Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Pola Rising Wedge dan Falling yang Sekilas Terlihat Sama

Pola Rising Wedge dan Falling yang Sekilas Terlihat Sama

by Didimax Team

Pola grafik merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan trading forex di mana dari sekian banyak terdapat pola rising wedge dan falling. Penting untuk trader mengetahui tentang ini karena masih banyak yang tidak bisa membedakannya akibat sekilas terlihat sama. 

Apalagi pola grafik memiliki peran penting agar mempermudah saat mengenali potensi trend dan membuat keputusan. Jika Anda masih sulit membedakan antara kedua pola ini maka dapat dipastikan akan kesulitan kedepannya.  

Salah satu penyebab mengapa masih banyak yang menganggap rising wedge dan falling ini sama karena tampilannya mirip. Padahal Jika dilihat dari karakteristik dan implikasinya memiliki perbedaan yang jauh.

Sebagai seorang trader yang cerdas penting bagi Anda untuk mencari informasi yang lengkap seputar kegiatan trading. Jadi informasi seputar perkembangan mata uang saja tidak cukup untuk bisa sukses melalui forex. Banyak hal yang harus Anda ketahui mengenai kegiatan trading forex yang informasinya terus diupdate setiap hari sehingga tidak boleh ketinggalan.

 

Perbedaan Rising Wedge dan Falling dari Bias Arah

Salah satu hal yang bisa membantu Anda untuk membedakan antara rising wedge dan falling yaitu perhatikan bias arah. Pola grafik ini sebenarnya menunjukkan bias arah berlawanan karena menandakan potensi pembalikan trend. Namun rising wedge biasanya berhubungan dengan bias arah bearish. 

Artinya adalah trend naik sedang berlaku mengalami kehilangan kekuatan dan berpotensi pembalikan tren turun bisa terjadi. Banyak trader melihatnya sebagai pertAnda peringatan karena terjadi potensi penurunan harga. Namun untuk falling hanya menunjukkan bias arah bullish.

Artinya trend turun sekarang terjadi pelemahan dan berpotensi pembalikan ke tren naik. Biasanya para trader menafsirkan pola ini sebagai peringatan untuk kenaikan harga potensial. 

Penting untuk diingat, meskipun pola rising menunjukkan potensi pembalikan turun dan pola falling menunjukkan potensi pembalikan bullish tetapi hal ini bukanlah jaminan mutlak pergerakan harga di masa akan datang.

Penting untuk Anda menggunakan alat analisis teknis tambahan maupun faktor konfirmasi agar memperkuat proses pengambilan keputusan dengan tepat. Beberapa faktor konfirmasi bisa digunakan mulai dari analisis volume maupun level support dan resistance. 

Hal ini harus dipertimbangkan secara bersamaan dengan bias arah agar meningkatkan kemungkinan prediksi tren yang akurat.

Tentunya bias arah dalam strategi rising wedge dan falling adalah perbedaan yang sangat dasar. Jadi sangat dipertanyakan kesiapan Anda saat terjun dalam dunia forex jika hal remeh dasar seperti ini belum dipahami.

Perbedaan Rising Wedge dan Falling dari Potensi Pembalikan Tren

Walaupun rising wedge dan falling sama-sama mengindikasikan potensi pembalikan tetapi keduanya memiliki implikasi berbeda tentang arah trend. Pada rising dianggap sebagai pola pembalikan bearish karena menunjukkan tren naik berlaku telah kehilangan momentum dan penjual dapat memperoleh kendali yang mengarahkan ke potensi trend turun. 

Biasanya trader memanfaatkan rising sebagai tanda peringatan potensi pembalikan tren awalnya bullish ke bearish. Namun berbeda dengan falling yang dianggap sebagai pola pembalikan bullish. Karena pola ini menunjukkan trend turun telah kehilangan momentum sehingga pembeli bisa mengambil kembali dan berpotensi mengarah ke tren naik.

Banyak trader melihat pola ini sebagai tanda untuk mengembalikan trend potensial dari bearish ke bullish. Karena perbedaan ini merupakan faktor penting pada saat menerapkannya dalam strategi maka trader harus paham agar bisa menggunakannya dengan tepat. Misalnya saat menggunakan rising biasanya mencari peluang untuk memasuki posisi jual dan mengantisipasi potensi penurunan harga.

Begitu juga pada saat Anda menggunakan falling agar mendapatkan peluang untuk memasuki posisi beli dan mengantisipasi potensi kenaikan harga. Harus diingat walaupun pola ini menunjukkan potensi pembalikan tren tetapi harus ada konfirmasi tambahan untuk memvalidasi pembalikan yang diantisipasi. Beberapa trader ada yang menggunakan indikator teknis seperti moving average dan pola candlestick.

Bahkan dengan paham tentang potensi pembalikan tren dari rising wedge dan falling bisa membantu Anda menyesuaikan dengan strategi serta arah pasar yang diantisipasi. Kondisi ini bisa membantu Anda mendapatkan peluang besar dalam mendapatkan keuntungan.

Perbedaan dari Segi Faktor Konfirmasi

Penting untuk Anda mengetahui perbedaan faktor konfirmasi pola  rising wedge dan falling, karena hal ini berperan penting saat memvalidasi pola grafik dan memberikan pengaruh terhadap akuratnya sebuah strategi. Apalagi kedua pola ini juga membutuhkan konfirmasi tetapi faktornya saja yang berbeda. 

Pada rising wedge, banyak yang menganggap analisis volume adalah faktor konfirmasi. Ketika ketika pola berkembang maka penurunan volume akan diamati. Volume yang lebih rendah menunjukkan kurangnya minat beli sehingga mendukung kasus bearis untuk pembalikan tren. Selain itu trader akan mencari beberapa pola ini  sebagai sinyal konfirmasi yaitu:

1. Pola candlestick bearish

Merupakan salah satu tipe pola candlestick yang menAndakan adanya tekanan jual yang kuat pada aset. Biasanya pola ini menggambarkan periode waktu tertentu dan menunjukkan harga aset telah ditutup lebih rendah dibandingkan harga pembukaannya dalam sebuah periode. 

2. Bearish divergence pada oscillator

Bearish divergence adalah kondisi grafik harga berada di posisi higher high sementara posisi indikator berada di lower high. Biasanya grafik ini dianggap menjadi indikasi trend yang akan berbalik dari yang awalnya naik menjadi turun.

Namun untuk pola falling biasanya faktor konfirmasinya adalah analisis volume tetapi interpretasinya berbeda. Saat pola ini berkembang para trader berharap terdapat peningkatan volume trading. Volume yang tinggi menunjukkan lonjakan minat beli serta mendukung kasus bullish untuk potensi pembalikan tren.

Pastinya Anda harus mencari pola candlestick bullish, bullish divergence pada oscillator maupun breakout di atas upper trendline untuk sinyal konfirmasinya. Wajib untuk kalian menggunakan faktor konfirmasi ini bersamaan dengan indikator lainnya agar memperkuat analisis.

Perbedaan Rising Wedge dan Falling Pada Aspek Risk Reward

Pada pola rising melibatkan pengambilan posisi short setelah breakout yang dikonfirmasi di bawah lower trendline. Nantinya Anda akan menetapkan level stop loss di atas upper trendline agar mengelola risiko. 

Apalagi sering diperkirakan target profit potensial dengan mengukur ketinggian pola dari high awal ke low awal dan memproyeksikan ke bawah dari titik berikut. 

Pada kasus rising wedge maka pergerakan bearish relatif lebih singkat tetapi berdampak pada rasio risk reward. Jadi Anda harus menilai apakah potensi keuntungannya memberikan risiko yang diambil. 

Namun pada pola falling akan mengambil posisi beli setelah breakout yang dikonfirmasi di atas upper trendline. Nantinya Anda menetapkan tingkat stop loss di bawah lower trendline untuk membatasi risiko. 

Untuk mengetahui potensi target profit dengan mengukur ketinggian pola dari titik terendah awal hingga titik tertinggi awal dan memproyeksikan ke atas dari titik breakout. Pergerakan bullish yang berhubungan dengan pola falling biasanya lebih lama dan berpotensi rasio rewardnya lebih untung. Namun Anda harus melakukan evaluasi risk reward berdasarkan strategi dan kondisi pasar.

Apalagi rasio risk reward dinilai berdasarkan preferensi trading individu dan toleransi risiko. Itulah beberapa perbedaan mengenai pola rising wedge dan falling yang memiliki karakteristik berbeda dan tidak boleh diandalkan sebagai sinyal trading yang berdiri sendiri.