Saat kita ingin memasuki dunia trading forex, hal yang wajib kita ketahui adalah manajemen risiko forex itu sendiri. Pasalnya, instrumen perdagangan keuangan satu ini termasuk jenis perdagangan yang berisiko tinggi.
Semakin baik antisipasi kita terhadap kemungkinan risiko yang ada, maka peluang risiko itu terjadi akan semakin kecil. Dengan begitu, kita bisa memaksimalkan profit atau keuntungan dari setiap transaksinya.
Lantas, apa saja risiko yang bisa terjadi pada perdagangan mata uang dan bagaimana cara kita meminimalkan risiko tersebut? Untuk mengetahuinya, mari simak strategi manajemen risiko perdagangan forex berikut ini!
Manajemen Risiko Forex yang Wajib Anda Tahu
Dalam mengelola trading valuta asing, adanya manajemen risiko menjadi aspek penting untuk mencegah kerugian akibat ketidakpastian harga aset di pasar. Maka dari itu, Anda sebaiknya menerapkan manajemen risiko berikut saat trading forex:
1. Lakukan Limit Order
Manajemen risiko forex yang pertama adalah dengan melakukan limit order. Cara menjalankan limit order sendiri adalah dengan menentukan harga mata uang tertentu di mana Anda ingin masuk atau keluar dari pasar.
Ketika Anda menggunakan limit order untuk masuk ke pasar, maka Anda bisa menetapkan harga yang lebih baik daripada harga saat ini. Hal ini membuat kita lebih disiplin dan tidak asal-asalan dalam melakukan pembelian atau penjualan.
Misalnya, pasangan mata uang EUR/USD dijual dengan harga 1.2000 sementara kita ingin membelinya di harga 1.1950, maka kita bisa menetapkan limit order buy pada 1.1950. Ketika harga terealisasi ke 1.1950, secara otomatis sistem akan mengeksekusinya.
Begitu juga sebaliknya, saat kita ingin keluar dari posisi trading dengan keuntungan setelah harga mata uang telah mencapai posisi tertentu, maka kita bisa menetapkan limit order sell pada tingkatan harga tersebut.
Misalnya, jika Anda ingin mengambil keuntungan saat harga EUR/USD mencapai 1.2100, maka Anda bisa menetapkan limit order sell pada 1.2100. Ketika harga mencapai angka 1.2100, maka order sell akan secara otomatis dieksekusi.
Manajemen risiko forex ini sangat berguna untuk masuk atau keluar dari pasar dengan tingkat harga yang aman sehingga potensi keuntungannya lebih tinggi ketimbang risikonya. Dengan begitu, Anda bisa merencanakan trading dengan lebih baik.
2. Terapkan Strategi Stop Loss
Saat berada di dalam perdagangan mata uang terkadang membuat para pelakunya tidak ingin mengalami kerugian sedikit pun. Saat asetnya mengalami tren penurunan harga, mereka tidak mau menjualnya karena tidak ingin mengalami kerugian.
Sayangnya, tren penurunan bisa saja berlangsung cukup lama dan mau tidak mau para trader tersebut “nyangkut” di harga rugi. Alhasil, uang mereka jadi tidak berputar dan mengendap cukup lama.
Oleh karena itu, Anda harus tahu manajemen risiko forex berupa stop loss, yaitu segera menjual pair mata uang yang dinilai akan mengalami tren penurunan harga yang cukup dalam. Dengan begitu, risiko kerugian kita tidak terlalu besar.
Mengalami kerugian yang kecil dan terkontrol akan jauh lebih baik daripada harus mengalami kerugian yang dalam karena ingin menunggu pembalikan harga. Para trader yang sudah terlalu jauh kerugiannya, otomatis akan stack dan tidak berkembang.
Strategi stop loss bisa Anda terapkan dengan fitur yang ada di dalam aplikasi perdagangan forex. Manfaatkanlah fitur tersebut dengan baik agar Anda bisa mengantisipasi risiko kerugian yang besar akibat tren penurunan harga.
3. Terapkan Strategi Switching
Strategi switching, juga dikenal sebagai strategi perubahan atau "switch trading" dalam perdagangan forex, melibatkan perubahan arah trading dari buy (beli) ke sell (jual) atau sebaliknya dalam respons terhadap perubahan tren pasar.
