Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Mengapa Trading Forex Tidak Bisa Dilakukan Saat Weekend?

Mengapa Trading Forex Tidak Bisa Dilakukan Saat Weekend?

by rizki

Mengapa Trading Forex Tidak Bisa Dilakukan Saat Weekend?

Trading forex (foreign exchange) telah menjadi salah satu aktivitas keuangan paling populer dalam dekade terakhir. Dengan potensi keuntungan yang besar, akses yang mudah, dan fleksibilitas waktu, banyak orang dari berbagai latar belakang tertarik untuk menjajal dunia trading mata uang asing ini. Namun, bagi trader pemula yang baru memulai perjalanan mereka, salah satu hal yang sering menimbulkan pertanyaan adalah: mengapa trading forex tidak bisa dilakukan saat akhir pekan atau weekend?

Pertanyaan ini sangat wajar, terutama mengingat pasar kripto yang tetap buka 24 jam sehari bahkan selama akhir pekan. Lalu, mengapa pasar forex justru “libur” pada Sabtu dan Minggu? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bagaimana pasar forex beroperasi, siapa saja pemain utamanya, dan bagaimana struktur waktu perdagangan global bekerja.

Pasar Forex Buka 24 Jam, Tapi Tidak 7 Hari

Salah satu daya tarik utama pasar forex adalah kemampuannya untuk diperdagangkan selama 24 jam dalam sehari. Tapi ada satu catatan penting: pasar ini tidak buka 7 hari dalam seminggu. Pasar forex beroperasi dari Senin hingga Jumat, dan akan tutup selama akhir pekan, dimulai dari Jumat malam hingga Minggu malam (waktu Indonesia).

Mengapa bisa demikian? Ini berkaitan dengan bagaimana pasar forex terbentuk secara global. Tidak seperti pasar saham yang berpusat di satu bursa tertentu seperti NYSE (New York Stock Exchange) atau IDX (Bursa Efek Indonesia), pasar forex adalah pasar desentralisasi, yang berarti tidak memiliki pusat fisik dan beroperasi secara elektronik melalui jaringan bank, lembaga keuangan, dan trader individu di seluruh dunia.

Zona Waktu dan Jam Perdagangan

Pasar forex beroperasi melalui empat sesi utama yang mencerminkan aktivitas di pusat-pusat keuangan dunia:

  1. Sesi Sydney (Australia)

  2. Sesi Tokyo (Asia)

  3. Sesi London (Eropa)

  4. Sesi New York (Amerika Serikat)

Keempat sesi ini saling tumpang tindih, menciptakan pasar yang tampak buka 24 jam selama hari kerja. Misalnya, ketika sesi New York akan segera tutup, sesi Sydney sudah mulai buka, dan begitu seterusnya. Karena adanya perbedaan waktu ini, trader dari seluruh dunia bisa berdagang kapan pun, asalkan masih dalam hari kerja.

Namun, pada akhir pekan, semua pusat keuangan tersebut tutup, dan aktivitas pasar menjadi sangat minim, bahkan bisa dikatakan berhenti total. Tanpa partisipasi bank dan institusi besar, tidak ada cukup likuiditas untuk mempertahankan pergerakan pasar yang sehat.

Peran Besar Institusi Keuangan dan Bank Sentral

Untuk memahami lebih dalam, kita perlu melihat siapa sebenarnya yang mendominasi pasar forex. Dalam kenyataannya, lebih dari 90% volume perdagangan forex berasal dari institusi besar seperti bank sentral, bank komersial, hedge fund, perusahaan multinasional, dan institusi keuangan lainnya. Aktivitas perdagangan mereka lah yang menciptakan pergerakan harga di pasar.

Bank dan institusi besar ini hanya beroperasi dari Senin hingga Jumat. Mereka tutup pada akhir pekan karena mengikuti hari kerja reguler. Tanpa keterlibatan mereka, pasar kehilangan likuiditas, volatilitas menjadi tidak dapat diprediksi, dan risiko bagi trader individu meningkat tajam. Oleh karena itu, sebagian besar broker forex menutup akses perdagangan mereka saat weekend, demi melindungi trader dari ketidakstabilan harga yang bisa terjadi karena kurangnya pelaku pasar.

