Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Outlook Ekonomi AS Bawa Tekanan Baru untuk EUR dan GBP

Outlook Ekonomi AS Bawa Tekanan Baru untuk EUR dan GBP

by Iqbal

Outlook Ekonomi AS Bawa Tekanan Baru untuk EUR dan GBP

Dalam dinamika pasar forex global, outlook ekonomi Amerika Serikat (AS) kerap menjadi faktor penentu utama terhadap pergerakan berbagai mata uang dunia, termasuk Euro (EUR) dan Poundsterling Inggris (GBP). Saat para investor dan pelaku pasar menilai data ekonomi AS dan kebijakan yang dijalankan pemerintah serta Federal Reserve, nilai tukar kedua mata uang utama Eropa tersebut kerap terombang-ambing. Di tengah pemulihan ekonomi pascapandemi dan meningkatnya tekanan geopolitik serta inflasi global, EUR dan GBP menghadapi tantangan baru yang signifikan akibat outlook ekonomi AS yang semakin solid.

Fundamental Ekonomi AS yang Kuat

Perekonomian AS terus menunjukkan ketahanan yang mengesankan meskipun dibayangi oleh berbagai ketidakpastian global. Data ekonomi seperti pertumbuhan GDP yang stabil, inflasi yang mulai melandai meski masih di atas target, serta tingkat pengangguran yang tetap rendah menjadi indikator utama bahwa ekonomi Negeri Paman Sam masih berada di jalur positif.

Kondisi ini membuat dolar AS semakin menarik bagi investor sebagai aset safe haven. Di sisi lain, outlook ekonomi AS yang kuat memberikan dorongan terhadap kemungkinan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut oleh Federal Reserve. Ekspektasi kenaikan suku bunga atau mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu lama menciptakan selisih suku bunga (interest rate differential) yang merugikan EUR dan GBP. Pasalnya, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BoE) harus mempertimbangkan perlambatan ekonomi domestik saat menentukan arah kebijakan moneternya.

Dampak terhadap Euro (EUR)

Euro, sebagai mata uang dari zona euro yang terdiri dari 20 negara, sangat sensitif terhadap perkembangan ekonomi global, terutama AS. Saat outlook ekonomi AS membaik, nilai tukar EUR/USD cenderung melemah karena investor lebih memilih menempatkan dana mereka di aset-aset dolar AS yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.

Ketika inflasi di kawasan euro masih tinggi namun pertumbuhan ekonomi stagnan, ECB menghadapi dilema kebijakan. Menaikkan suku bunga terlalu agresif dapat menekan pertumbuhan lebih dalam, sementara tidak menaikkan suku bunga akan memperburuk tekanan inflasi. Akibatnya, euro menjadi rentan terhadap pelemahan, terutama jika data-data ekonomi AS terus menunjukkan performa yang lebih unggul.

Pada paruh pertama tahun 2025, EUR/USD telah beberapa kali tertekan di bawah level psikologis 1,08. Tekanan tersebut diperkuat oleh rilis data ketenagakerjaan AS yang solid serta indeks manufaktur dan jasa yang menunjukkan ekspansi. Di saat yang sama, data dari Jerman dan Prancis justru menunjukkan kontraksi sektor industri dan lemahnya kepercayaan konsumen.

Poundsterling (GBP) Terjepit antara Inflasi dan Stagnasi

Poundsterling juga mengalami tekanan serupa. Outlook ekonomi Inggris yang masih dibayangi oleh stagflasi—yakni kombinasi inflasi tinggi dan pertumbuhan rendah—membuat GBP rentan terhadap volatilitas. Bank of England menghadapi dilema yang sama dengan ECB, namun dengan tekanan domestik yang lebih tinggi akibat tingginya harga energi dan biaya hidup pasca-Brexit.

Di saat investor global melihat ekonomi AS sebagai lebih stabil dan menjanjikan, GBP/USD cenderung mengalami penurunan. Ketika The Fed menyatakan sikap hawkish dan memberi sinyal tetap mempertahankan suku bunga tinggi, GBP langsung merespons negatif. Hal ini terjadi karena Inggris tidak memiliki ruang fiskal maupun moneter sebesar AS untuk merespons tekanan ekonomi.

