Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Mengenal Jenis Pivot point Trading Forex Cara Membacanya

Mengenal Jenis Pivot point Trading Forex Cara Membacanya

by Didimax Team

Pivot point trading forex sebagai indikator cukup akurat karena banyak trader memperhatikannya. Karena popularitasnya dapat menciptakan area di mana banyak menempatkan order buy atau sell, menghasilkan efek self-fulfilling prophecy. 

Pivot point trading forex adalah level harga digunakan oleh trader untuk mengidentifikasi potensi titik pembalikan atau reversal dalam pergerakan. Perhitungan melibatkan harga penutupan, tertinggi, terendah dari sesi trading sebelumnya. 

 

Jenis-Jenis Pivot point Trading Forex yang Perlu Anda Kuasai

Banyak trader, khususnya trader jangka pendek seperti intraday atau day trader, menggunakannya sebagai acuan dalam membuat keputusan trading. Level-level support resistance menjadi referensi penting dalam menentukan perdagangan.

1. Pivot point trading forex pada jenis standar

Pivot point standar pertama kali digunakan oleh floor trader di bursa saham, bekerja di lantai bursa. Menggunakan ini sebagai alat untuk menentukan level-level kunci membuat keputusan trading intraday.

Harga akan sangat mencerminkan nilai keseimbangan antara pembeli penjual intraday. Ini menunjukkan area di mana kesepakatan terjadi dengan volume perdagangan besar. Sebagai titik keseimbangan menjadi acuan untuk menilai arah potensial pergerakan selanjutnya.

Berfungsi sebagai level support resistance signifikan menggunakan untuk menentukan area di mana akan menempatkan order buy atau sell. Ini menciptakan zona di sekitar terjadi aktivitas perdagangan tinggi.

Sebagian besar order dalam market sering ditempatkan di antara pivot point level pertama support S1 serta resistance R1. Hal ini di sebabkan oleh keyakinan bahwa pergerakan mencapai level-level ini dalam pergerakan intraday.

Bekerja dengan baik di grafik harga karena banyak trader mempercayainya sebagai level support resistance efektif. Saat mendekati atau mencapai pivot point, trader cenderung melakukan aksi beli atau jual, menciptakan potensi untuk pergerakan signifikan.

2. Pivot Point Fibonacci untuk menentukan level-level support resistance

Pivot point trading forex menggunakan rasio-rasio Fibonacci, seperti 23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, 78.6%, dalam perhitungannya. Rasio-rasio ini di peroleh dari deret Fibonacci digunakan untuk menentukan level-level support resistance. 

Level-level Fibonacci di hasilkan dari pivot point dianggap sebagai level-level support resistance signifikan. Misalnya, 38.2% 61.8% sering digunakan sebagai level-level dapat memberikan indikasi potensi pembalikan harga.

Membantu trader dalam mengidentifikasi tingkat retracement pembalikan sebagian extension dari pergerakan harga sebelumnya. Level-level Fibonacci memberikan petunjuk mengenai area di mana mengalami pembalikan atau melanjutkan trennya.

Dalam penggunaan atau Fibonacci standar tetap digunakan sebagai titik referensi utama. Sementara level-level Fibonacci ditambahkan untuk memberikan tambahan informasi mengenai level-level potensial dapat mempengaruhi pergerakan harga.

Trader menggunakannya seringkali menggabungkannya dengan indikator teknikal lainnya seperti moving averages, MACD, atau pola candlestick. Kombinasi analisis ini dapat memberikan konfirmasi lebih lanjut membantu trader membuat keputusan lebih terinformasi.

3. Pivot Point Woodie fokus pada emosi pasar

Pivot point trading forex memberikan bobot tambahan pada harga penutupan terakhir previous close. Dalam perhitungannya, nilai tambahan atau bobot diberikan kepada harga penutupan, dianggap lebih relevan dalam mencerminkan sentimen pasar secara keseluruhan.

Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa harga pembukaan penutupan lebih representatif terhadap sentimen pasar daripada harga. Harga pembukaan penutupan dianggap lebih akurat dalam mencerminkan emosi tindakan market participants.

Woodie's menitikberatkan fokus pada emosi pasar tercermin dalam harga pembukaan penutupan. Harga tertinggi terendah dianggap sebagai tingkat ekstrem mungkin di pengaruhi oleh faktor-faktor teknis atau kejadian sporadis.

Penggunaan Woodie tidak seumum penggunaan pivot point klasik atau Fibonacci. Meskipun ada sebagian trader mengandalkan Woodie's, namun masih ada variasi preferensi di kalangan trader mengenai jenis yang di gunakan.

