Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Mengapa kebijakan dovish sering diambil saat resesi ekonomi?

Mengapa kebijakan dovish sering diambil saat resesi ekonomi?

by rizki

Resesi ekonomi adalah periode yang penuh tantangan bagi perekonomian sebuah negara. Dalam masa resesi, aktivitas ekonomi melambat, pengangguran meningkat, dan sektor bisnis sering kali terpuruk. Di tengah kondisi tersebut, bank sentral sering kali mengambil langkah-langkah kebijakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi kembali. Salah satu kebijakan yang paling umum diambil adalah kebijakan dovish. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong ekonomi keluar dari resesi dengan cara menurunkan suku bunga dan meningkatkan likuiditas di pasar. Namun, mengapa kebijakan dovish sering dipilih dalam masa resesi? Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang alasan di balik pengambilan kebijakan tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian.

1. Apa Itu Kebijakan Dovish?

Kebijakan dovish adalah kebijakan yang lebih fokus pada pemulihan ekonomi dengan memberikan stimulus berupa penurunan suku bunga dan penciptaan likuiditas di pasar. Bank sentral yang menerapkan kebijakan ini cenderung mengutamakan pemulihan pertumbuhan ekonomi meskipun hal itu bisa berisiko menambah inflasi dalam jangka panjang. Secara umum, kebijakan dovish bertujuan untuk mendorong pinjaman dan investasi, meningkatkan konsumsi, dan menciptakan lapangan pekerjaan. Langkah-langkah yang diambil dalam kebijakan dovish meliputi:

  • Penurunan Suku Bunga: Salah satu instrumen utama dalam kebijakan dovish adalah penurunan suku bunga. Dengan menurunkan suku bunga, bank sentral mendorong pinjaman dari lembaga keuangan menjadi lebih murah. Hal ini meningkatkan konsumsi masyarakat dan mendorong investasi dari sektor swasta.
  • Quantitative Easing (QE): Selain penurunan suku bunga, kebijakan dovish sering kali melibatkan quantitative easing atau pelonggaran kuantitatif. QE adalah kebijakan di mana bank sentral membeli aset-aset finansial, seperti obligasi, untuk menambah jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas di pasar dan menurunkan imbal hasil obligasi, sehingga investor beralih ke aset yang lebih berisiko seperti saham atau properti.

Kebijakan dovish berfokus pada penciptaan stimulus yang dapat meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian. Dengan meningkatkan permintaan, diharapkan ekonomi akan bangkit dan keluar dari resesi.

2. Resesi Ekonomi dan Dampaknya

Resesi adalah kondisi ekonomi di mana terjadi penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang berlangsung lebih dari dua kuartal berturut-turut. Selama resesi, sektor-sektor ekonomi seperti industri, manufaktur, dan perdagangan cenderung mengalami penurunan tajam. Pengangguran meningkat karena perusahaan-perusahaan memotong jumlah pekerja mereka untuk mengurangi biaya operasional. Selain itu, daya beli masyarakat menurun karena penghasilan mereka berkurang, yang menyebabkan penurunan konsumsi barang dan jasa.

Akibat dari penurunan kegiatan ekonomi ini, negara akan menghadapi berbagai tantangan, seperti penurunan pendapatan pajak dan peningkatan pengeluaran pemerintah untuk tunjangan sosial dan stimulasi ekonomi. Jika tidak ada intervensi yang memadai, resesi bisa berlarut-larut dan memperburuk kondisi sosial dan ekonomi.

3. Mengapa Kebijakan Dovish Dipilih Saat Resesi?

Ketika perekonomian tertekan oleh resesi, salah satu tujuan utama pemerintah dan bank sentral adalah untuk merangsang kembali aktivitas ekonomi. Kebijakan dovish menjadi pilihan utama karena pendekatannya yang fokus pada pengurangan biaya pinjaman dan peningkatan likuiditas. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kebijakan dovish sering diambil selama resesi:

a. Meningkatkan Pinjaman dan Investasi

Salah satu dampak utama dari penurunan suku bunga adalah mendorong lebih banyak orang dan perusahaan untuk meminjam uang. Selama resesi, banyak perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan menahan diri untuk berinvestasi. Dengan menurunkan suku bunga, bank sentral dapat merangsang pinjaman, yang pada gilirannya akan mendorong perusahaan untuk berinvestasi dan memperluas operasional mereka. Meningkatnya investasi dapat menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi pengangguran, dan memulihkan ekonomi.

