Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Pasar Forex

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Pasar Forex

by Didimax Team

Pengaruh kebijakan moneter terhadap pasar Forex bisa dikatakan sangat besar. Bahkan ini bisa menurunkan atau meningkatkan harga suatu mata uang secara drastis. Kondisi 

ini tentu perlu dipahami dengan baik oleh seorang trader.

Trader tidak bisa hanya terus duduk diam ketika ada kebijakan moneter terbaru di suatu daerah. Jika ini dilakukan, bukan tidak mungkin trader tersebut akan mengalami 
kerugian dalam jumlah sangat besar.

 

Pengaruh Kebijakan Moneter pada Pasar Forex

Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan saat mempelajari pengaruh kebijakan moneter. Berikut beberapa hal tersebut:

1. Suku Bunga

Suku bunga merupakan salah satu faktor utama yang memengaruhi nilai tukar mata uang dalam pasar forex. 

Saat bank sentral menaikkan suku bunga, ini menunjukkan bahwa mereka cenderung mengadopsi kebijakan ketat untuk mengendalikan inflasi atau menjaga stabilitas ekonomi. 

Kenaikan suku bunga dalam pengaruh kebijakan moneter akan meningkatkan imbal hasil bagi investor yang memegang aset denominasi mata uang tersebut. 

Hal ini membuat mata uang tersebut lebih menarik bagi investor, yang cenderung membeli mata uang tersebut untuk memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi. 

Dalam hal ini, permintaan untuk mata uang tersebut meningkat, menyebabkan nilai tukar mata uang tersebut menguat dalam pasar forex.

Sebaliknya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga dan menjadi salah satu pengaruh kebijakan moneter, hal ini menunjukkan kebijakan moneter yang lebih longgar, yang 
bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi atau mengurangi beban hutang. 

Penurunan suku bunga akan mengurangi imbal hasil bagi investor, sehingga mata uang tersebut kurang menarik. 

Dalam situasi ini, permintaan untuk mata uang tersebut cenderung menurun, menyebabkan penurunan nilai tukar mata uang tersebut dalam pasar forex.

2. Intervensi Mata Uang

Intervensi mata uang adalah salah satu aspek pengaruh kebijakan moneter di mana tindakan yang diambil oleh bank sentral berupa membeli atau menjual mata uang negaranya 
di pasar forex dengan tujuan mempengaruhi nilai tukar mata uang tersebut. 

Bank sentral dapat melakukan intervensi mata uang untuk berbagai alasan, termasuk menjaga stabilitas ekonomi, mengurangi volatilitas mata uang, atau mengambil 
langkah-langkah untuk mendukung kebijakan moneter tertentu.

Misalnya dalam pengaruh kebijakan moneter, jika bank sentral ingin menekan penguatan mata uangnya karena khawatir akan mengganggu daya saing ekspor atau merugikan 
sektor pariwisata dan manufaktur, mereka dapat memilih untuk melakukan intervensi mata uang. 

Ini biasanya dilakukan dengan menjual mata uangnya di pasar forex. Dengan meningkatnya penawaran mata uang tersebut, nilai tukarnya dapat melemah.

Sebaliknya saat mengulas pengaruh kebijakan moneter, jika bank sentral ingin mendukung penguatan mata uangnya karena alasan tertentu, seperti mengurangi tekanan 
inflasi atau menarik investasi asing, mereka dapat memilih untuk membeli mata uangnya di pasar forex. 

Dengan meningkatnya permintaan untuk mata uang tersebut, nilai tukarnya dapat menguat secara instan.

3. Kuantitas Uang

Pengaruh kebijakan moneter juga mencakup pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian, yang dikenal sebagai suplai uang. 

Bank sentral memiliki berbagai instrumen untuk mengontrol suplai uang, termasuk operasi pasar terbuka, kebijakan suku bunga, dan kebijakan kredit. 

Saat bank sentral memutuskan untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian, mereka bisa mencetak lebih banyak uang atau melakukan kebijakan 
kuantitatif lainnya, seperti pembelian aset berupa obligasi pemerintah.

Dalam pengaruh kebijakan moneter, peningkatan suplai uang biasanya mengarah pada inflasi karena lebih banyak uang beredar menyebabkan nilai uang secara umum menurun. 

