Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Menggunakan Fibonacci Retracement untuk Menentukan Entry Point

Menggunakan Fibonacci Retracement untuk Menentukan Entry Point

by Iqbal

Menggunakan Fibonacci Retracement untuk Menentukan Entry Point

Dalam dunia trading, baik itu di pasar saham, forex, maupun cryptocurrency, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh para trader adalah menentukan waktu yang tepat untuk masuk ke pasar atau biasa disebut entry point. Kesalahan dalam menentukan entry point dapat berujung pada kerugian yang signifikan. Untuk itu, banyak trader profesional menggunakan berbagai alat bantu teknikal untuk membantu mereka mengambil keputusan yang lebih tepat. Salah satu alat teknikal yang cukup populer adalah Fibonacci Retracement.

Fibonacci Retracement bukan hanya sekadar alat teknikal biasa, melainkan sebuah pendekatan matematis yang berasal dari deret Fibonacci. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang apa itu Fibonacci Retracement, bagaimana cara menggunakannya, dan bagaimana ia dapat membantu Anda menentukan entry point yang lebih akurat dalam aktivitas trading Anda.

Apa Itu Fibonacci Retracement?

Fibonacci Retracement adalah indikator teknikal yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi level support dan resistance dalam sebuah pergerakan harga. Indikator ini didasarkan pada rasio-rasio yang diambil dari deret angka Fibonacci, yaitu: 23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, dan 78.6%. Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar harga kemungkinan akan terkoreksi sebelum melanjutkan arah tren utamanya.

Ide dasarnya adalah bahwa setelah harga mengalami pergerakan yang signifikan—baik naik maupun turun—maka harga cenderung untuk mengalami koreksi (retracement) sebelum melanjutkan pergerakannya. Di sinilah level-level Fibonacci digunakan untuk memprediksi di mana harga mungkin akan berhenti dan berbalik arah.

Dasar Matematika dari Fibonacci

Angka-angka Fibonacci ditemukan oleh Leonardo Fibonacci, seorang matematikawan dari Italia, pada abad ke-13. Deret angka Fibonacci dimulai dari 0 dan 1, lalu angka berikutnya adalah hasil penjumlahan dua angka sebelumnya: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, dan seterusnya.

Rasio-rasio yang digunakan dalam Fibonacci Retracement berasal dari hubungan antara angka-angka dalam deret tersebut. Misalnya, jika Anda membagi angka dalam deret dengan angka setelahnya (contoh: 21/34), hasilnya mendekati 0.618 atau 61.8%. Jika Anda membagi angka dalam deret dengan angka dua tempat setelahnya (contoh: 21/55), hasilnya mendekati 0.382 atau 38.2%.

Rasio-rasio ini dianggap merepresentasikan pola alami dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pergerakan harga di pasar keuangan.

Bagaimana Cara Menggunakan Fibonacci Retracement?

Untuk menggunakan Fibonacci Retracement dalam analisis teknikal, langkah pertama adalah mengidentifikasi titik tertinggi (swing high) dan titik terendah (swing low) dari pergerakan harga. Setelah kedua titik ini ditentukan, Anda dapat menggambar garis Fibonacci Retracement dari swing high ke swing low (untuk tren turun) atau dari swing low ke swing high (untuk tren naik).

Platform trading seperti MetaTrader, TradingView, dan banyak lainnya biasanya menyediakan alat Fibonacci Retracement yang memudahkan Anda menggambar level-level tersebut secara otomatis.

Level-level Fibonacci yang digambarkan akan menunjukkan area-area di mana harga berpotensi melakukan pembalikan arah. Misalnya, jika harga sedang dalam tren naik dan mulai mengalami koreksi, maka level 38.2%, 50%, dan 61.8% sering kali menjadi zona di mana harga berhenti terkoreksi dan melanjutkan tren naiknya.

Menentukan Entry Point Menggunakan Fibonacci Retracement

Untuk menentukan entry point menggunakan Fibonacci Retracement, langkah-langkah berikut bisa dijadikan acuan:

1. Identifikasi Tren Utama

Langkah pertama adalah mengidentifikasi arah tren utama. Apakah harga sedang dalam tren naik atau tren turun? Ini penting karena Fibonacci digunakan untuk mencari koreksi dari tren utama, bukan untuk melawan tren.

2. Tentukan Swing High dan Swing Low

Cari titik tertinggi dan terendah terbaru dari pergerakan harga. Ini akan menjadi acuan untuk menarik garis Fibonacci Retracement. Untuk tren naik, tarik garis dari swing low ke swing high. Untuk tren turun, tarik dari swing high ke swing low.

3. Perhatikan Level-Level Retracement

Setelah garis ditarik, perhatikan level-level retracement seperti 38.2%, 50%, dan 61.8%. Ini adalah level-level yang sering dijadikan acuan oleh para trader untuk mencari peluang entry. Biasanya, entry dilakukan setelah harga menunjukkan sinyal pembalikan seperti candlestick reversal (hammer, engulfing, dll) di salah satu level Fibonacci tersebut.

4. Konfirmasi dengan Indikator Lain

Meskipun Fibonacci sangat berguna, Anda sebaiknya tidak mengandalkannya secara tunggal. Gunakan indikator lain seperti RSI, MACD, atau Stochastic untuk mengonfirmasi sinyal. Jika, misalnya, harga berada di level 61.8% dan RSI menunjukkan kondisi oversold, maka kemungkinan besar harga akan berbalik naik.

5. Tentukan Stop Loss dan Take Profit

Gunakan level Fibonacci berikutnya sebagai acuan untuk stop loss dan take profit. Misalnya, jika Anda masuk di level 50%, maka Anda bisa menempatkan stop loss di bawah level 61.8% dan target take profit di sekitar level 23.6% atau kembali ke swing high.

Kelebihan dan Kelemahan Fibonacci Retracement

Kelebihan:

  • Mudah digunakan: Cukup dengan menarik garis dari swing high ke swing low.

  • Bersifat universal: Berlaku di semua pasar (forex, saham, crypto) dan semua timeframe.

  • Cocok untuk strategi follow the trend: Mengidentifikasi peluang entry di fase koreksi tren.

Kelemahan:

  • Subjektif: Penentuan swing high dan low bisa berbeda antar trader.

  • Bukan sinyal yang berdiri sendiri: Harus dikombinasikan dengan indikator lain untuk akurasi.

  • Tidak menjamin pembalikan harga: Harga bisa saja menembus semua level Fibonacci.

Studi Kasus: Trading EUR/USD dengan Fibonacci

Misalkan Anda memperhatikan pasangan mata uang EUR/USD yang sedang berada dalam tren naik. Setelah harga naik dari 1.0800 ke 1.1200, Anda mencurigai adanya koreksi. Anda menarik garis Fibonacci dari 1.0800 (swing low) ke 1.1200 (swing high).

Hasilnya, level-level retracement muncul di:

  • 23.6% = 1.1108

  • 38.2% = 1.1046

  • 50% = 1.1000

  • 61.8% = 1.0954

Harga mulai terkoreksi ke arah bawah dan menyentuh level 38.2%. Di saat bersamaan, indikator RSI menunjukkan kondisi oversold. Anda memutuskan untuk entry buy di level 1.1046 dengan target di 1.1200 dan stop loss di bawah 1.0954.

Strategi ini memungkinkan Anda masuk di harga yang lebih murah saat tren masih berlangsung, serta dengan manajemen risiko yang jelas.

Kesimpulan

Fibonacci Retracement adalah alat analisis teknikal yang sangat berguna dalam membantu trader menentukan titik entry yang potensial. Dengan memahami level-level retracement dan menggabungkannya dengan indikator teknikal lainnya, trader dapat meningkatkan akurasi dalam pengambilan keputusan dan meminimalisir risiko.

Namun, seperti semua alat analisis lainnya, Fibonacci Retracement bukanlah jaminan keuntungan. Dibutuhkan latihan, disiplin, dan pemahaman mendalam untuk benar-benar menguasai penggunaannya.


Ingin menguasai teknik Fibonacci Retracement secara lebih mendalam dan praktis? Bergabunglah dalam program edukasi trading bersama Didimax, broker forex terbaik dan terpercaya di Indonesia. Di sana, Anda akan belajar langsung dari mentor-mentor berpengalaman yang siap membimbing Anda dari dasar hingga mahir dalam dunia trading.

Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga dan daftarkan diri Anda. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan ilmu trading eksklusif yang bisa mengubah cara Anda mengambil keputusan di pasar. Edukasi gratis, fasilitas lengkap, dan komunitas trader yang suportif menanti Anda!