Sepanjang kuartal kedua 2025, pergerakan GBP/USD berkisar di bawah 1,26, bahkan sempat menyentuh level 1,24. Rilis data inflasi Inggris yang masih tinggi tak serta merta mendukung penguatan GBP, karena investor khawatir bahwa BoE akan kesulitan menyeimbangkan antara memerangi inflasi dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Perbandingan Kebijakan Moneter: Fed vs ECB dan BoE

Salah satu alasan utama mengapa outlook ekonomi AS membawa tekanan bagi EUR dan GBP adalah perbedaan arah kebijakan moneter antara bank sentral AS dan bank sentral Eropa serta Inggris. The Fed, dengan mandat ganda untuk menjaga stabilitas harga dan mencapai lapangan kerja penuh, memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam mengatur suku bunga.

Sementara itu, ECB dan BoE berada dalam posisi sulit karena struktur ekonomi mereka yang lebih rapuh dan ketergantungan terhadap faktor-faktor eksternal, seperti harga energi dan perdagangan global. Ketika The Fed menunjukkan sikap percaya diri terhadap kondisi ekonomi AS dan mengambil langkah hawkish, mata uang lain cenderung melemah karena daya tarik dolar meningkat.

Investor yang mencari imbal hasil lebih tinggi cenderung memindahkan dana mereka dari aset berbasis EUR atau GBP ke dolar AS. Fenomena ini juga memperkuat posisi dolar sebagai mata uang cadangan dunia dan alat lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi global.

Sentimen Pasar dan Strategi Investor

Outlook ekonomi AS tidak hanya memengaruhi EUR dan GBP secara fundamental, tetapi juga menciptakan dampak besar terhadap sentimen pasar. Setiap rilis data ekonomi utama seperti CPI (Consumer Price Index), NFP (Non-Farm Payroll), dan PMI (Purchasing Managers' Index) dari AS menjadi perhatian utama para trader forex.

Ketika data-data tersebut mengindikasikan kekuatan ekonomi AS, pasar cenderung bereaksi dengan meningkatkan permintaan terhadap dolar, yang pada akhirnya melemahkan EUR dan GBP. Dalam kondisi ini, strategi investasi yang umum digunakan adalah membeli USD dan menjual EUR atau GBP, terutama ketika divergence kebijakan moneter semakin lebar.

Trader institusional dan retail kerap memanfaatkan volatilitas ini untuk meraih keuntungan jangka pendek maupun menengah. Namun, risiko tetap ada, terutama jika terjadi kejutan kebijakan dari ECB atau BoE, atau perubahan mendadak dalam retorika The Fed.

Prospek Jangka Menengah

Melihat ke depan, tekanan terhadap EUR dan GBP kemungkinan besar akan berlanjut selama outlook ekonomi AS tetap positif dan suku bunga tetap tinggi. Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan terjadinya pembalikan arah jika perekonomian AS mulai melambat atau muncul risiko sistemik dari sektor keuangan atau geopolitik.

Investor dan pelaku pasar disarankan untuk terus memantau perkembangan data ekonomi utama dari AS serta komentar dari pejabat Federal Reserve. Di sisi lain, perubahan politik di Eropa, khususnya pemilu dan kebijakan fiskal di Jerman, Prancis, dan Inggris, juga bisa menjadi faktor penggerak signifikan terhadap pergerakan EUR dan GBP.


Jika Anda tertarik untuk memahami lebih dalam dinamika pasar forex dan bagaimana outlook ekonomi global memengaruhi pergerakan mata uang, bergabunglah dalam program edukasi trading yang diselenggarakan oleh www.didimax.co.id. Di sana, Anda akan dibimbing oleh para mentor berpengalaman, dilengkapi dengan analisis pasar terkini dan strategi trading yang dapat diterapkan dalam kondisi pasar nyata.

Tak hanya itu, Didimax juga menyediakan akun demo gratis untuk latihan, webinar interaktif, dan komunitas trading aktif yang akan membantu Anda membangun kepercayaan diri dalam mengambil keputusan trading. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi Anda di dunia forex bersama Didimax, broker lokal terpercaya dan teregulasi resmi.