Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Mengapa Margin Call Terjadi? Memahami Penyebab, Risiko, dan Cara Mencegahnya

Mengapa Margin Call Terjadi? Memahami Penyebab, Risiko, dan Cara Mencegahnya

by Rizka

Mengapa Margin Call Terjadi? Memahami Penyebab, Risiko, dan Cara Mencegahnya

Dalam dunia trading, istilah margin call adalah salah satu hal yang paling ditakuti oleh para trader, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman. Margin call terjadi ketika dana dalam akun trading tidak lagi cukup untuk menahan posisi yang sedang terbuka. Meskipun sering dianggap sebagai “mimpi buruk” trader, margin call sebenarnya adalah sistem perlindungan yang dibuat oleh broker untuk memastikan bahwa kerugian tidak melebihi modal yang tersedia. Untuk memahami lebih dalam mengapa margin call bisa terjadi, kita perlu membahas terlebih dahulu konsep margin, leverage, floating loss, dan bagaimana pergerakan harga memengaruhi ekuitas akun trader.


Apa Itu Margin dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Margin adalah dana jaminan yang dibutuhkan trader untuk membuka posisi. Saat Anda trading menggunakan leverage, broker hanya meminta sejumlah kecil dana (margin) sebagai syarat membuka posisi yang jauh lebih besar dari modal yang Anda miliki. Misalnya, jika leverage 1:500, Anda hanya perlu menyiapkan 0,2% dari total nilai transaksi untuk membuka posisi tersebut.

Margin bukanlah biaya, melainkan “uang jaminan” yang dikunci selama posisi masih berjalan. Jika posisi ditutup, margin tersebut akan kembali ke akun Anda.


Equity dan Floating Loss: Dua Faktor Penentu Margin Call

Equity adalah total nilai akun Anda saat ini, terdiri dari balance + floating profit/loss. Jika posisi Anda sedang rugi (floating loss), maka equity akan turun. Dan ketika equity turun hingga menyentuh batas tertentu yang ditetapkan broker (margin level), saat itulah margin call dapat terjadi.

Margin level dihitung dengan rumus:

Margin Level = (Equity / Margin) × 100%

Jika margin level turun di bawah batas yang ditentukan broker—biasanya 100%, 70%, atau bahkan 50% tergantung kebijakan—maka margin call atau bahkan stop out bisa terjadi.


Mengapa Margin Call Terjadi? Faktor-Faktor Penyebabnya

1. Leverage Terlalu Besar

Leverage tinggi memang dapat memperbesar profit, tetapi juga bisa mempercepat kerugian. Semakin besar leverage, semakin kecil margin yang diperlukan, dan semakin sensitif equity Anda terhadap pergerakan harga kecil sekalipun. Ketika pasar bergerak melawan posisi Anda, floating loss cepat membesar dan menggerus equity.

2. Tidak Menggunakan Stop Loss

Banyak trader pemula mengabaikan fungsi stop loss karena berharap harga akan kembali sesuai prediksi. Padahal pasar tidak dapat diprediksi 100% dan bisa terus bergerak berlawanan dengan posisi Anda. Tanpa stop loss, kerugian bisa melebar tanpa batas dan memicu margin call.

3. Overtrade atau Membuka Terlalu Banyak Posisi

Membuka terlalu banyak posisi sekaligus akan menghabiskan margin yang tersedia. Ketika pasar bergerak sedikit saja melawan prediksi, floating loss dari banyak posisi tersebut dapat menekan equity hingga margin level mencapai batas margin call.

4. Tidak Memperhitungkan Volatilitas Pasar

Berita ekonomi, rilis data, atau peristiwa global dapat menggerakkan pasar sangat cepat dan tajam. Jika posisi Anda terbuka tanpa memperhitungkan volatilitas tinggi, bahkan pergerakan 10–20 pips saja bisa meruntuhkan equity, terutama bila menggunakan lot besar.

5. Modal Terlalu Kecil untuk Menahan Fluktuasi Pasar

Akun dengan modal kecil sangat rentan terhadap margin call karena tidak memiliki cukup ruang untuk menahan fluktuasi normal pasar. Misalnya dengan modal $50 atau $100, membuka lot terlalu besar dapat membuat equity cepat turun hanya karena pergerakan kecil.

