Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Pasar Forex & Hari Raya: Apakah Ada Pengaruh Libur Lebaran?

Pasar Forex & Hari Raya: Apakah Ada Pengaruh Libur Lebaran?

by rizki

Pasar valuta asing atau Forex (Foreign Exchange) merupakan pasar keuangan terbesar di dunia dengan volume transaksi harian mencapai lebih dari USD 6 triliun. Aktivitas perdagangan ini berlangsung 24 jam sehari, lima hari dalam seminggu, karena adanya perbedaan waktu di berbagai zona global. Namun, meskipun pasar Forex tergolong non-stop, tetap saja terdapat momen-momen tertentu yang memengaruhi volatilitas dan likuiditas pasar. Salah satunya adalah hari raya keagamaan, termasuk Hari Raya Idulfitri atau Lebaran di Indonesia dan negara-negara mayoritas Muslim lainnya.

Pertanyaannya, apakah Hari Raya Lebaran berpengaruh terhadap pasar Forex? Jawabannya: ya, tetapi tidak dalam bentuk penutupan pasar seperti bursa saham. Dampak Lebaran terhadap pasar Forex cenderung lebih halus, berupa perubahan perilaku pelaku pasar, berkurangnya volume transaksi, hingga potensi volatilitas yang lebih tinggi pada beberapa sesi perdagangan. Artikel ini akan membahas secara komprehensif pengaruh libur Lebaran terhadap aktivitas di pasar Forex, serta bagaimana trader dapat menyikapi kondisi tersebut dengan bijak.

1. Pasar Forex Tidak Tutup Saat Lebaran, Tapi...

Salah satu hal yang membedakan pasar Forex dengan pasar saham tradisional adalah tidak adanya lokasi fisik dan jam operasional yang mengikuti pembukaan pasar global: dimulai dari Sydney, lalu Tokyo, London, hingga New York. Karena itu, Forex tidak mengenal libur nasional atau keagamaan pada satu negara tertentu sebagai momen tutup total, kecuali pada hari libur besar internasional seperti Natal atau Tahun Baru.

Namun, ketika Lebaran tiba, aktivitas trading bisa menurun drastis, terutama di negara-negara dengan jumlah trader institusi atau ritel yang signifikan dari kalangan Muslim. Indonesia, Malaysia, Brunei, Uni Emirat Arab, dan sebagian kawasan Timur Tengah merupakan contoh negara yang aktivitas perdagangannya berkurang saat Lebaran. Penurunan ini menyebabkan likuiditas menjadi lebih tipis, sehingga spread bisa melebar dan pergerakan harga menjadi kurang stabil.

2. Perubahan Perilaku Trader Saat Libur Lebaran

Banyak trader, terutama ritel dari negara seperti Indonesia, memilih berhenti sejenak dari aktivitas trading selama masa libur Lebaran. Alasannya sederhana: mereka ingin fokus pada ibadah, berkumpul bersama keluarga, dan menikmati waktu liburan. Hal ini menyebabkan penurunan volume transaksi harian dari wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah.

Trader institusi juga bisa mengalami perlambatan operasional karena staf mereka mengambil cuti panjang. Bahkan, beberapa broker lokal mungkin membatasi layanan mereka, seperti customer support, proses deposit dan withdrawal, atau kegiatan edukasi offline.

Jika Anda adalah seorang trader aktif, Anda mungkin akan merasa bahwa market terasa "sepi" dan pergerakan harga tidak semeriah biasanya. Volume yang rendah ini bisa menjadi pedang bermata dua: di satu sisi, pasar menjadi lebih lambat dan relatif lebih mudah diprediksi; di sisi lain, volatilitas bisa meledak tiba-tiba akibat order besar yang masuk dalam pasar yang sepi.

3. Risiko dan Peluang Trading Saat Lebaran

Bagi trader berpengalaman, libur Lebaran bisa menjadi waktu untuk beristirahat dari stres pasar, melakukan evaluasi strategi, atau mengasah ilmu trading secara teoritis. Namun, bagi yang tetap ingin masuk pasar, penting untuk memahami risiko dan peluang yang mungkin terjadi selama momen tersebut.

Risiko:

  • Likuiditas rendah menyebabkan spread melebar, sehingga biaya transaksi meningkat.

  • Slippage lebih sering terjadi karena order besar dapat menggerakkan pasar secara tiba-tiba.

  • Data ekonomi penting tetap rilis (misalnya NFP AS), namun tidak disambut dengan partisipasi penuh dari pelaku pasar global.

