
Poundsterling Melemah di Tengah Kekuatan Dolar AS
Poundsterling, mata uang resmi Inggris, mengalami tekanan signifikan dalam beberapa pekan terakhir seiring menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) di pasar valuta asing global. Pergerakan ini mencerminkan dinamika fundamental dan teknikal yang saling bertautan antara kedua ekonomi besar dunia, yakni Inggris dan Amerika Serikat. Sementara investor global terus mencermati arah kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed) dan Bank of England (BoE), realitas di pasar menunjukkan bahwa dolar AS masih menjadi mata uang yang paling diminati sebagai aset safe haven.
Faktor Penguatan Dolar AS
Dolar AS menunjukkan penguatan yang konsisten dalam beberapa bulan terakhir. Salah satu pendorong utama dari tren ini adalah data ekonomi AS yang solid, termasuk data tenaga kerja (Non-Farm Payroll), inflasi yang cenderung tetap tinggi, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan. Hal ini memunculkan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, atau bahkan melakukan kenaikan tambahan apabila inflasi kembali memanas.
Dalam konteks kebijakan moneter, The Fed telah menegaskan bahwa mereka akan tetap berkomitmen pada target inflasi sebesar 2%. Ketegasan ini memberikan dorongan kuat bagi dolar AS karena suku bunga tinggi cenderung menarik investor global untuk menempatkan dana mereka di aset berbasis dolar. Obligasi pemerintah AS menjadi salah satu aset yang sangat menarik dengan imbal hasil tinggi, sehingga permintaan terhadap dolar pun meningkat.
Kondisi Ekonomi Inggris yang Menantang
Di sisi lain, perekonomian Inggris menghadapi tantangan yang cukup besar. Meskipun inflasi mulai melandai, tekanan biaya hidup yang tinggi selama dua tahun terakhir telah meninggalkan dampak yang dalam terhadap daya beli masyarakat. Konsumsi rumah tangga masih lemah, sektor properti menunjukkan perlambatan, dan pasar tenaga kerja mulai menunjukkan tanda-tanda pendinginan.
Bank of England sempat menaikkan suku bunga secara agresif untuk menjinakkan inflasi, namun saat ini bank sentral mulai bersikap lebih hati-hati karena kekhawatiran akan resesi teknikal. Bahkan beberapa anggota Komite Kebijakan Moneter (MPC) BoE mulai menyerukan jeda kenaikan suku bunga lebih lanjut, dengan alasan pertumbuhan ekonomi yang mulai stagnan.
Faktor-faktor ini memberikan tekanan tambahan pada poundsterling. Investor menjadi ragu terhadap prospek mata uang Inggris karena kebijakan moneter yang lebih dovish dibandingkan dengan The Fed. Ketika bank sentral Inggris mulai mempertimbangkan pelonggaran, sedangkan The Fed masih mempertahankan sikap hawkish, maka selisih suku bunga antara kedua negara menjadi alasan utama pergerakan nilai tukar GBP/USD yang cenderung menurun.
Data Terbaru dan Respons Pasar
Pada pekan terakhir bulan Juli 2025, poundsterling melemah hingga menembus level psikologis 1.2700 terhadap dolar AS. Penurunan ini terjadi setelah rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris yang hanya tumbuh 0,2% secara kuartalan, lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan 0,4%. Di sisi lain, data inflasi AS yang dirilis pada periode yang sama menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 3,1%, naik dari bulan sebelumnya sebesar 2,9%, yang memperkuat ekspektasi pasar terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed di pertemuan berikutnya.
Respons pasar cukup cepat dan tegas. Permintaan terhadap dolar AS meningkat, sementara poundsterling dibebani oleh sentimen negatif dari data domestik Inggris. Pelaku pasar besar seperti hedge fund dan bank investasi mengalihkan sebagian besar portofolionya dari aset berdenominasi pound ke dolar. Aktivitas ini menyebabkan tekanan jual yang konsisten terhadap GBP/USD dalam jangka pendek.
Analisis Teknikal: GBP/USD dalam Tren Turun
Secara teknikal, grafik harian pasangan mata uang GBP/USD menunjukkan pola penurunan yang kuat. Moving Average 50 (MA-50) telah memotong ke bawah MA-200, mengindikasikan terbentuknya death cross yang menandakan tren bearish jangka menengah. Indeks kekuatan relatif (RSI) juga masih berada di bawah level 50, menunjukkan bahwa momentum penurunan masih dominan.
Support kuat berada di area 1.2600, yang jika berhasil ditembus maka kemungkinan pasangan ini akan melanjutkan penurunannya ke area 1.2500. Sementara itu, resistance terdekat berada di 1.2800. Selama belum ada sentimen positif baru dari Inggris, ataupun pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed, prospek penguatan poundsterling dalam waktu dekat masih sangat terbatas.
Potensi Risiko dan Arah Selanjutnya
Meskipun saat ini dolar AS tampak dominan, bukan berarti tidak ada risiko yang bisa membalikkan arah tren. Salah satu faktor penting yang patut dicermati adalah potensi pelemahan ekonomi AS secara tiba-tiba. Jika data ekonomi ke depan mulai menunjukkan pelemahan signifikan, maka The Fed bisa dipaksa untuk melunakkan sikap moneternya. Dalam skenario seperti itu, dolar AS bisa melemah dan memberikan peluang rebound bagi poundsterling.
Di sisi lain, Inggris juga masih memiliki ruang untuk mengejutkan pasar. Jika Bank of England tiba-tiba bersikap lebih hawkish atau data ekonomi menunjukkan pemulihan yang lebih kuat dari perkiraan, maka hal itu bisa menjadi katalis positif bagi penguatan pound. Namun untuk saat ini, sentimen pasar masih condong pada dominasi dolar AS.
Kesimpulan
Poundsterling mengalami tekanan yang cukup dalam akibat kombinasi dari penguatan dolar AS dan melemahnya fundamental ekonomi Inggris. Ketidakpastian arah kebijakan moneter Bank of England, ditambah dengan kuatnya ekspektasi pasar terhadap suku bunga tinggi di AS, menjadikan GBP/USD dalam tekanan turun yang konsisten. Para pelaku pasar harus terus memantau perkembangan ekonomi kedua negara dan sinyal-sinyal kebijakan dari bank sentral masing-masing untuk menentukan arah pergerakan selanjutnya.
Bagi Anda yang ingin memahami dinamika pasar forex secara lebih mendalam dan belajar membaca faktor-faktor fundamental maupun teknikal yang mempengaruhi pergerakan harga, saatnya Anda bergabung bersama program edukasi trading di www.didimax.co.id. Didimax menawarkan pembelajaran komprehensif yang mudah dipahami, baik untuk pemula maupun trader berpengalaman.
Dengan mengikuti edukasi di Didimax, Anda akan dibimbing langsung oleh mentor profesional dan berpengalaman di bidangnya. Selain itu, komunitas yang solid serta dukungan analisa harian akan membantu Anda membuat keputusan trading yang lebih tepat dan terukur. Jangan biarkan pasar mengendalikan Anda — kendalikan strategi trading Anda bersama Didimax!