Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Mata Uang Safe Haven dan Perang Dagang: Kenapa USD, JPY, dan CHF Jadi Buruan?

Mata Uang Safe Haven dan Perang Dagang: Kenapa USD, JPY, dan CHF Jadi Buruan?

by Rizka

Mata Uang Safe Haven dan Perang Dagang: Kenapa USD, JPY, dan CHF Jadi Buruan?

Dalam dunia finansial global yang penuh dengan ketidakpastian, para investor selalu mencari tempat aman untuk menyimpan aset mereka. Ketika krisis ekonomi, konflik geopolitik, atau ketegangan antarnegara meningkat, arus modal cenderung beralih ke instrumen atau aset yang dianggap stabil dan aman. Di sinilah konsep “safe haven” muncul — aset yang dipercaya bisa mempertahankan nilainya bahkan di tengah badai ekonomi.

Dari sekian banyak instrumen yang dianggap safe haven, tiga mata uang sering kali menjadi pusat perhatian: Dolar Amerika Serikat (USD), Yen Jepang (JPY), dan Franc Swiss (CHF). Namun, kenapa justru tiga mata uang ini yang paling banyak diburu saat kondisi global memburuk, seperti ketika terjadi perang dagang antara negara-negara besar?

Apa Itu Safe Haven?

Safe haven adalah aset yang cenderung tidak terpengaruh, bahkan bisa meningkat nilainya, saat terjadi ketidakpastian di pasar. Dalam konteks forex, safe haven merujuk pada mata uang yang stabil dan dipercaya oleh pelaku pasar untuk mempertahankan nilai tukarnya ketika kondisi pasar sedang gonjang-ganjing. Tidak semua mata uang dapat dikategorikan sebagai safe haven — hanya mata uang dari negara dengan stabilitas politik, ekonomi kuat, dan sistem keuangan yang transparan dan kredibel.

Perang Dagang dan Ketidakpastian Global

Dalam beberapa tahun terakhir, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi isu besar yang memengaruhi perekonomian global. Tarif impor yang saling diberlakukan, ancaman pemutusan hubungan dagang, hingga retorika politik yang memanas membuat pelaku pasar global merasa cemas. Ketidakpastian ini membuat pasar saham goyah, harga komoditas berfluktuasi tajam, dan banyak investor mengalihkan dananya dari aset-aset berisiko ke safe haven seperti mata uang tertentu.

Perang dagang bukan satu-satunya pemicu. Ketegangan geopolitik seperti konflik Rusia-Ukraina, krisis di Timur Tengah, hingga potensi resesi global turut memperbesar ketidakpastian pasar. Dalam kondisi seperti ini, investor cenderung "lari" ke aset yang dianggap paling aman — termasuk mata uang safe haven.

Kenapa USD Jadi Pilihan Utama?

Dolar AS (USD) menjadi salah satu safe haven paling populer di dunia, dan bukan tanpa alasan. Amerika Serikat merupakan ekonomi terbesar di dunia dengan pasar keuangan paling likuid. Obligasi pemerintah AS (US Treasury) dianggap sebagai salah satu aset paling aman di dunia, dan digunakan sebagai patokan global. Selain itu, lebih dari 60% cadangan devisa global disimpan dalam bentuk dolar, menjadikan USD mata uang dominan dalam perdagangan internasional.

Dalam situasi krisis, permintaan terhadap dolar meningkat tajam. Misalnya saat pandemi COVID-19 melanda, banyak investor global yang menjual aset-aset berisiko dan membeli dolar untuk menjaga likuiditas. Efeknya, nilai dolar justru menguat meskipun ekonomi AS juga terpukul. Hal ini menegaskan status USD sebagai mata uang pelarian utama di tengah ketidakpastian.

Yen Jepang: Safe Haven dari Asia

Yen Jepang (JPY) juga dianggap sebagai salah satu safe haven yang kuat. Jepang dikenal sebagai negara dengan stabilitas politik tinggi, ekonomi yang mapan, dan surplus neraca perdagangan yang signifikan. Selain itu, sebagian besar utang pemerintah Jepang dibiayai oleh investor domestik, membuatnya lebih terlindungi dari gejolak eksternal.

Yang menarik, JPY sering menguat saat terjadi krisis, meskipun Jepang sendiri terdampak secara ekonomi. Hal ini terjadi karena investor global menutup posisi investasi mereka di luar negeri dan membawa pulang dananya ke Jepang (fenomena "repatriasi"). Akibatnya, permintaan terhadap yen meningkat, mendorong nilai tukarnya naik.

Selain itu, kebijakan suku bunga rendah bahkan negatif dari Bank of Japan juga berperan. Di masa tenang, investor cenderung meminjam dalam yen (karena biaya pinjaman murah) dan berinvestasi di negara lain. Tapi saat krisis, strategi ini dibalik, dan yen pun kembali diburu.

Franc Swiss: Kecil Tapi Kuat

Franc Swiss (CHF) mungkin tidak sepopuler USD atau JPY dalam volume transaksi global, namun statusnya sebagai safe haven tidak kalah kuat. Swiss dikenal sebagai negara netral yang tidak terlibat konflik militer besar sejak abad ke-19. Stabilitas politik, sistem perbankan yang kuat, serta ekonomi yang berorientasi ekspor menjadikan CHF sangat menarik di mata investor global.

Swiss National Bank (SNB) bahkan sempat melakukan intervensi untuk mencegah penguatan CHF yang terlalu cepat. Ini karena ketika CHF terlalu kuat, daya saing ekspor negara tersebut bisa terganggu. Namun kenyataannya, ketika krisis melanda, para investor tetap kembali melirik CHF sebagai pilihan aman, terutama dari kawasan Eropa.

Korelasi Perang Dagang dan Safe Haven Currency

Perang dagang menciptakan ketidakpastian terhadap rantai pasok global, nilai tukar, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam situasi seperti ini, pelaku pasar akan menghindari mata uang dari negara-negara berkembang yang ekonominya bergantung pada ekspor. Sebaliknya, mereka beralih ke USD, JPY, dan CHF karena negara-negara ini memiliki struktur ekonomi yang kuat dan relatif tidak terlalu bergantung pada pasar global.

Misalnya, saat AS dan Tiongkok saling menaikkan tarif impor, banyak pelaku pasar memindahkan dananya dari yuan atau dolar Australia (AUD) ke USD atau JPY. Hal ini karena AUD sangat tergantung pada ekspor ke Tiongkok, sehingga rentan terhadap ketegangan dagang. Sebaliknya, USD tetap menarik karena permintaannya justru meningkat di saat-saat krisis.

Implikasi untuk Trader dan Investor

Bagi trader forex, pemahaman tentang dinamika safe haven currency sangat penting. Saat melihat potensi terjadinya konflik atau krisis global, trader dapat mengantisipasi pergerakan harga dengan membuka posisi beli (long) pada mata uang safe haven. Namun, perlu diingat bahwa reaksi pasar tidak selalu instan dan linear — analisis fundamental, teknikal, serta sentimen pasar harus dikombinasikan dengan baik.

Menariknya, tidak semua kondisi buruk global akan mendorong safe haven menguat. Kadang-kadang, tindakan bank sentral atau rilis data ekonomi tertentu bisa membuat pasar bergerak ke arah yang tidak terduga. Karena itu, edukasi dan pemahaman yang mendalam menjadi kunci sukses dalam memanfaatkan pergerakan mata uang safe haven.


Ingin lebih paham cara membaca peluang di tengah ketegangan global? Bingung harus mulai dari mana untuk memahami pergerakan USD, JPY, atau CHF saat market gonjang-ganjing? Yuk, ikut program edukasi trading GRATIS di www.didimax.co.id! Di sana kamu bisa belajar langsung dari mentor berpengalaman, mulai dari pemula sampai mahir, semua tersedia lengkap dan praktis.

Didimax hadir sebagai broker forex terbaik di Indonesia yang tidak hanya menyediakan fasilitas trading, tapi juga edukasi kelas dunia. Manfaatkan kesempatan ini untuk naik level dalam dunia trading dan mulai hasilkan profit dari pengetahuan yang tepat. Klik sekarang dan gabung bersama ribuan trader lainnya di Didimax!