Cara menerapkan manajemen risiko forex ini adalah dengan mengidentifikasi perubahan tren yang mungkin mengindikasikan pembalikan atau perubahan arah harga. Misalnya, jika Anda sedang dalam posisi buy (membeli) karena Anda mengira pasar akan naik.
Akan tetapi, tiba-tiba ada sinyal kuat bahwa tren bullish (naik) mungkin berubah menjadi bearish (turun), Anda dapat menerapkan strategi switching dengan menutup posisi buy tersebut dan membuka posisi sell (jual) baru.
Sebaliknya, jika Anda berada dalam posisi sell (jual) karena mengantisipasi adanya penurunan harga, tetapi ada sinyal yang menunjukkan kemungkinan perubahan tren menjadi bullish (naik), Anda bisa menutup posisi sell tersebut dan membuka posisi buy baru.
Manajemen risiko forex ini mengharuskan trader untuk aktif memantau pergerakan pasar, sinyal teknikal, serta fundamental untuk mengambil keputusan secara tepat. Strategi ini cukup berisiko karena melibatkan perubahan arah perdagangan yang mendadak.
Hal ini bisa menghasilkan kerugian jika tidak diterapkan dengan hati-hati. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman kuat terkait analisis pasar dan memiliki rencana matang sebelum menerapkan strategi switching dalam trading forex.
4. Pilih Ukuran Lot yang Tepat
Menentukan ukuran lot dalam transaksi perdagangan forex adalah salah satu bentuk manajemen risiko forex yang penting untuk diperhatikan karena akan berdampak pada hasil perdagangan mata uang secara keseluruhan.
Ukuran lot sendiri mengacu pada jumlah mata uang yang akan kita perdagangkan dalam satu kali transaksi. Dengan menentukan ukuran lot yang sesuai dengan toleransi risiko, maka kita dapat mengendalikan sejauh mana risiko yang siap kita tanggung.
Cara ini juga akan melindungi modal kita dari risiko kerugian berlebihan. Semakin besar lot yang kita transaksikan, maka potensi keuntungannya memang akan besar. Akan tetapi, risiko kerugiannya juga sama besarnya.
Oleh karena itu, pastikan jumlah lot yang Anda transaksikan sesuai dengan besar modal dan preferensi risiko Anda. Jangan sampai karena ingin mendapatkan nominal keuntungan yang besar, Anda jadi mengambil keputusan yang salah.
5. Lakukan Difersivikasi Portofolio Trading
Manajemen risiko forex yang terakhir adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio trading, yaitu dengan menahan variasi mata uang yang berbeda. Seperti kita tahu, setiap pair mata uang memiliki sifat yang berbeda-beda.
Ada pasangan mata uang yang tingkat volatilitas harganya cukup tinggi sehingga sering kali dipilih untuk meraih keuntungan yang besar. Akan tetapi, mata uang seperti itu juga memiliki tingkat risiko yang besar.
Oleh karena itu, imbangi portofolio Anda dengan pasangan mata uang yang sifat perdagangannya lebih aman atau potensi keuntungannya lebih tinggi. Pastikan proporsi portofolio tersebut lebih besar untuk pasangan mata uang yang lebih aman.
Misalkan Anda ingin mengalokasikan Rp 10 juta untuk perdagangan forex, maka Anda bisa mengalokasikan 6-7 juta pada pasangan mata uang yang lebih aman, dan 3-4 juta pada pasangan mata uang dengan tingkat risiko tinggi.
Trader yang menerapkan manajemen risiko forex ini akan cenderung lebih aman sehingga secara emosi dan psikisnya juga lebih tenang.
Hal yang perlu Anda ketahui sebelum memulai perdagangan forex adalah bahwa instrumen ini memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi. Dengan memperhatikan pengelolaan risikonya, Anda tentu masih bisa meraih profit secara maksimal.
Hal ini tentu saja sangat penting, tidak saja bagi para pemula, tetapi juga para trader yang sudah berpengalaman sekalipun. Dengan manajemen risiko forex yang baik, siapa saja bisa menjadi miliarder dari transaksi forex apalagi jika memanfaatkan broker forex terbaik dan terpercaya seperti Didimax.