Limit Order vs Stop Order: Kapan Harus Digunakan Masing-Masing
Dalam dunia trading, pemahaman tentang jenis-jenis order sangat penting untuk membantu trader mengambil keputusan yang tepat dalam setiap transaksi. Dua jenis order yang sering digunakan adalah limit order dan stop order. Meski keduanya tampak mirip karena membantu mengotomatisasi transaksi, sebenarnya kedua jenis order ini memiliki fungsi yang sangat berbeda. Artikel ini akan mengulas secara mendalam perbedaan antara limit order dan stop order, serta kapan waktu terbaik untuk menggunakannya dalam aktivitas trading, baik di pasar forex, saham, maupun instrumen lainnya.
Apa Itu Limit Order?

Limit order adalah perintah untuk membeli atau menjual sebuah aset pada harga tertentu atau yang lebih baik. Ketika Anda memasang buy limit order, Anda menetapkan harga maksimum yang bersedia Anda bayarkan. Sebaliknya, ketika Anda memasang sell limit order, Anda menentukan harga minimum yang bersedia Anda terima. Order ini hanya akan dieksekusi jika pasar mencapai harga tersebut atau lebih baik.
Contoh sederhana, jika EUR/USD saat ini berada di 1.1000 dan Anda percaya bahwa harga akan turun sebelum naik kembali, Anda bisa memasang buy limit order di 1.0950. Order tersebut akan dieksekusi hanya jika harga benar-benar turun ke 1.0950 atau lebih rendah.
Keuntungan utama dari limit order adalah Anda mendapatkan kontrol penuh atas harga masuk atau keluar. Namun, risiko dari penggunaan limit order adalah order tersebut mungkin tidak akan pernah dieksekusi jika harga pasar tidak menyentuh atau melewati level yang Anda tentukan.
Apa Itu Stop Order?
Stop order, atau lebih dikenal sebagai stop-loss order, adalah perintah untuk membeli atau menjual sebuah aset ketika harga menyentuh level tertentu, yang disebut harga stop. Setelah harga ini tercapai, stop order berubah menjadi market order dan dieksekusi pada harga terbaik berikutnya.
Stop order sering digunakan untuk membatasi kerugian (stop-loss) atau mengamankan keuntungan (trailing stop). Misalnya, jika Anda membeli EUR/USD pada 1.1000 dan ingin membatasi kerugian Anda jika pasar turun, Anda bisa memasang stop-loss order di 1.0950. Jika harga turun ke level tersebut, order Anda akan secara otomatis dijual untuk mencegah kerugian yang lebih besar.
Stop order juga bisa digunakan untuk buy stop—yakni membeli ketika harga melewati level tertentu sebagai konfirmasi tren naik—atau sell stop untuk menjual ketika harga turun melewati support sebagai sinyal penurunan lanjutan.
Perbedaan Utama Antara Limit Order dan Stop Order
Perbedaan paling mendasar antara keduanya adalah:
-
Limit order digunakan untuk masuk pasar dengan harga lebih baik dari harga pasar saat ini.
-
Stop order digunakan untuk keluar pasar (menghentikan kerugian atau mengunci profit), atau untuk masuk pasar ketika harga mencapai titik tertentu (misalnya sebagai sinyal breakout).
Secara teknis, limit order tidak akan tereksekusi jika harga pasar tidak mencapai level yang ditentukan. Sebaliknya, stop order bisa tereksekusi pada harga yang sedikit berbeda dari level yang ditentukan, tergantung volatilitas pasar, karena order ini berubah menjadi market order saat level tersebut tersentuh.
Kapan Harus Menggunakan Limit Order?
Limit order paling cocok digunakan ketika:
-
Anda ingin mendapatkan harga terbaik
Jika Anda tidak terburu-buru dan ingin memastikan bahwa Anda hanya membeli pada harga rendah tertentu atau menjual pada harga tinggi tertentu, limit order memberikan fleksibilitas ini.
-
Pasar sedang sideways atau range-bound
Dalam kondisi ini, harga sering memantul di antara level support dan resistance, membuat limit order ideal untuk strategi buy low – sell high.
-
Anda tidak ingin terus-menerus memantau pasar
Limit order memungkinkan Anda menentukan target masuk atau keluar dan membiarkan sistem melakukannya untuk Anda.
Kapan Harus Menggunakan Stop Order?
Stop order sebaiknya digunakan ketika:
-
Anda ingin membatasi kerugian (stop-loss)
Ini adalah salah satu prinsip manajemen risiko yang paling penting dalam trading. Dengan stop order, Anda melindungi modal Anda dari pergerakan harga yang tidak diharapkan.
-
Anda ingin menangkap pergerakan tren (breakout trading)
Buy stop dan sell stop digunakan untuk masuk pasar saat harga menembus level resistance atau support sebagai sinyal awal tren baru.
-
Anda tidak bisa mengawasi pasar 24/7
Dengan stop order, Anda bisa tetap tenang karena sudah memiliki batasan otomatis yang akan mengeksekusi order ketika pasar bergerak melawan posisi Anda.
Kombinasi Limit dan Stop Order untuk Strategi Lebih Cerdas
Trader yang cerdas tidak hanya menggunakan satu jenis order saja. Banyak yang mengombinasikan keduanya dalam satu strategi. Misalnya, Anda bisa menggunakan buy limit order untuk masuk pada harga diskon dan menambahkan stop-loss order untuk membatasi kerugian jika pasar bergerak tidak sesuai prediksi.
Contoh lainnya, Anda bisa memasang buy stop order untuk mengonfirmasi bahwa harga benar-benar naik melewati resistance, lalu menggunakan sell limit order untuk keluar pada target keuntungan tertentu.
Dengan memahami cara kerja dan keunggulan masing-masing order, Anda bisa membuat sistem trading yang lebih disiplin dan terstruktur. Ini juga membantu mengurangi pengambilan keputusan berdasarkan emosi—salah satu penyebab utama kerugian dalam trading.
Dalam dunia trading yang dinamis dan penuh risiko, penguasaan teknis seperti penggunaan limit dan stop order sangat krusial. Tapi itu baru permulaan. Untuk menjadi trader profesional yang konsisten profit, Anda butuh edukasi yang menyeluruh, bimbingan dari mentor, dan praktek yang berkelanjutan.
Jika Anda ingin belajar lebih dalam tentang strategi trading yang efektif, manajemen risiko, hingga analisa pasar secara teknikal maupun fundamental, segera bergabung dalam program edukasi trading di www.didimax.co.id. Didimax adalah broker forex lokal terpercaya yang menyediakan pembelajaran trading gratis, baik untuk pemula maupun yang sudah berpengalaman. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk berkembang bersama komunitas trader terbaik Indonesia!