Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Peran Producer Price Index (PPI) dan Hubungannya dengan CPI

Peran Producer Price Index (PPI) dan Hubungannya dengan CPI

by Didimax Team

Producer Price Index (PPI) atau indeks harga produsen merupakan salah satu indikator dari high news impact dalam dunia ekonomi. Bersamaan dengan PPI juga terdapat 
beberapa indikator lain yang menjadi bagian dari high news impact.
 
Misalnya saja saja seperti Consumer Price Index (CPI) atau indeks harga konsumen. Tetapi tentu keduanya tetap memiliki perbedaan meskipun masih sama-sama termasuk 
dalam indeks harga di dunia ekonomi.
 

Mengenal Producer Price Index

 
PPI merupakan perubahan ekonomi rata-rata perubahan harga yang produsen barang domestik terima untuk produk mereka pada wilayah tertentu. Selain itu, indikator ini 
juga merupakan metrik dalam ekonomi untuk membantu penentuan tingkat inflasi.
 
Penyusunan dan penerbitan indikator ini dilakukan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat. Selain itu, PPI juga merupakan salah satu deret waktu ekonomi 
tertua yang dicatat pihak pemerintah federal. 
 
Pengukuran inflasi oleh PPI adalah pengukuran dari sudut pandang produsen produk atau pemasok jasa. Harga dari produsen sangat mempengaruhi harga yang dibebankan pada 
konsumen juga sebaliknya.
 
Oleh karena itu, tren harga baik bagi produsen maupun konsumen kemungkinan besar tidak akan berbeda dalam waktu lama. Adapun dalam jangka waktu pendek, inflasi pada 
tingkat grosir serta eceran bisa berbeda karena biaya distribusi, subsidi, serta pajak pemerintah.
 
Data Producer Price Index kerap digunakan baik dalam dunia usaha maupun pemerintahan. Adapun tiga kegunaan utamanya adalah sebagai berikut:
 
Sebagai indikator ekonomi dimana PPI bertransisi pada Januari 2014 dari sistem SOP menjadi sistem FD-ID menjadi struktur agregasi indeks utamanya. Perpindahan 
itu merupakan puncak tujuan lama dalam meningkatkan sistem SOP.
 
Sebagai deflator dari seri ekonomi lainnya, dimana indikator ini digunakan untuk penyesuaian deret waktu ekonomi lainnya. Hal tersebut adalah untuk perubahan 
harga dan menerjemahkan deret tersebut ke dolar bebas inflasi.
 
Sebagai dasar penyesuaian kontrak, karena datanya kerap dipakai dalam penyesuaian kontrak penjualan juga pembelian.
 

Penyajian Angka Producer Price Index

 
Bureau of Labor Statistics/ Biro Statistik Tenaga Kerja AS menghasilkan lebih dari 10.000 indeks harga produk serta industri setiap bulannya. Indeks harga tersebut 
diterbitkan dengan dan tanpa penyesuaian musiman dan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
 
1. Klasifikasi Tingkat Industri
 
PPI sudah termasuk indeks harga produsen yang diterima oleh lebih dari 500 kategori industri. Indeks harga yang diterima adalah berdasarkan output yang dijual di luar 
industri tersebut masing-masing.
 
Selain itu, kategori ini kompatibel dengan kategori yang dipakai dalam perilisan lain untuk melaporkan data tingkat industri. Data tersebut mencakup mengenai produksi, 
pendapatan, lapangan kerja, dan produktivitas.
 
2. Klasifikasi Komoditas
 
Penyajian angka Producer Price Index juga terbit dalam kategori atau klasifikasi komoditas. Klasifikasi ini mengabaikan industri produsen untuk mengelompokkan keluaran 
berdasarkan sifat jasa atau produk.
 
Laporan PPI sendiri menerbitkan lebih dari 3.800 indeks harga komoditas untuk barang. Sedangkan untuk indeks harga komoditas untuk jasa berada di angka 900.
 
3. Permintaan Akhir – Permintaan Menengah
 
Kategori terakhir adalah indeks permintaan perantara permintaan pertama menggunakan indeks komoditas. Permintaan tersebut disusun berdasarkan produk untuk mengukur 
harga produsen berdasar pada identitas ekonomi pembeli.
 
Selain itu, permintaan juga didasarkan pada apakah barang yang dijual memerlukan pemrosesan lebih lanjut atau tidak. Laporan Producer Price Index menerbitkan lebih 
dari 600 indeks FD-ID.
 
Permintaan akhir dan menengah sendiri saling berhubungan satu sama lain. ketika permintaan akhir berbeda dengan permintaan antara kemudian dipakai untuk menghasilkan 
angka PPI utama, maka akan mencerminkan permintaan akhir.
 

