Perbedaan Volatilitas Sesi London vs Sesi Asia dalam Trading Forex

Dalam dunia trading forex, pemahaman tentang sesi perdagangan sangat penting untuk membantu trader menentukan strategi terbaik. Pasar forex beroperasi 24 jam sehari selama lima hari kerja, terbagi menjadi beberapa sesi utama: sesi Asia, sesi London (Eropa), dan sesi New York (Amerika). Dari ketiganya, dua sesi yang sering dibandingkan karena perbedaan karakteristiknya adalah sesi Asia dan sesi London. Salah satu aspek penting yang membedakan keduanya adalah tingkat volatilitas. Volatilitas adalah ukuran seberapa besar harga bergerak dalam jangka waktu tertentu. Semakin tinggi volatilitas, semakin besar peluang (dan risiko) dalam melakukan trading. Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan volatilitas antara sesi London dan sesi Asia serta dampaknya terhadap aktivitas trading.
Mengenal Karakteristik Sesi Asia
Sesi Asia dibuka secara resmi dengan dimulainya pasar Tokyo pada pukul 06.00 WIB dan berlangsung hingga sekitar pukul 15.00 WIB. Meskipun sesi ini juga mencakup pasar lain seperti Sydney dan Hong Kong, pasar Tokyo tetap menjadi pusat utama dari sesi Asia. Karena dominasi pasar Jepang dalam sesi ini, pasangan mata uang seperti USD/JPY, AUD/JPY, dan NZD/JPY cenderung aktif selama periode ini.
Salah satu ciri khas sesi Asia adalah volatilitasnya yang cenderung rendah. Harga sering kali bergerak dalam range yang sempit, dan pergerakan signifikan jarang terjadi kecuali ada rilis berita penting dari Jepang, Australia, atau China. Ini menyebabkan banyak trader memilih sesi ini untuk strategi range trading (jual di resistance, beli di support), karena tren jangka panjang jarang terbentuk pada sesi ini.
Namun, bukan berarti sesi Asia tidak menawarkan peluang. Justru bagi trader yang menyukai stabilitas dan tidak ingin menghadapi lonjakan harga yang tiba-tiba, sesi Asia bisa menjadi pilihan ideal. Selain itu, trader yang memiliki pekerjaan utama di pagi hari juga bisa memanfaatkan waktu ini untuk memantau pasar sebelum volatilitas meningkat pada sesi berikutnya.
Karakteristik Sesi London dan Tingkat Volatilitasnya
Sesi London dimulai sekitar pukul 14.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 23.00 WIB. Ini adalah sesi perdagangan dengan volume dan likuiditas tertinggi. Banyak institusi keuangan besar, bank sentral, dan hedge fund yang aktif pada periode ini. Tidak heran jika sesi London disebut-sebut sebagai “jantung” dari pasar forex dunia.
Volatilitas pada sesi London sangat tinggi, terutama ketika tumpang tindih (overlap) dengan sesi New York sekitar pukul 19.00 WIB hingga 23.00 WIB. Pasangan mata uang utama seperti EUR/USD, GBP/USD, dan USD/CHF sangat aktif diperdagangkan. Pergerakan harga yang tajam dan cepat sangat umum terjadi, dan hal ini menawarkan potensi keuntungan yang besar bagi trader intraday maupun scalper.
Karena volume transaksi yang tinggi dan pelaku pasar yang beragam, sesi London cenderung membentuk tren yang kuat, terutama jika didorong oleh rilis data ekonomi penting dari kawasan Eropa seperti GDP, CPI, atau suku bunga ECB. Namun, trader juga perlu berhati-hati karena tingginya volatilitas berarti potensi kerugian juga meningkat jika tidak disertai dengan manajemen risiko yang baik.
Perbedaan Utama: Volatilitas dan Peluang Trading
1. Volatilitas
Sesi London memiliki volatilitas yang jauh lebih tinggi dibanding sesi Asia. Rata-rata range pergerakan harian pada sesi London bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dari sesi Asia. Sebagai contoh, pasangan EUR/USD pada sesi Asia mungkin hanya bergerak 30–50 pips, sementara pada sesi London bisa mencapai 80–150 pips dalam satu hari.
2. Volume Transaksi
Volume transaksi pada sesi London adalah yang terbesar di antara semua sesi. Sekitar 35% dari total transaksi harian forex global terjadi selama sesi London. Ini membuat pasar lebih likuid dan eksekusi order lebih cepat, namun juga berarti harga bisa berfluktuasi secara drastis dalam waktu singkat.
3. Strategi Trading
Pada sesi Asia, strategi range trading atau scalping dengan target kecil cenderung lebih cocok karena pergerakan harga yang stabil dan tidak terlalu liar. Sedangkan pada sesi London, strategi breakout dan trend following lebih ideal karena sering terjadi pergerakan besar yang menembus level support atau resistance dengan kuat.
4. Fokus Mata Uang
Sesi Asia lebih fokus pada mata uang seperti JPY, AUD, dan NZD, sedangkan sesi London lebih terfokus pada mata uang Eropa seperti EUR dan GBP. Oleh karena itu, pemilihan pasangan mata uang juga perlu disesuaikan dengan sesi yang sedang aktif agar potensi trading maksimal.
5. Risiko dan Reward
Sesi London menawarkan reward yang lebih besar karena peluang pergerakan harga yang signifikan. Namun, risiko juga lebih tinggi jika trader tidak mampu mengendalikan emosi atau tidak disiplin dalam menerapkan stop loss dan take profit. Di sisi lain, sesi Asia memberikan lingkungan yang lebih tenang bagi pemula untuk belajar membaca pola harga dengan risiko yang lebih rendah.
Kombinasi Kedua Sesi untuk Strategi Lebih Efektif
Beberapa trader berpengalaman justru menggabungkan analisis dari sesi Asia dan eksekusi pada sesi London. Mereka mengamati level support dan resistance yang terbentuk selama sesi Asia, lalu menunggu breakout atau konfirmasi tren pada pembukaan sesi London. Strategi ini dikenal dengan nama “Asian Range Breakout” dan cukup populer karena mengandalkan akurasi pergerakan awal untuk menangkap momentum pasar berikutnya.
Dengan memahami perbedaan karakter antara dua sesi ini, trader bisa lebih bijak dalam menentukan waktu terbaik untuk trading sesuai dengan gaya dan toleransi risiko masing-masing. Misalnya, jika seorang trader lebih suka pergerakan cepat dan agresif, maka sesi London adalah tempatnya. Namun jika lebih menyukai pasar yang tenang dan lambat, sesi Asia bisa menjadi pilihan yang tepat.
Kesimpulan
Perbedaan volatilitas antara sesi London dan sesi Asia memberikan dinamika unik dalam pasar forex. Sesi London dikenal dengan volatilitas tinggi, volume transaksi besar, dan peluang breakout yang sering terjadi. Sebaliknya, sesi Asia memberikan suasana yang lebih stabil dan cocok untuk trader konservatif. Tidak ada sesi yang mutlak lebih baik, karena semua kembali pada gaya trading, strategi, dan tujuan masing-masing trader.
Bagi Anda yang ingin memahami lebih dalam bagaimana memanfaatkan volatilitas pasar sesuai dengan sesi perdagangan, serta belajar strategi trading yang teruji langsung dari mentor profesional, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam program edukasi trading di www.didimax.co.id. Di sana Anda bisa belajar dari nol hingga mahir, didampingi oleh para trader berpengalaman yang siap membantu perjalanan Anda di dunia forex.
Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar secara gratis dan langsung praktik bersama komunitas trader aktif dari seluruh Indonesia. Kunjungi website resmi Didimax sekarang dan temukan program edukasi terbaik yang cocok dengan kebutuhan dan gaya trading Anda!