b. Mendorong Konsumsi Rumah Tangga

Selain mempengaruhi investasi, kebijakan dovish juga bertujuan untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga. Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya kredit bagi individu menjadi lebih terjangkau, sehingga mereka cenderung lebih banyak mengkonsumsi barang dan jasa. Penurunan suku bunga juga dapat mendorong pembelian rumah dan kendaraan bermotor, yang pada gilirannya akan merangsang sektor-sektor terkait.

c. Meningkatkan Likuiditas di Pasar

Kebijakan quantitative easing (QE) yang sering diambil dalam kebijakan dovish dapat menambah jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Dengan mencetak lebih banyak uang dan membeli aset-aset finansial, bank sentral meningkatkan likuiditas yang tersedia di pasar. Hal ini sangat penting selama resesi karena dapat mengurangi kekhawatiran investor tentang kekurangan dana dan memperbaiki kondisi pasar keuangan yang sering tertekan.

d. Mengurangi Risiko Deflasi

Salah satu ancaman besar dalam resesi adalah deflasi, yaitu penurunan harga barang dan jasa secara berkelanjutan. Deflasi dapat memicu siklus negatif dalam perekonomian, di mana konsumen menunda pembelian karena mengharapkan harga turun lebih jauh, sementara perusahaan mengurangi produksi dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk mengurangi biaya. Kebijakan dovish dengan menurunkan suku bunga dan meningkatkan likuiditas dapat membantu mengatasi ancaman deflasi dengan mendorong inflasi ke level yang lebih sehat.

4. Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang dari Kebijakan Dovish

Kebijakan dovish memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Di sisi positif, kebijakan ini dapat memberikan stimulus yang diperlukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi setelah resesi. Penurunan suku bunga dan kebijakan QE dapat merangsang kegiatan ekonomi dan meningkatkan kepercayaan konsumen dan investor.

Namun, kebijakan dovish juga memiliki risiko jangka panjang. Jika suku bunga tetap rendah dalam waktu yang lama, hal ini dapat menyebabkan asset bubble atau gelembung aset, di mana harga aset seperti saham atau properti meningkat secara tidak wajar. Selain itu, kebijakan ini juga dapat meningkatkan utang pemerintah dan sektor swasta, yang bisa menimbulkan masalah di masa depan jika ekonomi tidak cukup kuat untuk menghadapinya.

5. Alternatif Kebijakan Selain Dovish

Meskipun kebijakan dovish adalah pilihan yang umum saat resesi, tidak semua bank sentral selalu memilih pendekatan ini. Sebagai alternatif, kebijakan hawkish, yang lebih fokus pada pengendalian inflasi dan pembatasan kredit, kadang-kadang diambil untuk menstabilkan ekonomi. Namun, dalam banyak kasus, kebijakan dovish dianggap lebih cocok untuk merangsang pemulihan ekonomi selama resesi.

6. Bagaimana Kebijakan Dovish Mempengaruhi Pasar Forex?

Kebijakan dovish tidak hanya berdampak pada perekonomian domestik, tetapi juga dapat mempengaruhi pasar forex. Ketika sebuah negara menurunkan suku bunga, nilai mata uang negara tersebut cenderung turun karena minat investor terhadap aset negara tersebut berkurang. Sebagai contoh, jika bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) mengambil kebijakan dovish dan menurunkan suku bunga, maka nilai dolar AS bisa terdepresiasi terhadap mata uang lain. Hal ini membuka peluang bagi trader forex untuk mengambil keuntungan dari pergerakan mata uang yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter.

Untuk dapat memahami lebih dalam tentang bagaimana kebijakan dovish mempengaruhi pasar forex dan mengoptimalkan strategi trading Anda, bergabunglah dengan program edukasi trading di www.didimax.co.id. Di Didimax, Anda akan mendapatkan pelatihan lengkap mengenai analisis fundamental, teknikal, serta pengelolaan risiko yang akan memperkuat kemampuan trading Anda.

Apakah Anda ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan trading Anda? Didimax.co.id menawarkan berbagai materi edukasi yang dapat membantu Anda memahami dinamika pasar, termasuk dampak kebijakan moneter terhadap pasar forex. Daftar sekarang dan mulailah perjalanan trading Anda dengan pembelajaran yang lebih terstruktur dan profesional.