Hubungan Producer Price Index dengan Inflasi dan Pengaruh Naik Turunnya di Pasar Forex

 
Consumer Price Index merupakan perkiraan biaya hidup dari konsumen, sehingga perubahannya bisa dipakai dalam memperkirakan tingkat inflasi. Hal tersebut karena 
perubahannya mempengaruhi rata-rata warga negara.
 
Penjelasan di atas juga berlaku bagi PPI, karena perubahannya juga digunakan dalam memperkirakan inflasi grosir atau inflasi back-end. Adapun kedua inflasi ini 
memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain.
 
Apabila sebuah bisnis harus membayar lebih kepada pemasok demi menciptakan layanan dan produk, maka beban akan lebih banyak pada konsumen. Hal ini adalah tidak lain 
untuk mempertahankan marginnya. Melalui cara itu, PPI menjadi indikator utama.
 
Adapun naik turunnya Producer Price Index bisa mempengaruhi pasar forex. Karena dalam hal uang selalu ada trade-off dimana individu bisa menyimpan uang dan mendapatkan 
bunga. Atau mereka bisa menghabiskannya kemudian melupakan bunga.
 
Apabila PPI naik, maka hal itu bisa menyebabkan suku bunga menjadi naik. Kemudian saat suku bunga naik, maka orang akan memilih untuk menabung karena terlihat menarik 
dari segi imbalan bunganya. 
 
Kemudian menghabiskan uang akan terlihat lebih mahal karena konsumen akan kehilangan bunga jika membelanjakan uangnya. Jika seperti itu, maka peningkatan PPI bisa 
menyaring ke tingkat lebih tinggi dan mata uang lebih kuat.
 
Misalnya saja sebagai contoh pada Euro ketika trader mengetahui bahwa tingkat suku bunga lebih tinggi menghasilkan peningkatan aliran keuangan. Hal itu disebabkan oleh 
investor asing yang ingin membeli Euro dengan hasil yang lebih tinggi sehingga Euro naik.
 

Hubungan dan Perbedaan Producer Price Index dengan Consumer Price Index

 
Jika dilihat dari namanya saja, kedua indikator ini memiliki dua kata berbeda, yaitu pada produsen dan konsumen. Keduanya sama-sama menghitung perubahan harga 
sekumpulan barang dan jasa tetapi memiliki perbedaan yang mendasar.
 
Perbedaan pertama terletak pada barang serta jasa yang menjadi targernya. PPI lebih fokus pada keseluruhan output produsen di Amerika Serikat. Indeksnya sangat luas 
sehingga tidak hanya mencakup barang atau jasa hasil beli produsen saja.
 
PPI juga mencakup barang serta jasa hasil pembelian konsumen dari penjual eceran atau langsung dari produsen. Hal ini berbanding terbalik dengan CPI yang hanya 
menargetkan barang serta jasa yang dibeli untuk dikonsumsi penduduk perkotaan AS.
 
Perbedaan kedua antara Producer Price Index dan CPI adalah mengenai apa yang termasuk dalam harga. Untuk produsen, penjualan dan pajak tidak termasuk ke dalam imbal 
hasil produsennya karena tidak menguntungkan secara langsung.
 
Sedangkan pada CPI, pajak serta penjual termasuk dalam harga karena memberikan dampak langsung kepada konsumen. Sebab pada dasarnya konsumen memang harus membayar 
lebih untuk barang serta jasa.
 
Perbedaan tersebut terjadi karena indikator tersebut memang dimaksudkan untuk menunjukkan aspek kegiatan ekonomi berbeda. Producer Price Index kerap dipakai untuk 
menghitung pertumbuhan riil dengan menyesuaikan peningkatan sumber pendapatan.
 
Berbeda halnya dengan CPI yang kerap dipakai untuk menghitung perubahan biaya hidup. Penggunaannya sendiri adalah dengan menyesuaikan sumber pendapatan juga sumber 
pengeluaran.
 
Sehingga dari sini bisa terlihat bahwa pada dasarnya, kedua indikator ini sama-sama digunakan untuk mengukur inflasi. Hanya saja terdapat beberapa hal dalam praktiknya 
yang membedakan antara keduanya.
 
Dan perlu digaris bawahi bahwa PPI merupakan perubahan harga yang produsen terima dalam negeri atas barang serta jasa mereka sendiri. Sedangkan tidak demikian dengan 
CPI.
 
Memulai pembahasan mengenai Producer Price Index serta hubungannya dengan CPI di atas, maka Anda bisa sedikit banyak mulai memahaminya. Informasi tersebut juga penting 
apalagi jika Anda sendiri adalah seorang trader yang sedang belajar.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama