liquidity grab untuk men-trigger stop loss trader ritel, baru kemudian harga bergerak sesuai arah sebenarnya.
Jadi, hanya karena harga memasuki area order block, bukan berarti peluang entry aman. Dibutuhkan validasi tambahan agar entry kita punya probabilitas lebih tinggi dan tidak sekadar nekat.
Konfirmasi Terbaik Sebelum Entry
Berikut adalah beberapa konfirmasi terbaik yang dapat digunakan sebelum Anda memutuskan entry di area order block:
1. Price Action Confirmation (Rejection Candle / Pin Bar / Engulfing)
Konfirmasi price action adalah cara paling klasik namun efektif. Perhatikan reaksi harga saat menyentuh order block. Apakah muncul candle pin bar, bullish/bearish engulfing, atau candle rejection lainnya?
Contoh: Saat harga masuk ke order block demand, lalu muncul bullish engulfing di time frame M15 atau M30, maka ini bisa dijadikan sinyal awal bahwa buyer mulai mendominasi.
2. Break of Structure (BoS)
Break of Structure adalah sinyal bahwa ada pergantian dominasi antara buyer dan seller. Misalnya, jika harga masuk ke order block bullish, dan kemudian membentuk Higher Low diikuti oleh Higher High, maka itu menunjukkan buyer mulai menguasai pasar.
Entry terbaik biasanya dilakukan saat harga melakukan retracement setelah BoS, diikuti dengan candle konfirmasi di time frame kecil.
3. Liquidity Sweep (Stop Hunt) Sebelum Reversal
Institusi sering memancing trader untuk entry terlalu dini, lalu menyapu stop loss mereka. Perhatikan apakah ada likuiditas yang “diambil” sebelum harga benar-benar berbalik.
Contoh: Harga menembus sedikit area order block, menyapu low/high sebelumnya (area stop loss banyak trader), lalu ditutup kembali ke dalam area dengan candle kuat. Inilah momen emas entry—saat banyak yang cut loss, kita justru masuk dengan confident.
4. Change of Character (ChoCH)
ChoCH terjadi saat harga gagal melanjutkan tren sebelumnya dan memberikan sinyal pembalikan. Ini sedikit berbeda dengan BoS, karena lebih awal terjadi dan sering kali digunakan sebagai early signal.
Misalnya: Harga turun ke order block demand, lalu gagal membentuk Lower Low, malah membuat Higher High—ini adalah sinyal awal bahwa tren bisa berubah.
5. Dukungan Volume atau Indikator Tambahan (Opsional)
Untuk trader yang menggunakan indikator, tambahan seperti volume spike, RSI divergence, atau MACD crossover di area order block bisa menjadi filter tambahan. Namun, tetap jadikan price action sebagai fondasi utama.
Kombinasi Time Frame: Kunci Presisi Entry
Salah satu pendekatan yang sangat powerful adalah dengan multi-time frame analysis. Order block diambil dari time frame besar seperti H4 atau Daily, sementara konfirmasi entry dilihat di time frame kecil seperti M15 atau M5.
Pendekatan ini memungkinkan kita mendapatkan entry yang lebih presisi, stop loss lebih kecil, dan risk-to-reward yang lebih optimal.
Contoh Studi Kasus
Misalkan Anda melihat order block bullish di time frame H4. Harga saat ini sedang turun mendekati zona tersebut. Anda pindah ke M15 dan menunggu harga menyentuh order block.
Apa yang Anda lakukan selanjutnya?
-
Tunggu apakah muncul candle reversal (misalnya bullish engulfing).
-
Amati apakah terjadi ChoCH atau BoS.
-
Periksa apakah ada liquidity sweep yang menyapu low sebelumnya.
-
Jika ya, Anda bisa entry buy dengan stop loss di bawah swing low tersebut dan target sesuai risk-reward ratio Anda (misalnya 1:2 atau 1:3).
Kesimpulan
Order block memang sangat powerful, tetapi bukan jaminan sukses 100%. Kunci keberhasilannya ada pada konfirmasi yang Anda gunakan sebelum entry. Jangan terburu-buru, dan pastikan Anda melihat sinyal-sinyal valid yang memberi Anda edge di pasar.
Dengan memahami struktur pasar, konfirmasi price action, dan kombinasi time frame, Anda bisa menghindari entry asal-asalan dan meningkatkan win rate secara signifikan.
Kalau kamu ingin belajar lebih dalam tentang cara menganalisa market menggunakan order block, price action, dan strategi konfirmasi lainnya, yuk gabung di program edukasi trading GRATIS dari Didimax! Di sini kamu bisa belajar langsung dari mentor profesional, praktek langsung di akun real, dan tentunya ada komunitas support aktif setiap hari.
Kunjungi sekarang juga website www.didimax.co.id dan daftarkan dirimu. Jangan tunggu sampai akun kamu habis karena salah entry terus. Yuk, mulai perjalanan trading kamu dengan cara yang lebih terarah dan penuh strategi bersama Didimax!