Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Peran China dan Rusia dalam Dedolarisasi Forex: Upaya Mengurangi Ketergantungan terhadap USD

Peran China dan Rusia dalam Dedolarisasi Forex: Upaya Mengurangi Ketergantungan terhadap USD

by Rizka

Peran China dan Rusia dalam Dedolarisasi Forex: Upaya Mengurangi Ketergantungan terhadap USD

Dalam beberapa tahun terakhir, dedolarisasi menjadi salah satu strategi utama yang diadopsi oleh negara-negara besar seperti China dan Rusia dalam upaya mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional dan sistem keuangan global. Kedua negara ini melihat ketergantungan terhadap dolar AS sebagai risiko ekonomi dan geopolitik yang dapat mengancam stabilitas finansial mereka. Oleh karena itu, berbagai langkah telah diambil untuk mempercepat transisi menuju sistem perdagangan yang lebih beragam dengan penggunaan mata uang lokal dan mekanisme pembayaran alternatif.

Latar Belakang Dedolarisasi

Dedolarisasi adalah proses mengurangi penggunaan dolar AS dalam perdagangan internasional, cadangan devisa, serta transaksi keuangan domestik. Sejak Perang Dunia II, dolar AS telah menjadi mata uang dominan dalam perdagangan global, sebagian besar berkat perjanjian Bretton Woods dan kebijakan ekonomi AS yang memperkuat kepercayaan terhadap mata uang ini. Namun, beberapa negara mulai mempertanyakan dominasi dolar karena potensi risiko yang ditimbulkannya, seperti sanksi ekonomi, volatilitas nilai tukar, serta ketergantungan terhadap kebijakan moneter AS.

China dan Rusia menjadi dua negara yang paling vokal dalam mendorong dedolarisasi. Keduanya telah menghadapi berbagai sanksi ekonomi dari AS dan negara-negara Barat, yang semakin mendorong mereka untuk mencari cara agar tidak bergantung pada dolar AS dalam perdagangan dan transaksi keuangan.

Upaya China dalam Dedolarisasi

Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, China telah mengambil berbagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah internasionalisasi yuan (Renminbi/RMB). Beberapa langkah penting yang telah diambil China meliputi:

  1. Perdagangan Bilateral dengan Mata Uang Lokal
    China telah menandatangani berbagai perjanjian dengan negara-negara mitra dagang utama untuk menggunakan yuan dalam perdagangan bilateral. Contohnya, kesepakatan dengan Rusia, Iran, dan beberapa negara Asia serta Afrika yang memungkinkan transaksi tanpa menggunakan dolar AS.

  2. Pembentukan Cross-Border Interbank Payment System (CIPS)
    Untuk mengurangi ketergantungan pada sistem pembayaran internasional SWIFT yang berbasis di AS, China meluncurkan CIPS. Sistem ini memungkinkan transaksi lintas batas menggunakan yuan dan memfasilitasi pembayaran langsung antar bank tanpa perlu konversi ke dolar AS.

  3. Peningkatan Cadangan Devisa dalam Bentuk Emas dan Yuan
    China telah meningkatkan kepemilikan emasnya secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari strategi diversifikasi cadangan devisa. Selain itu, Bank Sentral China juga memperluas penggunaan Special Drawing Rights (SDR) yang mencakup yuan sebagai salah satu komponennya.

  4. Perdagangan Minyak dalam Yuan (Petroyuan)
    China telah mendorong penggunaan yuan dalam perdagangan minyak melalui kontrak berjangka minyak mentah yang diperdagangkan di Shanghai International Energy Exchange (INE). Dengan meningkatnya ketergantungan global terhadap China sebagai importir minyak terbesar, petroyuan berpotensi menggantikan petrodolar dalam jangka panjang.

Upaya Rusia dalam Dedolarisasi

Rusia, sebagai negara dengan ekonomi berbasis energi dan salah satu eksportir terbesar minyak dan gas dunia, juga aktif dalam upaya dedolarisasi. Langkah-langkah utama yang diambil Rusia meliputi:

  1. Perdagangan Minyak dan Gas dalam Rubel dan Yuan
    Rusia telah menandatangani perjanjian dengan China untuk menggunakan rubel dan yuan dalam perdagangan minyak dan gas. Setelah sanksi yang diberikan oleh AS dan Eropa akibat konflik geopolitik, Rusia semakin mendorong mitra dagangnya untuk menggunakan mata uang lokal dalam transaksi energi.

  2. Diversifikasi Cadangan Devisa
    Bank Sentral Rusia telah mengurangi kepemilikan dolar AS dalam cadangan devisanya dan meningkatkan porsi yuan serta emas. Saat ini, yuan telah menjadi salah satu mata uang utama dalam cadangan devisa Rusia.

  3. Sistem Pembayaran Alternatif
    Rusia mengembangkan Sistem Transfer Pesan Keuangan (SPFS) sebagai alternatif dari SWIFT. Sistem ini memungkinkan bank Rusia untuk bertransaksi tanpa ketergantungan pada sistem pembayaran global yang didominasi oleh Barat.

  4. Kolaborasi dengan BRICS dan EAEU
    Rusia juga aktif dalam kerja sama dengan negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) serta Eurasian Economic Union (EAEU) untuk memperluas penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan investasi.

Implikasi Global dari Dedolarisasi

Upaya China dan Rusia dalam dedolarisasi telah membawa dampak signifikan bagi ekonomi global. Beberapa implikasi utama meliputi:

  • Meningkatnya Peran Yuan sebagai Mata Uang Global
    Dengan semakin banyak negara yang menggunakan yuan dalam perdagangan internasional, yuan berpotensi menjadi salah satu mata uang utama dunia di samping dolar AS dan euro.

  • Pergeseran Keseimbangan Kekuatan Ekonomi
    Dominasi ekonomi AS yang selama ini bertumpu pada dolar AS mulai mengalami tantangan dari negara-negara lain yang ingin menciptakan sistem keuangan yang lebih multipolar.

  • Peningkatan Ketidakpastian di Pasar Keuangan
    Transisi dari sistem berbasis dolar ke sistem multipolar dapat meningkatkan volatilitas di pasar keuangan global, terutama dalam hal nilai tukar dan likuiditas.

Kesimpulan

Dedolarisasi yang dilakukan oleh China dan Rusia merupakan langkah strategis dalam mengurangi ketergantungan pada dolar AS serta melindungi ekonomi mereka dari sanksi dan kebijakan moneter AS. Dengan berbagai mekanisme alternatif seperti penggunaan yuan dan rubel dalam perdagangan, sistem pembayaran non-SWIFT, serta diversifikasi cadangan devisa, kedua negara ini semakin memperkuat posisinya di pasar global. Meski demikian, transisi menuju sistem keuangan multipolar masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk resistensi dari negara-negara Barat dan kompleksitas adopsi mata uang baru dalam perdagangan internasional.

Jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang dinamika forex, dampak dedolarisasi terhadap pasar keuangan, serta peluang trading yang bisa diambil dari pergerakan mata uang global, bergabunglah dalam program edukasi trading kami di Didimax. Dengan bimbingan mentor profesional dan analisis pasar terkini, Anda akan mendapatkan wawasan yang lebih tajam untuk menghadapi perubahan besar di dunia forex.

Kunjungi www.didimax.co.id sekarang dan mulailah perjalanan Anda untuk menjadi trader yang lebih cerdas dan siap menghadapi era baru perdagangan mata uang global!