Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Perbandingan Dampak Trump vs Biden terhadap Dolar AS

Perbandingan Dampak Trump vs Biden terhadap Dolar AS

by Iqbal

Perekonomian Amerika Serikat (AS) adalah salah satu yang paling berpengaruh di dunia, dan kebijakan ekonomi yang diambil oleh Presiden AS memainkan peran penting dalam menggerakkan perekonomian global. Salah satu elemen yang sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintahan adalah nilai tukar Dolar AS. Dolar AS, sebagai mata uang cadangan dunia, seringkali menjadi indikator utama kesehatan ekonomi global. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump dan Joe Biden, dua pemimpin yang sangat berbeda dalam pendekatan ekonomi mereka, memberikan dampak yang signifikan terhadap nilai tukar Dolar AS.

Trump dan Kebijakan Ekonomi Amerika

Ketika Donald Trump menjabat sebagai Presiden AS (2017-2021), dia mengambil pendekatan yang sangat berbeda dalam mengelola perekonomian. Salah satu ciri khas dari kebijakan Trump adalah penekanan pada proteksionisme dan kebijakan ekonomi yang berorientasi pada pembenahan domestik, terutama dengan menargetkan pengurangan pajak, deregulasi, dan kebijakan perdagangan yang lebih berfokus pada kepentingan nasional AS.

Pemangkasan Pajak dan Deregulasi

Pada awal masa pemerintahannya, Trump mengesahkan pemotongan pajak yang signifikan melalui "Tax Cuts and Jobs Act" pada 2017. Pemangkasan pajak ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dengan memberikan lebih banyak uang kepada konsumen dan perusahaan untuk berinvestasi. Secara teori, kebijakan ini dapat meningkatkan permintaan domestik dan investasi perusahaan, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.

Namun, ada dampak jangka pendek yang lebih besar terkait kebijakan ini terhadap nilai Dolar AS. Kebijakan pemangkasan pajak yang signifikan menyebabkan peningkatan defisit anggaran dan utang pemerintah. Hal ini, dalam jangka panjang, dapat menekan nilai Dolar karena investor mungkin mulai khawatir tentang kemampuan AS untuk membayar utangnya, yang dapat memicu penurunan nilai tukar Dolar.

Perang Dagang dan Ketegangan Global

Trump juga terkenal dengan kebijakan perangnya terhadap negara-negara lain, terutama China. Kebijakan tarif tinggi terhadap impor dari negara lain, khususnya China, sering kali memicu ketegangan perdagangan internasional. Perang dagang yang berlangsung antara AS dan China selama pemerintahan Trump mempengaruhi pasar global dan menambah ketidakpastian yang berkontribusi pada fluktuasi nilai tukar Dolar.

Meskipun ada sejumlah kali di mana Dolar AS menguat selama periode pemerintahan Trump—terutama karena kebijakan moneter Federal Reserve yang lebih hawkish (mengedepankan suku bunga tinggi)—ketegangan global yang dihasilkan oleh kebijakan Trump sering kali menekan Dolar. Ketidakpastian yang disebabkan oleh ketegangan perdagangan dapat menyebabkan investor mencari aset yang lebih aman, seperti emas atau Yen Jepang, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan sementara pada nilai Dolar AS.

Kebijakan Moneter dan Peran Federal Reserve

Selama masa pemerintahan Trump, Federal Reserve AS mengadopsi kebijakan yang lebih hawkish pada beberapa titik, yang termasuk kenaikan suku bunga untuk mengatasi potensi inflasi yang lebih tinggi akibat kebijakan fiskal yang ekspansif. Kenaikan suku bunga ini mendukung penguatan Dolar dalam beberapa kesempatan. Namun, kebijakan moneter yang agresif juga dapat memperburuk ketegangan di pasar saham dan mempengaruhi likuiditas global, yang bisa mengarah pada ketidakstabilan nilai tukar Dolar.

Biden dan Pendekatan Ekonomi yang Lebih Progresif

Setelah Trump, Joe Biden mengambil alih kepemimpinan AS pada Januari 2021 dengan membawa pendekatan yang lebih progresif terhadap kebijakan ekonomi. Kebijakan Biden lebih berfokus pada pemulihan ekonomi pasca-pandemi, investasi infrastruktur, serta penguatan jaring pengaman sosial untuk warga negara. Pendekatan ini berbeda jauh dari Trump, yang lebih berfokus pada pengurangan pajak dan kebijakan proteksionis.

Rencana Stimulus dan Pengeluaran Fiskal Besar

Salah satu kebijakan utama Biden adalah paket stimulus besar-besaran yang dirancang untuk merangsang ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19. Di awal masa kepresidenannya, Biden mengesahkan paket stimulus bernilai $1,9 triliun, yang dimaksudkan untuk membantu keluarga, bisnis kecil, dan pekerja yang terdampak oleh pandemi. Kebijakan ini mendorong pengeluaran konsumen dan membantu mengurangi ketidakpastian ekonomi.