Potensi Risiko Jika Trading Diperbolehkan Saat Weekend

Bayangkan jika pasar forex tetap dibuka pada akhir pekan. Dengan minimnya pelaku pasar, spread (selisih antara harga bid dan ask) bisa menjadi sangat lebar, membuat transaksi menjadi sangat mahal. Selain itu, slippage atau perbedaan antara harga yang diminta dan harga eksekusi bisa meningkat drastis. Ini sangat merugikan, terutama bagi trader yang menggunakan strategi jangka pendek seperti scalping.

Di sisi lain, volatilitas bisa menjadi sangat liar karena tidak adanya penyeimbang dari institusi besar. Dalam kondisi seperti ini, analisis teknikal dan fundamental menjadi jauh kurang akurat. Hal ini tentu bukan kondisi ideal untuk melakukan perdagangan.

Broker yang mengizinkan trading di akhir pekan biasanya tidak mengakses pasar spot yang sebenarnya, melainkan menggunakan market simulasi atau internal dealing desk, di mana harga dibuat berdasarkan algoritma internal mereka. Ini membuka potensi konflik kepentingan dan menurunkan transparansi perdagangan.

Dampak Berita dan Market Gap

Selama akhir pekan, meskipun pasar forex tutup, bukan berarti dunia berhenti berputar. Banyak peristiwa penting bisa saja terjadi saat market tutup, seperti:

  • Konflik geopolitik

  • Pengumuman darurat dari bank sentral

  • Krisis keuangan

  • Bencana alam

Karena tidak ada aktivitas perdagangan untuk merespons peristiwa tersebut secara langsung, maka ketika pasar buka kembali pada Senin pagi, sering kali terjadi market gap—lonjakan harga tiba-tiba antara harga penutupan Jumat dan harga pembukaan Senin. Gap ini bisa membawa keuntungan besar, tapi juga bisa menyebabkan kerugian besar jika posisi yang Anda tahan dari akhir pekan bergerak berlawanan dengan prediksi.

Inilah alasan banyak trader profesional memilih untuk menutup semua posisi sebelum akhir pekan untuk menghindari resiko yang tidak bisa dikendalikan.

Perbedaan dengan Pasar Kripto

Pertanyaan umum yang sering muncul adalah: “Mengapa pasar kripto bisa buka 24/7, tapi forex tidak?” Jawabannya sederhana: struktur dan partisipan dari kedua pasar ini berbeda.

Pasar kripto bersifat terdesentralisasi dan tidak tergantung pada institusi keuangan tradisional. Banyak exchange kripto beroperasi secara otomatis dan global, memungkinkan perdagangan kapan saja, termasuk akhir pekan. Namun, ini juga yang menyebabkan volatilitas ekstrem di akhir pekan, terutama saat volume perdagangan menurun.

Forex, sebaliknya, masih sangat bergantung pada sistem keuangan global yang memiliki jam kerja tetap. Oleh karena itu, penutupan pasar pada akhir pekan bukan kelemahan, melainkan bentuk perlindungan dan stabilitas pasar itu sendiri.

Waktu Terbaik untuk Trading

Meskipun akhir pekan bukan waktu yang tepat untuk trading forex, bukan berarti Anda tidak bisa mempersiapkan diri. Justru, waktu weekend bisa dimanfaatkan untuk:

  • Meninjau kembali strategi trading

  • Melakukan analisis pasar dan review mingguan

  • Membaca berita ekonomi global

  • Mengikuti webinar atau pelatihan

  • Melakukan backtest strategi dengan data historis

Dengan begitu, saat pasar kembali buka pada hari Senin, Anda sudah siap dengan rencana yang matang.


Jika Anda ingin benar-benar memahami dinamika pasar forex, termasuk strategi menghadapi market gap, pengelolaan risiko yang baik, serta bagaimana memanfaatkan waktu saat market tutup untuk meningkatkan skill, maka bergabunglah bersama Didimax, broker forex terbaik di Indonesia yang sudah berpengalaman lebih dari satu dekade.

Di www.didimax.co.id, Anda bisa mengikuti berbagai program edukasi trading forex gratis yang dipandu oleh para mentor profesional dan bersertifikat. Tak hanya teori, Didimax juga menyediakan kelas praktik, komunitas trader aktif, serta support 24 jam untuk semua kliennya. Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan trading Anda bersama Didimax hari ini juga!