Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Menggunakan Analisis Intermarket untuk Prediksi Pergerakan Forex di 2025

Menggunakan Analisis Intermarket untuk Prediksi Pergerakan Forex di 2025

by Iqbal

Dalam dunia trading forex, kemampuan memprediksi pergerakan harga adalah keterampilan yang sangat diinginkan oleh para trader. Salah satu pendekatan yang semakin mendapatkan perhatian di kalangan trader profesional adalah analisis intermarket. Analisis ini melibatkan studi hubungan antara berbagai pasar keuangan — seperti pasar obligasi, komoditas, saham, dan mata uang — untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap mengenai arah pergerakan forex. Menjelang tahun 2025, di tengah ketidakpastian global dan dinamika ekonomi yang terus berubah, analisis intermarket berpotensi menjadi alat yang sangat berharga bagi para trader forex.

Apa Itu Analisis Intermarket?

Analisis intermarket pertama kali diperkenalkan secara luas oleh John Murphy, seorang analis teknikal ternama. Konsep dasarnya adalah bahwa tidak ada pasar yang bergerak secara independen. Sebaliknya, setiap pasar saling terkait dan saling memengaruhi. Misalnya, kenaikan harga komoditas seperti minyak sering kali diikuti oleh pelemahan mata uang negara-negara pengimpor minyak. Sebaliknya, negara-negara pengekspor minyak cenderung mengalami penguatan mata uangnya ketika harga minyak naik.

Dalam konteks forex, analisis intermarket membantu trader memahami bagaimana pergerakan pasar saham, obligasi, dan komoditas dapat memengaruhi nilai tukar mata uang tertentu. Ini memberikan konteks tambahan yang sangat penting di luar analisis teknikal dan fundamental tradisional.

Mengapa Analisis Intermarket Penting di 2025?

Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun penuh tantangan bagi pasar keuangan global. Dengan dampak jangka panjang pandemi yang masih terasa, ketegangan geopolitik di berbagai wilayah, hingga perubahan kebijakan moneter global, semua ini menciptakan lingkungan yang sangat dinamis. Dalam kondisi seperti ini, mengandalkan analisis teknikal atau fundamental saja bisa jadi tidak cukup. Trader perlu mempertimbangkan gambaran besar, yang mencakup hubungan lintas pasar.

Beberapa faktor yang diperkirakan akan mendominasi pasar global di 2025 antara lain:

  1. Kebijakan Bank Sentral Global
    The Fed, ECB, dan BoJ diperkirakan akan terus mengkalibrasi kebijakan moneter mereka di tengah inflasi yang belum sepenuhnya terkendali. Suku bunga di AS dan Eropa akan memainkan peran kunci dalam menentukan arah dolar AS dan euro.

  2. Harga Komoditas
    Harga energi, khususnya minyak dan gas, diprediksi masih akan fluktuatif akibat ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dan transisi energi global ke sumber daya terbarukan. Ini berdampak langsung pada mata uang komoditas seperti dolar Kanada (CAD), dolar Australia (AUD), dan rubel Rusia (RUB).

  3. Pasar Obligasi dan Yield Curve
    Inversi yield curve yang sering dikaitkan dengan resesi ekonomi bisa menjadi sinyal penting bagi para trader forex di 2025. Ketika imbal hasil obligasi AS naik tajam, biasanya hal ini memperkuat dolar AS, sementara imbal hasil yang melemah cenderung memicu aksi jual dolar.

  4. Pasar Saham Global
    Ketika pasar saham global mengalami tekanan, investor cenderung mencari aset aman (safe haven) seperti dolar AS, yen Jepang, dan emas. Sebaliknya, reli di pasar saham cenderung menekan permintaan aset safe haven.

Hubungan Antara Pasar dan Dampaknya pada Forex

1. Dolar AS dan Obligasi AS

Dolar AS memiliki hubungan erat dengan imbal hasil (yield) obligasi AS. Ketika yield obligasi naik karena ekspektasi suku bunga lebih tinggi, dolar AS cenderung menguat. Ini karena investor global mencari return lebih tinggi di pasar obligasi AS, yang mendorong permintaan dolar.

Namun, di 2025, dinamika ini bisa lebih kompleks karena ketidakpastian fiskal di AS dan potensi resesi. Trader forex perlu memperhatikan data ekonomi AS dan arah kebijakan The Fed untuk membaca potensi pergerakan dolar.