Dengan memberikan bobot tambahan pada harga penutupan, Woodie's mencoba untuk memberikan lebih banyak perhatian pada sentimen pasar secara keseluruhan. Ini dapat membantu trader memahami dinamika emosional pasar memutuskan arah perdagangan.

4. Pivot Point Camarilla sebagai alternative perhitungan level support resistance

Pivot point trading forex Camarilla dikembangkan pada tahun 1989 oleh seorang trader bernama Nick Stott. Metode ini dirancang untuk memberikan alternative perhitungan level support resistance dibandingkan dengan standar.

Nilai ini dihitung menggunakan rumus sama seperti standar, yaitu sebagai rata-rata dari harga tertinggi high, terendah low, penutupan close dari sesi trading sebelumnya. Rumus umumnya adalah (H + L + C) / 3.

Camarilla menggunakan besaran pengali tertentu untuk menghitung level-level support resistance. Pengali ini memainkan peran penting dalam menentukan seberapa jauh level-level tersebut pengali ini dapat berbeda untuk setiap level support resistance.

5. Pivot Point Demark untuk menentukan level resistance atas level support bawah

Pivot point trading forex Demark hanya memiliki satu level support S1 satu level resistance R1. Hal ini membuatnya berbeda dari jenis pivot point lain biasanya memiliki beberapa level support resistance.

Perhitungan Demark melibatkan kondisi alami antara harga pembukaan open price harga penutupan close price sesi sebelumnya. Ini menciptakan satu level mencerminkan perbedaan antara dua harga tersebut.

Tom Demark menggunakan angka X dalam perhitungan untuk menentukan level resistance atas level support bawah. Perhitungan ini melibatkan perbandingan harga penutupan sesi sebelumnya dengan pembukaan sesi sekarang.

Demark mencoba untuk menggambarkan perbedaan alami antara harga pembukaan penutupan sebagai indikator potensi perubahan sentimen pasar. Konsep ini mempertimbangkan fluktuasi intraday menghubungkannya dengan potensi arah pergerakan berikutnya.

Demark dapat digunakan dalam trading analisis untuk menentukan potensi level-level penting. Meskipun hanya memiliki satu level support resistance, keunikan dalam perhitungan pendekatan Demark menjadikannya alat analisis teknikal menarik.

Bisa menjadi pilihan bagi trader mencari pendekatan lebih sederhana dengan fokus pada perbedaan alami antara harga pembukaan penutupan. Seperti halnya dengan setiap alat analisis, penting untuk memahami cara menggunakannya dalam pengambilan keputusan trading.

Cara Membaca Pivot Point Trading Forex Sebagai Indikator dalam Jual Beli 

Pivot point trading forex sebagai indikator leading karena memberikan gambaran potensi pergerakan ke depan berdasarkan perhitungan dari harga sesi sebelumnya. Ini memungkinkan trader untuk mendapatkan pandangan awal tentang level-level kunci sentimen pasar.

Jika harga berada di bawah pivot point, ini sebagai sentimen bearish, menunjukkan dominasi penjual. Sebaliknya, jika berada di atas pivot point, sentimen dianggap bullish, menunjukkan dominasi pembeli.

Jika turun di bawah trader dapat menggunakan level-level support S1, S2, S3 sebagai target potensial. S1 adalah target pertama, S2 adalah target kedua, seterusnya. Jika berhasil menembus satu level support, target berikutnya menjadi fokus.

Sebaliknya, jika naik di atas pivot point, dapat menggunakan level-level resistance R1, R2, R3 sebagai target potensial. R1 adalah target pertama, R2 adalah target kedua, seterusnya jika berhasil menembus satu level resistance, target berikutnya menjadi fokus.

Menjadi pemicu untuk entry market misalnya, jika berhasil breakout di atas pivot point, ini dapat dianggap sebagai sinyal untuk membuka posisi buy. Sebaliknya, breakout di bawah dapat diartikan sebagai sinyal untuk membuka posisi sell.

Anda membutuhkan konfirmasi sinyal dari pivot point dengan menggunakan indikator teknikal lainnya seperti moving averages, RSI, atau MACD. Dalam memahami kombinasi tersebut Anda membutuhkan broker forex terbaik seperti didimax yang siap membantu memberikan saran.

Penting untuk di ingat bahwa pivot point hanyalah satu dari banyak alat analisis teknikal tersedia, penggunaannya sebaiknya dikombinasikan. Dengan pemahaman menyeluruh tentang kondisi pasar yang mempengaruhi pergerakan maka akan mengoptimalkan pivot point trading forex.