Dalam konteks pasar forex, peningkatan suplai uang dapat menyebabkan mata uang suatu negara melemah karena nilai tukar yang lebih rendah relatif terhadap mata uang 
negara lain yang memiliki suplai uang yang lebih stabil.

Namun, dampak kuantitas uang terhadap nilai tukar mata uang tidak selalu langsung atau linier. 

Faktor-faktor lain, seperti keadaan ekonomi umum, tingkat inflasi yang diharapkan, dan ekspektasi pasar, juga akan memengaruhi cara pasar forex merespons kebijakan 
kuantitas uang.

4. Sentimen Pasar

Pengumuman dan implementasi dalam pengaruh kebijakan moneter oleh bank sentral dapat memengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan. 

Sentimen pasar merupakan evaluasi dan persepsi pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi dan kebijakan yang mempengaruhi nilai tukar mata uang. 

Misalnya, keputusan bank sentral untuk menaikkan suku bunga sebagai langkah untuk mengendalikan inflasi dapat dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan kepercayaan 
pada perekonomian negara tersebut. 

Hal ini dapat memicu reaksi positif di pasar forex, dengan mata uang negara tersebut menguat sebagai respons terhadap ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi 
atau stabilitas moneter yang ditingkatkan.

Di sisi lain, jika kebijakan moneter yang diumumkan oleh bank sentral dianggap tidak konsisten atau mengecewakan pasar, ini bisa memicu sentimen negatif dan mengarah 
pada pelemahan mata uang negara tersebut dalam pasar forex.

5. Inflasi

Salah satu tujuan utama saat mengulas pengaruh kebijakan moneter adalah mengendalikan tingkat inflasi. Bank sentral menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter, 
seperti suku bunga dan operasi pasar terbuka, untuk mencapai target inflasi yang ditetapkan. 

Jika bank sentral melihat tanda-tanda inflasi yang meningkat, mereka mungkin akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah inflasi yang berlebihan dengan meningkatkan 
suku bunga atau mengurangi suplai uang.

Dalam konteks pasar forex, tingkat inflasi yang lebih tinggi dari yang diharapkan dapat menyebabkan mata uang negara tersebut melemah karena mengurangi daya beli mata 
uang tersebut. 

Investasi dalam mata uang yang menghadapi inflasi yang lebih tinggi cenderung kurang menarik karena nilai riil dari investasi tersebut berkurang. 

Sebaliknya, tingkat inflasi yang rendah atau stabil dapat mendukung kekuatan mata uang negara tersebut dalam pasar forex.

6. Perkiraan dan Spekulasi

Pelaku pasar forex sering kali mencoba untuk memperkirakan pengaruh kebijakan moneter di masa depan dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi nilai tukar mata uang. 

Perkiraan ini didasarkan pada analisis data ekonomi, pidato pejabat bank sentral, dan komentar dari pemangku kepentingan ekonomi lainnya. 

Antisipasi pasar terhadap kebijakan moneter dapat mempengaruhi harga mata uang jangka pendek sebelum kebijakan tersebut resmi diumumkan.

Misalnya, jika pelaku pasar mengantisipasi bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter berikutnya berdasarkan data ekonomi yang 
kuat. 

Bank sental mungkin akan mulai membeli mata uang tersebut di pasar forex sebelum keputusan tersebut diumumkan. Hal ini dapat menyebabkan mata uang tersebut menguat 
sebelum kebijakan resmi diumumkan.

Spekulasi pasar juga dapat mempengaruhi volatilitas pasar forex. Perkiraan yang beragam dan ekspektasi yang saling bertentangan dari para pelaku pasar dapat 
menciptakan fluktuasi harga signifikan saat berita ekonomi penting atau pengumuman kebijakan moneter dirilis. 

Hal ini memberikan kesempatan bagi para trader untuk mengambil posisi yang menguntungkan jika mereka dapat memprediksi dengan tepat bagaimana pasar akan bereaksi 
terhadap kebijakan moneter yang diumumkan.

Penting untuk dicatat kalau dunia forex mengharuskan Anda untuk mengupdate informasi secara berkala. Jika malas melakukannya, pengaruh kebijakan moneter mungkin tidak 
akan disadari sehingga potensi keuntungan yang muncul hilang begitu saja.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama