Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Overbought dan Oversold: Kunci Utama dalam Analisis Teknikal

Overbought dan Oversold: Kunci Utama dalam Analisis Teknikal

by Didimax Team

Overbought dan oversold merupakan dua konsep yang sangat penting dalam analisis teknikal trading forex. Ini adalah kondisi ketika harga aset turun dan naik hingga level tertentu serta mengalami kejenuhan.
 
Sebelum berinvestasi, seorang trader harus memahami bagaimana pergerakan tren harga instrument yang sistemnya selalu berubah-ubah. Ini agar trader bisa memastikan apakah nilai investasi akan naik atau turun, guna meminimalisir terjadinya kerugian saat berinvestasi.
 
Dalam hal ini, terkadang trader akan dihadapkan pada beberapa situasi diluar kendali, seperti pada kedua kondisi tersebut. Apabila trader tidak memahami konsep keduanya, maka akan sulit memutuskan siasat trading yang tepat untuk mendapatkan keuntungan.
 
Maka dari itu, pemahaman tentang definisi, indikator, cara mengindentifikasi sangat penting dipelajari, terlebih bagi siapapun yang berinisiatif untuk berdagang di pasar forex. 
 
Pengertian Strategi Overbought dan Oversold
 
Keduanya merupakan konsep yang sangat penting dalam analisis teknikal trading forex. Overbought muncul ketika harga aset turun hingga level tertentu dan mengalami kejenuhan, dimana biasanya disebabkan oleh transaksi pembelian dalam jumlah banyak. 
 
Kondisi ini mengindikasikan bahwa harga aset sedang mengalami kejenuhan dan mungkin akan mengalami koreksi atau retracement. Pada sisi lain, oversold muncul ketika harga aset naik hingga level tertentu dan mengalami kejenuhan, dimana disebabkan oleh banyaknya penjualan.
 
Dalam hal ini, biasanya penggunaan indikator teknikal seperti RSI (Relative Strenght Index) dan Bollinger Bands berguna untuk mengidentifikasi overbought dan oversold. RSI adalah indikator momentum yang menunjukkan kekuatan internal pergerakan harga aset. 
 
Sedangkan Bollinger Bands mengukur persilangan antara garis pergerakan harga dengan batasannya. Jika garis pergerakan harga sudah melebihi Bollinger Bands, maka nilai saham dianggap overbought. Kondisi tersebut dapat membantu trader memahami aset secara tepat.
 
Para trader dan investor harus mengerti bahwa kondisi-kondisi tersebut tidak selalu tepat dan tidak selalu terjadi pada tiap aset. Kondisi ini hanya merupakan indikator yang dapat membantunya dalam membuat Keputusan trading menjadi lebih tepat.

Indikator-indikator Populer Overbought dan Oversold

Terdapat beberapa indikator popular yang digunakan dalam trading forex untuk mengindentifikasi kedua kondisi tersebut, antara lain:

1. RSI (Relative Strenght Indeks)

RSI adalah indikator momentum yang mengukur kekuatan internal dari pergerakan harga aset. Indikator ini bergerak di range (30, 70) dan menggambarkan kondisi overbought ketika harga berada di atas 70, serta oversold berada di bawah 30.

2. Stochastic Oscillator

Ini juga indikator popular overbought dan oversold yang mengukur momentum pergerakan harga aset lainnya. Ini bergerak di range (0, 100), dimana kondisi overbought ketika harga di antara 80 hingga 100, sedangkan oversold 0 hingga 20.

3. MACD (Moving Average Convergence Divergence)

MACD adalah indikator tren yang mengukur perbedaan antara dua garis pindah rata-rata. Ini menggambarkan kondisi OB ketika garis pindah rata-rata paling atas bergerak di atas garis pindah rata-rata paling bawah, serta OS ketika garis pindah rata-rata paling atas bergerak di bawah garis pindah rata-rata paling bawah.

4. William %R

Sama seperti lainnya, ini juga mengukur momentum pergerakan harga aset overbought dan oversold, dimana range-nya 0, 100. Kondisi OB ketika berada di atas 70, sedangkan OS di bawah 30. 

5. P/E Ratio 

Indikator fundamental yang mengukur hubungan antara saham dengan nilai perusahaan. Ketika P/E Ratio berada di atas rerata industri, maka dinamakan overbought. Begitu juga sebaliknya, apabila berada di bawahnya, maka dinamakan oversold. 

Cara Mengidentifikasi Overbought dan Oversold 

Cara mengidentifikasi keduanya jelas berbeda. Mengingat sama-sama dikaitkan dalam trading forex menggunakan analisis teknikal. 

1. Pasar OB (Overbought)

Kenapa ada overbought di pasar? Disebabkan oleh beberapa hal, seperti sentimen pasar sangat positif, kenaikan besar volume perdagangan, serta lonjakan minat investor. Ketika lebih banyak pembeli daripada penjual, harga saham cenderung meningkat secara tajam sehingga terjadilah pasar overbought.
 
Investor dan pedagang dapat membuat pilihan investasi yang lebih baik dengan mengetahui kondisi ini. Investor dapat mengambil tindakan yang sesuai, seperti mengurangi eksposur pada saham pada tingkatan tertentu atau melakukan short selling. 
 
Dari pasar overbought dan oversold, untuk mengidentifikasi overbought dapat menggunakan indikator teknikal seperti RSI, MACd, atau Stochastic Oscillator. Selain itu, analisis pola grafik juga dapat membantu menemukan potensi pola pasar, seperti pola doji atau shooting star setelah kenaikan harga.
 
Penggunaan trailing stop atau short selling adalah dua strategi yang sering digunakan saat pasar ini terjadi. Trailing stop memungkinkan investor untuk mengamankan keuntungannya dengan mengubah batas kerugian secara otomatis.
 
Saat pasra overbought, short selling juga sering digunakan. Trader meminjam saham dari pialang dan menjualnya dengan harapan harga saham akan turun. Setelah turun, trader dapat membeli kembali dengan harga lebih rendah, sehingga keuntungannya besar. 

2. Pasar OS (Oversold)

Saat kondisi pasar mengalami overbought dan oversold, tentunya disebabkan oleh beberapa hal. Oversold dapat disebabkan oleh sentiment pasar yang negative, penjualan massal oleh investor karena panik, atau penurunan volume perdagangan.
 
Kondisi ini terjadi ketika jumlah penjual lebih banyak daripada pembeli. Akibatnya, harga saham cenderung turun tajam. Para trader dapat membuat pilihan investasi yang lebih baik dengan mengetahui kondisi tersebut. 
 
Indikator teknik seperti RSI, MACD, atau Stochastic Oscillator dapat digunakan untuk mengidentifikasi kondisi ini. Analisis pola grafik juga dapat membantu menemukan pasar, seperti pola doji atau hammer yang muncul setelah penurunan harga secara besar.
 
Saat pasar oversold, trader dapat menggunakan strategi pembelian pada tingkatan rendah dan mengantisipasi kenaikan harga selanjutnya. Dengan menggunakan ini, maka dapat membeli saham yang telah mencapai tingkatan tersebut serta menunggu harga saham pulih.
 
Setelah itu, dalam kondisi overbought dan oversold, ini akan dijual kembali dengan harga lebih tinggi, sehingga akan mendapatkan keuntungan maksimal. Salah satu cara untuk menghindari pasar ini adalah selalu melakukan analisis fundamental dan teknikal.
 
Analisis fundamental melibatkan penilaian finansial kesehatan perusahaan, termasuk pendapatan maupun laba. Sedangkan analisis teknikal melibatkan mempelajari pola pergerakan harga saham dengan grafik indikator teknikal.
 

Dampak Overbought dan Oversold dalam Trading Forex

Kondisi ini memiliki dampak yang cukup signifikan bagi keberlanjutan trading bagi seorang trader di pasar. 

1. Mengurangi Ketidakpastian

Kedua kondisi tersebut membantu trader dalam memahami kondisi pasar saat ini, sehingga dapat membuat keputusan trading menjadi lebih cepat. 

2. Mengurangi Risiko

Ketika harga aset mengalami kenaikan maupun penurunan, maka risiko adanya retracement atau koreksi sangat minimal. Sehingga trader dapat mengidentifikasinya secara tepat. 

3. Mengidentifikasi trend

Biasanya, ketika ada penurunan atau kenaikan harga aset, maka trend juga akan berubah. Sehingga ini menjadi penting dalam analisis teknikal trading forex. 
 
Investor dapat menghindari kerugian yang memungkinkan terjadi jika harga saham turun dengan memahami serta mengantisipasi pergerakan harga tersebut. Ini tentunya memungkinkan trader mengurangi risiko investasi dalam kondisi overbought dan oversold ini.