6. Salah Perhitungan Risiko dan Lot Size

Lot size harus selalu disesuaikan dengan modal dan risk management. Trader yang membuka lot terlalu besar melebihi kapasitas modalnya lebih berisiko mengalami margin call dibanding trader yang menghitung risiko secara matang.

7. Membiarkan Posisi Floating Terlalu Lama

Kadang harga tidak langsung menyentuh stop loss, tetapi tetap berada dalam posisi floating loss yang besar. Jika trader enggan menutup posisi rugi karena berharap harga berbalik, maka kemungkinan margin call semakin besar.


Margin Level Turun: Kapan Tepatnya Margin Call Terjadi?

Broker biasanya memberikan peringatan margin call ketika margin level turun hingga ambang tertentu—misalnya 100%. Pada level ini, broker memberi sinyal bahwa dana Anda tidak lagi aman untuk menahan posisi. Jika trader tidak menambah deposit atau menutup posisi, maka margin level bisa turun lebih jauh hingga mencapai batas stop out.

Stop out adalah kondisi ketika broker secara otomatis menutup posisi Anda untuk mencegah kerugian yang melebihi modal. Posisi dengan floating loss terbesar akan ditutup terlebih dahulu hingga margin level kembali aman.


Mengapa Margin Call Dianggap “Alarm” Bagi Trader?

Margin call sebenarnya adalah alarm dini agar trader sadar bahwa posisinya sudah sangat berisiko. Sistem ini mencegah kerugian yang tidak terkendali dan melindungi trader dari saldo negatif. Dengan margin call, trader dapat mengevaluasi ulang:

  • Apakah lot yang digunakan terlalu besar?

  • Apakah manajemen risiko sudah benar?

  • Apakah strategi sesuai kondisi pasar?

  • Apakah stop loss sudah digunakan dengan tepat?

Trader yang mengabaikan sinyal ini biasanya akan berakhir dengan stop out, yang berarti posisi tertutup paksa dan modal menyusut signifikan.


Cara Mencegah Margin Call

1. Gunakan Lot yang Sesuai dengan Modal

Gunakan risk management seperti 1–2% per transaksi. Jangan pernah membuka lot yang terlalu besar untuk ukuran modal kecil.

2. Selalu Pasang Stop Loss

Stop loss adalah pelindung akun Anda. Gunakan secara disiplin untuk membatasi kerugian.

3. Hindari Overtrade

Fokus pada kualitas analisa, bukan kuantitas posisi. Jangan membuka terlalu banyak posisi sekaligus.

4. Pahami Volatilitas Pasar

Perhatikan jadwal rilis berita ekonomi seperti NFP, CPI, FOMC, dan lainnya. Selalu sesuaikan strategi dengan volatilitas pasar.

5. Gunakan Leverage yang Bijak

Leverage besar bukan berarti harus digunakan secara maksimal. Pilih penggunaan lot yang tetap aman meskipun leverage tinggi.

6. Tambahkan Modal Jika Diperlukan

Jika ingin membuka posisi yang lebih besar atau menahan fluktuasi lebih lebar, tambahkan modal agar margin lebih longgar.

7. Evaluasi Strategi Secara Berkala

Analisa ulang setiap posisi yang floating loss. Jangan biarkan kerugian mengambang terlalu lama tanpa keputusan.


Saat Anda ingin memahami trading lebih dalam dan mengurangi risiko margin call, belajar bersama mentor yang berpengalaman adalah langkah terbaik. Didimax sebagai salah satu pusat edukasi trading forex terpercaya di Indonesia menyediakan bimbingan lengkap mulai dari dasar trading, pemahaman margin, leverage, hingga teknik manajemen risiko yang efektif. Semua materi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami serta bisa diikuti oleh pemula maupun trader yang ingin meningkatkan skill.

Untuk Anda yang ingin belajar trading secara lebih terarah, langsung dipandu oleh analis profesional, serta mendapatkan fasilitas lengkap seperti signal harian, bimbingan online maupun offline, dan komunitas trader aktif, Anda dapat mengikuti program edukasi trading Didimax melalui www.didimax.co.id. Edukasi ini 100% gratis dan dirancang untuk membantu Anda menjadi trader yang lebih disiplin, lebih paham risiko, dan lebih siap menghadapi dinamika pasar.