Menggunakan Pivot Point untuk Menentukan Stop Loss dan Take Profit dalam Trading Forex
Dalam dunia trading forex, penentuan level stop loss dan take profit merupakan elemen penting yang tidak boleh diabaikan. Stop loss membantu trader meminimalkan kerugian, sementara take profit memungkinkan mereka untuk mengamankan keuntungan. Salah satu alat analisis teknikal yang cukup efektif dalam membantu penentuan level-level ini adalah pivot point. Dengan memahami dan menerapkan pivot point secara tepat, trader dapat membuat keputusan entry dan exit yang lebih terukur dan berdasarkan data objektif, bukan sekadar spekulasi.
Apa Itu Pivot Point?

Pivot point adalah indikator teknikal yang digunakan untuk menentukan potensi level support dan resistance berdasarkan harga sebelumnya. Indikator ini awalnya digunakan oleh para trader di lantai bursa, namun kini sudah menjadi bagian penting dalam analisis teknikal modern. Rumus dasar pivot point adalah:
Pivot Point (PP) = (High + Low + Close) / 3
Dari nilai PP ini, kemudian dihitung level-level support (S1, S2, S3) dan resistance (R1, R2, R3) yang akan menjadi acuan dalam analisis harga berikutnya.
Level-level tersebut memberi gambaran mengenai potensi batas pergerakan harga di hari atau minggu selanjutnya. Dalam konteks manajemen risiko, pivot point sangat bermanfaat dalam menentukan area stop loss dan take profit dengan lebih akurat.
Mengapa Pivot Point Efektif untuk Menentukan Stop Loss dan Take Profit?
-
Berdasarkan Pergerakan Harga Historis
Pivot point dihitung dari data harga sebelumnya (high, low, dan close), sehingga mencerminkan tingkat keseimbangan pasar. Ini memberi dasar yang lebih objektif untuk menentukan batas risiko dan target keuntungan.
-
Level Support dan Resistance yang Diakui Secara Luas
Banyak trader dan algoritma mengikuti level pivot point. Artinya, ketika harga mendekati level-level ini, kemungkinan terjadi reaksi pasar cukup tinggi. Ini menjadikannya tempat yang baik untuk menempatkan stop loss atau take profit.
-
Membantu Menghindari Emosi dalam Trading
Dengan adanya acuan yang jelas, trader bisa lebih disiplin dan tidak mudah terpengaruh emosi seperti serakah atau takut. Stop loss dan take profit menjadi lebih terencana.
Cara Menentukan Stop Loss Menggunakan Pivot Point
Penempatan stop loss harus memperhitungkan volatilitas pasar dan posisi trader (buy/sell). Berikut ini contoh cara menggunakan pivot point dalam menentukan stop loss:
1. Posisi Buy
Jika Anda membuka posisi buy di sekitar level support (misalnya S1), maka level stop loss bisa ditempatkan sedikit di bawah support berikutnya (misalnya S2). Alasannya, jika harga menembus S2, maka kemungkinan besar tren turun sedang kuat dan posisi buy perlu ditutup untuk menghindari kerugian lebih dalam.
Contoh:
2. Posisi Sell
Sebaliknya, jika Anda mengambil posisi sell di sekitar level resistance (misalnya R1), maka stop loss bisa ditempatkan sedikit di atas resistance berikutnya (misalnya R2).
Contoh:
Dengan pendekatan ini, stop loss Anda tidak akan terlalu dekat hingga mudah tersentuh noise pasar, tetapi juga tidak terlalu jauh sehingga merugikan.
Cara Menentukan Take Profit Menggunakan Pivot Point
Target take profit sebaiknya ditentukan berdasarkan seberapa jauh potensi pergerakan harga dari titik entry menuju level pivot berikutnya.
1. Posisi Buy
Jika Anda entry di level support, maka target take profit bisa ditempatkan di pivot point utama (PP) atau resistance pertama (R1), tergantung dari kekuatan tren.
Contoh:
2. Posisi Sell
Jika Anda entry di resistance, maka take profit bisa ditempatkan di pivot point atau support pertama (S1).
Contoh:
Pendekatan ini membantu trader untuk menyesuaikan strategi take profit dengan kondisi pasar saat itu: apakah sedang trending kuat atau bergerak dalam range sempit.
Tips Tambahan Menggunakan Pivot Point untuk SL/TP
-
Kombinasikan dengan Indikator Lain
Untuk validasi tambahan, Anda bisa menggabungkan pivot point dengan indikator seperti RSI atau MACD. Jika RSI menunjukkan kondisi overbought di area resistance, maka peluang sell dengan stop loss di atas R2 dan take profit di PP atau S1 bisa jadi lebih kuat.
-
Perhatikan Volatilitas
Gunakan indikator seperti ATR (Average True Range) untuk mengukur volatilitas dan menentukan seberapa besar jarak ideal antara entry, stop loss, dan take profit. Jangan memaksakan jarak SL/TP terlalu sempit jika volatilitas sedang tinggi.
-
Gunakan Pivot Harian atau Mingguan
Untuk trader intraday, pivot harian lebih cocok digunakan. Sementara bagi swing trader atau posisi jangka menengah, pivot mingguan memberikan acuan yang lebih stabil dan luas.
Kesimpulan
Menggunakan pivot point dalam trading forex bukan hanya membantu dalam mengidentifikasi peluang entry, tetapi juga sangat efektif untuk menentukan level stop loss dan take profit yang rasional dan terukur. Dengan pendekatan ini, trader memiliki acuan objektif dalam merancang strategi manajemen risiko yang lebih baik, tanpa harus bergantung sepenuhnya pada feeling atau emosi sesaat. Selain itu, penggunaan pivot point memberikan struktur dalam pengambilan keputusan yang sangat dibutuhkan dalam pasar yang cepat dan dinamis seperti forex.
Untuk kamu yang ingin lebih memahami cara menggunakan pivot point dan strategi manajemen risiko secara praktis dan menyeluruh, kami mengundang kamu untuk bergabung dalam program edukasi trading di www.didimax.co.id. Di sana, kamu akan dibimbing langsung oleh mentor profesional yang sudah berpengalaman dalam dunia trading forex, termasuk penggunaan indikator teknikal seperti pivot point secara real-time.
Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar dari yang terbaik dan mengembangkan kemampuan tradingmu secara maksimal. Edukasi ini sepenuhnya GRATIS dan bisa kamu ikuti secara online maupun offline. Ayo, saatnya tingkatkan potensi profit kamu bersama Didimax!