  • Keterbatasan layanan broker, seperti lambatnya proses deposit/withdrawal atau terbatasnya akses ke customer service.

Peluang:

  • Beberapa pasangan mata uang (pair) seperti USD/IDR, EUR/TRY, atau GBP/SGD bisa menunjukkan pergerakan menarik karena efek Lebaran.

  • Trader harian bisa memanfaatkan pola price action yang cenderung lebih "bersih" pada jam-jam tertentu karena lebih sedikit noise.

  • Ini adalah waktu yang baik untuk memantau reaksi pasar terhadap berita fundamental secara lebih terfokus, karena lebih sedikit intervensi institusi besar.

4. Strategi Menghadapi Pasar Forex Selama Lebaran

Untuk tetap menjaga profitabilitas dan mengurangi risiko saat trading di masa libur Lebaran, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

a. Periksa Kalender Ekonomi

Walaupun trader sedang dalam suasana libur, ekonomi global tidak ikut libur. Pastikan Anda tetap memperhatikan jadwal rilis data penting seperti FOMC Statement, Non-Farm Payroll (NFP), CPI, dan keputusan suku bunga. Reaksi pasar bisa lebih tajam karena likuiditas rendah.

b. Hindari Scalping

Strategi jangka pendek seperti scalping menjadi berisiko saat spread melebar dan pasar sepi. Pertimbangkan menggunakan strategi jangka menengah dengan target dan stop-loss yang realistis.

c. Fokus pada Edukasi dan Evaluasi

Gunakan waktu luang Lebaran untuk mereview performa trading Anda, mengevaluasi jurnal trading, atau mengikuti pelatihan dan edukasi yang tersedia secara online. Ini akan membuat Anda lebih siap saat pasar kembali aktif sepenuhnya setelah liburan.

d. Manajemen Risiko Lebih Ketat

Kurangi lot, perketat stop loss, dan hindari overtrading. Jangan tergoda untuk "membalas" ketenangan pasar dengan membuka posisi lebih besar dari biasanya. Lebih baik disiplin dan menunggu momentum ideal.

5. Fenomena Pasar Pasca Lebaran

Menariknya, setelah libur Lebaran berakhir, pasar justru bisa mengalami lonjakan volatilitas. Hal ini disebabkan oleh kembalinya pelaku pasar dalam jumlah besar secara bersamaan. Efeknya bisa menyerupai “banjir order” yang menyebabkan harga melonjak naik atau turun drastis.

Inilah alasan mengapa banyak trader profesional menyarankan untuk menahan diri dalam 1-2 hari pertama pasca Lebaran, sembari mengamati kondisi pasar dan menyesuaikan strategi. Selain itu, banyak institusi juga mulai mengatur ulang portofolio mereka setelah cuti panjang, sehingga arah pasar bisa berubah dengan cepat.

Kesimpulan: Libur Lebaran Memang Tidak Menutup Pasar Forex, Tapi Pengaruhnya Nyata

Secara teknis, pasar Forex tetap buka saat Hari Raya Lebaran karena tidak ada bursa terpusat yang berhenti beroperasi. Namun secara psikologis dan praktikal, aktivitas pasar bisa sangat terpengaruh, mulai dari berkurangnya volume trading, melemahnya likuiditas, hingga naik-turunnya volatilitas harga. Trader yang bijak akan menjadikan momen ini sebagai waktu untuk istirahat, refleksi, atau edukasi diri, bukan sekadar mencari peluang instan.

Mengetahui kapan harus berhenti sejenak adalah bagian dari seni dalam trading. Libur Lebaran adalah waktu yang tepat untuk merayakan keberhasilan, mempererat silaturahmi, dan menyusun strategi baru untuk menghadapi tantangan pasar berikutnya.


Ingin memahami lebih dalam tentang bagaimana membaca kondisi pasar saat libur panjang? Atau mungkin Anda ingin memanfaatkan waktu libur Lebaran untuk belajar trading dari nol hingga mahir? Kini saatnya Anda bergabung dalam program edukasi trading GRATIS dari Didimax, broker lokal terpercaya yang telah berpengalaman membimbing ribuan trader di seluruh Indonesia.

Kunjungi situs resmi www.didimax.co.id dan daftarkan diri Anda sekarang juga! Nikmati kelas edukasi online maupun offline, pendampingan langsung dari mentor profesional, dan fasilitas trading yang aman dan nyaman. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi trader yang lebih cerdas dan siap menghadapi dinamika pasar kapan pun, termasuk saat momentum liburan!