Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Perang Dagang sebagai Katalis Utama Pergerakan Jangka Pendek di Forex

Perang Dagang sebagai Katalis Utama Pergerakan Jangka Pendek di Forex

by Rizka

Perang Dagang sebagai Katalis Utama Pergerakan Jangka Pendek di Forex

Dalam dunia perdagangan internasional, konflik ekonomi antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok bukanlah fenomena baru. Namun, dalam dekade terakhir, istilah “perang dagang” kembali mencuat dan mendominasi berita-berita ekonomi global. Perang dagang, yang pada dasarnya adalah kebijakan saling balas dengan tarif dan hambatan perdagangan lainnya, telah menjadi pendorong volatilitas yang sangat signifikan di pasar keuangan global—terutama di pasar valuta asing (forex). Di artikel ini, kita akan membahas mengapa dan bagaimana perang dagang menjadi katalis utama dalam pergerakan jangka pendek di pasar forex, serta dampak nyata yang bisa dirasakan oleh para trader.

Memahami Perang Dagang

Perang dagang terjadi ketika dua atau lebih negara memberlakukan tarif atau pembatasan perdagangan lainnya terhadap satu sama lain sebagai balasan terhadap kebijakan yang dianggap merugikan. Dalam beberapa tahun terakhir, konflik dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi yang paling menonjol. Mulai dari kebijakan tarif terhadap baja dan aluminium hingga sanksi terhadap perusahaan teknologi, perang dagang ini telah mengubah dinamika perdagangan global.

Ketika dua ekonomi terbesar di dunia saling berseteru, efeknya tidak hanya dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar atau eksportir dan importir, tetapi juga memengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut secara signifikan. Hal inilah yang kemudian menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar forex.

Pengaruh Perang Dagang terhadap Forex

Pasar forex adalah salah satu pasar yang paling sensitif terhadap berita global, terutama yang berkaitan dengan ekonomi makro dan kebijakan pemerintah. Ketika muncul kabar bahwa Amerika Serikat akan menaikkan tarif impor terhadap produk-produk dari Tiongkok, reaksi pasar biasanya langsung terlihat: nilai dolar AS menguat atau melemah tergantung pada persepsi investor terhadap dampak kebijakan tersebut terhadap perekonomian AS.

Hal serupa terjadi pada yuan Tiongkok. Ketika Tiongkok dianggap dalam posisi defensif, nilai tukar yuan bisa melemah karena investor melihat adanya risiko perlambatan ekonomi yang lebih besar di sana. Dalam konteks ini, perang dagang menjadi katalis utama pergerakan jangka pendek karena efeknya yang cepat terhadap sentimen pasar.

Katalis Pergerakan Jangka Pendek

Bagi trader forex, pergerakan jangka pendek adalah ladang peluang yang sangat menjanjikan. Perang dagang menciptakan volatilitas tinggi yang memungkinkan trader mengambil keuntungan dari fluktuasi harga dalam waktu yang relatif singkat. Ketika pernyataan atau kebijakan baru diumumkan, misalnya dalam bentuk tweet dari pejabat tinggi negara atau hasil pertemuan bilateral, pasar forex bisa langsung bergerak dalam hitungan detik.

Contohnya, ketika pada tahun 2019 Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif tambahan terhadap produk Tiongkok senilai ratusan miliar dolar, dolar AS langsung menguat terhadap sebagian besar mata uang utama. Di sisi lain, mata uang yang dianggap sebagai “safe haven” seperti yen Jepang atau franc Swiss juga ikut menguat karena investor mencari perlindungan dari ketidakpastian.

Reaksi Sentimen Pasar

Selain data ekonomi dan analisa teknikal, sentimen pasar adalah faktor kunci dalam menentukan arah pergerakan harga di forex. Sentimen ini sangat dipengaruhi oleh narasi global yang berkembang. Dalam konteks perang dagang, narasi bisa berubah dengan cepat. Hari ini pasar bisa optimistis karena ada harapan tercapainya kesepakatan, namun esoknya bisa berbalik menjadi pesimistis karena adanya eskalasi konflik.

Perubahan sentimen yang cepat ini membuat para trader harus selalu waspada dan siap mengambil keputusan dalam waktu singkat. Inilah mengapa memahami dinamika perang dagang dan implikasinya terhadap pasar menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang aktif melakukan trading jangka pendek.

Strategi Menghadapi Volatilitas Perang Dagang

Volatilitas yang ditimbulkan oleh perang dagang bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ini memberikan peluang profit yang besar, tetapi di sisi lain juga meningkatkan risiko kerugian. Oleh karena itu, trader perlu memiliki strategi yang matang dan disiplin dalam menerapkannya.

Beberapa strategi yang bisa digunakan antara lain:

  1. Trading berbasis berita (news trading): Mengantisipasi rilis berita penting atau pernyataan dari pejabat negara dan melakukan eksekusi trading segera setelah berita muncul.

  2. Menggunakan stop loss yang ketat: Untuk membatasi kerugian jika pasar bergerak berlawanan dari prediksi.

  3. Memantau kalender ekonomi dan geopolitik: Tidak hanya fokus pada data ekonomi, tetapi juga perkembangan hubungan internasional.

  4. Analisa teknikal jangka pendek: Menggunakan indikator seperti moving average, RSI, dan MACD untuk mengidentifikasi titik masuk dan keluar.

Mata Uang yang Sering Terdampak

Selama konflik dagang antara AS dan Tiongkok, beberapa pasangan mata uang (currency pair) menjadi sangat aktif dan rentan terhadap fluktuasi, di antaranya:

  • USD/CNH (Dolar AS vs Yuan Offshore): Merupakan indikator langsung dari ketegangan antara kedua negara.

  • USD/JPY dan CHF/USD: Karena yen dan franc dianggap sebagai aset safe haven.

  • AUD/USD dan NZD/USD: Karena Australia dan Selandia Baru sangat bergantung pada perdagangan dengan Tiongkok.

Belajar dari Sejarah

Jika kita menilik ke belakang, perang dagang telah berulang kali menjadi pemicu ketidakpastian global. Misalnya, selama Great Depression tahun 1930-an, kebijakan proteksionisme justru memperparah krisis ekonomi dunia. Pada era modern, konflik dagang seperti antara AS dan Tiongkok telah memicu volatilitas besar di pasar, mendorong bank sentral mengambil kebijakan suku bunga yang lebih agresif demi menstabilkan ekonomi domestik.

Dengan memahami pola-pola ini, trader forex bisa lebih siap menghadapi kemungkinan perang dagang di masa depan dan memanfaatkannya sebagai peluang, bukan ancaman.

Kesimpulan

Perang dagang bukan hanya isu ekonomi tingkat tinggi, tetapi juga menjadi katalis utama pergerakan harga di pasar forex, terutama dalam jangka pendek. Bagi trader yang jeli, volatilitas yang dihasilkan bisa menjadi peluang emas untuk meraih keuntungan. Namun, tentu saja, dibutuhkan pemahaman yang baik, strategi yang tepat, serta pengelolaan risiko yang disiplin agar tidak terjebak dalam gejolak pasar.

Di tengah kondisi global yang cepat berubah, edukasi dan pemahaman mendalam terhadap isu-isu seperti perang dagang menjadi sangat penting. Itulah mengapa, bagi Anda yang ingin menjadi trader profesional, mengikuti program edukasi yang berkualitas adalah langkah awal yang wajib diambil.

Bergabunglah bersama ribuan trader lainnya di program edukasi trading dari www.didimax.co.id, tempat di mana Anda bisa belajar langsung dari mentor berpengalaman, mendapatkan akses sinyal trading, serta analisa pasar terkini yang dikemas secara mudah dan aplikatif. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan Anda dan mengubah peluang volatilitas pasar menjadi sumber profit harian!