Margin Call dalam Forex vs Saham: Mana yang Lebih Berisiko?
Dalam dunia trading, baik di pasar forex maupun saham, istilah margin call sering kali menjadi momok bagi para trader. Margin call terjadi ketika ekuitas dalam akun trading turun di bawah persyaratan margin minimum yang ditentukan oleh broker. Ini adalah peringatan bahwa trader perlu menyetorkan dana tambahan atau menghadapi kemungkinan likuidasi posisi secara otomatis oleh broker. Namun, apakah margin call lebih berisiko dalam forex dibandingkan dengan saham? Artikel ini akan mengupas perbedaan margin call di kedua pasar serta risiko yang menyertainya.
Memahami Margin Call dalam Forex

Di pasar forex, margin digunakan sebagai jaminan untuk membuka posisi trading. Dengan adanya leverage, trader dapat mengendalikan posisi yang jauh lebih besar dibandingkan modal yang mereka miliki. Leverage yang tinggi—yang bisa mencapai 1:100 atau bahkan lebih—memungkinkan trader untuk mendapatkan keuntungan besar dengan modal kecil. Namun, leverage juga meningkatkan risiko margin call secara signifikan.
Margin call dalam forex terjadi ketika nilai ekuitas dalam akun turun di bawah persyaratan margin minimum. Jika harga bergerak melawan posisi trader, kerugian akan bertambah dengan cepat, mengurangi ekuitas hingga broker mengeluarkan margin call. Jika trader tidak menambah dana, broker dapat menutup posisi secara otomatis untuk mencegah saldo akun menjadi negatif.
Margin Call dalam Saham
Di pasar saham, margin call terjadi dalam akun margin yang memungkinkan trader membeli saham dengan dana pinjaman dari broker. Persyaratan margin di pasar saham umumnya lebih ketat dibandingkan dengan forex, dan leverage yang ditawarkan biasanya lebih rendah, berkisar antara 1:2 hingga 1:5.
Jika harga saham yang dibeli dengan margin turun hingga di bawah batas yang ditetapkan oleh broker, trader akan menerima margin call. Trader harus menyetorkan dana tambahan atau menjual sebagian aset untuk memenuhi persyaratan margin. Meskipun margin call dalam saham lebih jarang terjadi dibandingkan forex, dampaknya bisa lebih besar karena nilai saham tidak sevolatile pasangan mata uang dalam forex.
Perbandingan Risiko Margin Call dalam Forex vs Saham
-
Leverage yang Digunakan Forex memiliki leverage yang jauh lebih tinggi dibandingkan saham, sehingga margin call lebih sering terjadi. Trader forex yang tidak berhati-hati dengan manajemen risiko bisa mengalami margin call dalam hitungan jam atau bahkan menit.
-
Volatilitas Pasar Pasar forex memiliki volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan pasar saham. Faktor-faktor seperti berita ekonomi, kebijakan moneter, dan geopolitik dapat menyebabkan pergerakan harga yang drastis dalam waktu singkat. Sebaliknya, saham cenderung memiliki volatilitas yang lebih rendah, terutama saham blue-chip yang lebih stabil.
-
Kebutuhan Margin Persyaratan margin di forex biasanya lebih rendah dibandingkan saham. Ini memungkinkan trader membuka posisi dengan modal kecil tetapi juga meningkatkan kemungkinan terkena margin call. Di sisi lain, saham memiliki margin requirement yang lebih tinggi, yang berarti trader membutuhkan modal lebih besar untuk membuka posisi, tetapi risiko margin call lebih terkendali.
-
Dampak Margin Call Dalam forex, margin call sering kali berarti likuidasi paksa atas seluruh posisi yang terbuka. Jika pergerakan harga sangat cepat, saldo akun bisa mendekati nol atau bahkan negatif. Di saham, broker biasanya memberikan waktu bagi trader untuk menyetor dana tambahan sebelum likuidasi terjadi.
Mana yang Lebih Berisiko?
Jika melihat faktor leverage, volatilitas, dan dampak margin call, forex cenderung lebih berisiko dibandingkan saham. Leverage yang tinggi dan pergerakan harga yang cepat membuat trader forex lebih rentan terhadap margin call. Namun, bukan berarti margin call di saham tidak berisiko—terutama jika trader menggunakan leverage secara agresif.
Trader forex perlu memahami manajemen risiko dengan baik, termasuk penggunaan stop-loss, pengelolaan ukuran lot, dan pengendalian emosi saat trading. Sementara itu, trader saham yang menggunakan margin juga harus berhati-hati dalam memilih saham dan memahami potensi risiko jika harga bergerak melawan posisi mereka.
Menghindari margin call membutuhkan strategi trading yang disiplin dan pemahaman mendalam tentang pasar. Oleh karena itu, penting bagi setiap trader untuk terus belajar dan meningkatkan pemahaman mereka tentang risiko yang ada di pasar forex maupun saham.
Jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang margin call dan bagaimana mengelola risiko dalam trading forex, bergabunglah dengan program edukasi gratis di www.didimax.co.id. Didimax menyediakan berbagai materi pembelajaran dari dasar hingga tingkat lanjutan serta bimbingan langsung dari mentor profesional.
Jangan biarkan margin call menghancurkan modal Anda! Dengan strategi yang tepat dan edukasi yang baik, Anda bisa menjadi trader yang lebih cerdas dan siap menghadapi dinamika pasar. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang dan mulai perjalanan trading Anda dengan lebih percaya diri!