2. Mata Uang Komoditas dan Harga Komoditas

Dolar Australia (AUD), dolar Kanada (CAD), dan dolar Selandia Baru (NZD) sangat dipengaruhi oleh harga komoditas seperti emas, minyak, dan logam industri. Ketika harga komoditas naik, mata uang-mata uang ini cenderung menguat. Sebaliknya, harga komoditas yang melemah sering kali menekan mata uang-mata uang tersebut.

Di 2025, transisi energi dan ketegangan geopolitik bisa membuat harga komoditas bergerak liar, menjadikan analisis intermarket sebagai alat prediksi yang sangat penting.

3. Yen Jepang dan Sentimen Risiko

Yen Jepang dikenal sebagai mata uang safe haven, yang cenderung menguat ketika pasar global mengalami gejolak. Di sisi lain, ketika pasar saham reli dan risk appetite meningkat, yen cenderung melemah.

Dengan ketidakpastian global yang diperkirakan tetap tinggi di 2025, yen bisa menjadi indikator penting untuk mengukur sentimen risiko global, yang berdampak langsung pada pasangan mata uang USD/JPY.

Studi Kasus: Krisis Energi dan Dampak pada Forex

Misalnya, jika di awal 2025 terjadi lonjakan harga minyak akibat konflik di Timur Tengah, kita bisa memperkirakan beberapa hal melalui analisis intermarket:

  • Harga minyak yang lebih tinggi mendorong penguatan dolar Kanada (CAD), karena Kanada adalah salah satu pengekspor minyak terbesar di dunia.
  • Di sisi lain, yen Jepang (JPY) bisa menguat karena meningkatnya ketidakpastian global mendorong aliran dana ke aset safe haven.
  • Dolar AS (USD) mungkin menguat dalam jangka pendek karena permintaan akan aset aman, tetapi bisa melemah jika inflasi domestik di AS melonjak akibat harga energi yang tinggi.

Dari skenario ini, trader forex yang memahami hubungan lintas pasar akan memiliki keunggulan dibandingkan mereka yang hanya fokus pada chart teknikal atau data ekonomi saja.

Membangun Strategi Trading Forex dengan Analisis Intermarket

Untuk menerapkan analisis intermarket dalam strategi trading forex, trader perlu:

  1. Memantau Data Ekonomi Global Secara Menyeluruh
    Tidak hanya data ekonomi negara terkait pasangan mata uang, tetapi juga data komoditas, yield obligasi, dan indeks saham utama.

  2. Memahami Korelasi Antar Aset
    Misalnya, bagaimana hubungan antara indeks S&P 500 dan USD/JPY, atau antara harga emas dan AUD/USD.

  3. Menggunakan Kalender Ekonomi Global
    Kalender ekonomi yang mencakup jadwal rilis data utama dari AS, Eropa, China, dan negara penghasil komoditas sangat penting.

  4. Menggabungkan Analisis Intermarket dengan Analisis Teknikal
    Sinyal teknikal seperti breakout atau reversal bisa divalidasi dengan konfirmasi dari dinamika lintas pasar.

Kesimpulan

Tahun 2025 akan menjadi tahun yang penuh tantangan sekaligus peluang bagi trader forex. Dengan menguasai analisis intermarket, trader bisa mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang kondisi pasar global, serta memahami bagaimana hubungan antar pasar memengaruhi nilai tukar mata uang. Analisis intermarket bukan sekadar teori, melainkan pendekatan praktis yang bisa memberikan keunggulan kompetitif di pasar forex yang semakin kompleks.

Mengingat pentingnya penguasaan analisis intermarket untuk kesuksesan trading di 2025, kini saatnya Anda memperdalam wawasan dan keterampilan trading Anda. Didimax sebagai broker forex terbaik di Indonesia menawarkan program edukasi trading yang komprehensif, mulai dari analisis teknikal, fundamental, hingga intermarket. Dengan bimbingan mentor profesional dan materi edukasi terlengkap, Anda bisa belajar langsung bagaimana menerapkan analisis intermarket dalam strategi trading harian Anda.

Jangan lewatkan kesempatan emas ini! Kunjungi www.didimax.co.id dan daftarkan diri Anda sekarang untuk mengikuti program edukasi trading forex gratis. Jadilah trader cerdas yang siap menghadapi tantangan pasar 2025 dengan analisis intermarket yang kuat dan strategi trading yang matang.