Namun, meskipun paket stimulus ini membantu perekonomian AS bangkit kembali, dampaknya terhadap nilai Dolar AS cukup kompleks. Di satu sisi, peningkatan pengeluaran pemerintah dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya bisa meningkatkan kepercayaan investor terhadap Dolar. Di sisi lain, pengeluaran fiskal yang besar bisa memperburuk defisit anggaran dan meningkatkan utang nasional, yang berpotensi menekan nilai tukar Dolar dalam jangka panjang.

Pajak Korporasi dan Kebijakan Pembangunan Infrastruktur

Biden juga mengusulkan peningkatan pajak korporasi untuk mendanai program pembangunan infrastruktur dan sosial yang lebih besar. Kebijakan ini bertujuan untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada utang pemerintah. Meskipun ada argumen bahwa peningkatan pajak korporasi dapat mengurangi daya tarik investasi, banyak analis berpendapat bahwa kebijakan ini dapat memperkuat ekonomi AS dalam jangka panjang dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi Dolar.

Inflasi dan Kebijakan Moneter

Selama pemerintahan Biden, inflasi di AS meningkat tajam sebagai akibat dari kebijakan stimulus besar-besaran dan gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh pandemi. Inflasi yang lebih tinggi cenderung melemahkan Dolar karena daya beli domestik tergerus. Untuk mengatasi masalah inflasi, Federal Reserve dibawah Biden mengubah kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga secara agresif pada 2022 dan 2023. Kebijakan ini, meskipun ditujukan untuk menurunkan inflasi, sering kali menyebabkan volatilitas nilai tukar Dolar, karena investor cenderung bereaksi terhadap perubahan suku bunga dengan mengubah alokasi aset mereka.

Perbandingan Dampak Kebijakan Trump dan Biden terhadap Dolar

  1. Kebijakan Fiskal: Kebijakan fiskal Trump lebih berfokus pada pengurangan pajak dan pengurangan regulasi, yang cenderung meningkatkan defisit anggaran dan utang pemerintah. Di sisi lain, Biden lebih memprioritaskan pengeluaran untuk stimulus dan program sosial yang besar, yang juga berpotensi memperburuk utang pemerintah, tetapi dengan fokus pada pemulihan ekonomi dan pemerataan sosial.

  2. Kebijakan Perdagangan: Trump menerapkan kebijakan proteksionisme yang ketat dengan mengenakan tarif tinggi terhadap barang impor, yang menciptakan ketegangan global dan fluktuasi Dolar. Sebaliknya, Biden cenderung mengambil pendekatan yang lebih multilateral dalam hal perdagangan internasional, meskipun kebijakan perdagangan global tetap dapat mempengaruhi nilai Dolar.

  3. Kebijakan Moneter: Kebijakan moneter di bawah Trump cenderung lebih hawkish, dengan penekanan pada suku bunga yang lebih tinggi untuk menjaga inflasi tetap terkendali. Sementara itu, Biden lebih berfokus pada pemulihan ekonomi dan mengeluarkan stimulus besar, yang kemudian memicu inflasi, yang berdampak pada Dolar dalam jangka pendek hingga menengah.

  4. Inflasi dan Dolar: Kebijakan ekonomi kedua presiden ini berdampak pada inflasi yang berbeda. Trump mengalami inflasi yang relatif moderat meskipun ada pemangkasan pajak besar-besaran, sedangkan Biden menghadapi inflasi yang lebih tinggi akibat pandemi dan stimulus fiskal besar-besaran. Inflasi yang lebih tinggi cenderung melemahkan Dolar.

Kesimpulan

Pemerintahan Donald Trump dan Joe Biden memberikan dampak yang berbeda terhadap nilai tukar Dolar AS. Trump dengan kebijakan ekonomi yang lebih berfokus pada deregulasi, pemangkasan pajak, dan proteksionisme menyebabkan fluktuasi yang lebih tajam dalam nilai Dolar, terutama karena ketegangan perdagangan internasional. Sebaliknya, Biden dengan kebijakan stimulus besar dan pengeluaran fiskal yang tinggi berusaha mendorong pemulihan ekonomi pasca-pandemi, meskipun menghadapi tantangan inflasi yang turut mempengaruhi nilai Dolar. Setiap kebijakan memiliki keuntungan dan risiko masing-masing, dan dampaknya terhadap Dolar AS tergantung pada berbagai faktor ekonomi global yang saling berinteraksi.

Jika Anda ingin memanfaatkan pergerakan Dolar AS untuk keuntungan finansial, penting untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi nilai tukar. Di www.didimax.co.id, kami menawarkan berbagai program edukasi trading yang dirancang untuk membantu Anda memahami dinamika pasar dan strategi yang tepat untuk menghasilkan keuntungan. Kami menyediakan pelatihan trading dari dasar hingga tingkat lanjut, dengan pendekatan praktis yang dapat langsung diterapkan di pasar.

Jangan lewatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan trading Anda. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga dan ikuti program edukasi yang telah terbukti efektif dalam membantu banyak trader mencapai tujuan finansial mereka. Dapatkan pengetahuan yang Anda butuhkan untuk sukses di pasar forex dengan bantuan para ahli dan mentor berpengalaman.