Morgan Stanley dalam beberapa publikasi dan analisis pasar sepanjang 2025 menekankan bahwa perubahan kebijakan moneter AS (Fed), ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan dinamika geopolitik menjadi pendorong utama bagi pergerakan nilai tukar dan harga komoditas—termasuk emas. Mereka melihat fase pelemahan dolar yang sudah berjalan pada 2025 berpotensi berlanjut ke 2026, sejalan dengan prospek pemotongan suku bunga bertahap di AS dan perbaikan relatif prospek ekonomi di kawasan lain. Morgan Stanley+1
Ringkas prediksinya: dolar lebih lemah, emas tetap menarik
Secara ringkas, pandangan Morgan Stanley yang banyak dikutip di pasar internasional adalah: (1) ada ruang untuk dolar AS melemah lebih lanjut (dengan proyeksi penurunan material dalam beberapa skenario), dan (2) emas dipandang sebagai aset favorit di sektor komoditas karena kombinasi suku bunga riil yang lebih rendah, minat investasi yang meningkat, dan risiko geopolitik/ketidakpastian makro. Morgan Stanley menyebut emas sebagai “top pick” di antara komoditas dalam beberapa outlook mereka. Morgan Stanley+2Morgan Stanley+2
Pandangan angka konkret Morgan Stanley (apa yang dilaporkan media)
Beberapa publikasi bisnis menyampaikan proyeksi spesifik yang berasal dari riset besar—misalnya laporan dan liputan akhir-akhir ini menyebut Morgan Stanley menempatkan target harga emas di kisaran $4.500 per troy ounce pada pertengahan 2026, dengan skenario bull case yang bahkan menyebut kemungkinan mencapai $5.000/oz jika permintaan investasi tetap kuat. Di sisi mata uang, estimasi yang dilaporkan menyatakan kemungkinan penurunan nilai dolar (DXY) secara bermakna — dicatat beberapa laporan merujuk pada potensi penurunan hingga sekitar 9–10% selama 2025–2026 tergantung skenario suku bunga. Perlu diingat bahwa angka-angka ini adalah proyeksi dan bergantung pada jalannya kebijakan moneter, data inflasi, dan kejadian geopolitik. Reuters+2Exchangerates+2
Mengapa Morgan Stanley bull pada emas? (faktor fundamental)
Beberapa alasan utama yang diangkat oleh tim komoditas Morgan Stanley untuk sikap bullish pada emas:
-
Suku bunga riil yang turun — ketika Fed mulai menurunkan suku bunga nominal, bunga riil (setelah inflasi) cenderung turun, membuat opportunity cost kepemilikan emas (yang tidak memberi kupon) lebih rendah.
-
Permintaan investasi meningkat — masuknya modal ke ETF emas, pembelian bank sentral, dan alokasi portofolio oleh manajer institusi menunjang permintaan.
-
Risiko geopolitik & ketidakpastian — krisis geopolitik atau gelombang risiko pasar meningkatkan permintaan safe haven.
-
Korelasi negatif dengan dolar — pelemahan dolar memperkuat denominasi dollar-priced komoditas seperti emas. Morgan Stanley+1
Implikasi untuk trader forex: pasangan dan strategi yang layak dipertimbangkan
Dengan ekspektasi dolar melemah, beberapa implikasi trading praktis muncul:
-
EUR/USD & GBP/USD: jika dolar melemah karena ekspektasi rate cut AS sementara ECB/BoE lebih hawkish (atau memiliki jalur pemangkasan yang lebih lambat), pasangan berbasis euro dan pound berpotensi terapresiasi. Morgan Stanley menyebut euro dan pound bisa menguat terhadap dolar dalam beberapa skenario. Trader bisa mencari breakout level teknikal atau momentum pullback untuk entry. Business Insider
-
USD/JPY: yen sering bereaksi terhadap perubahan selisih suku bunga (yield differential) dan sentimen risiko. Pelemahan dolar terhadap yen bisa terjadi jika pasar melihat suku bunga AS turun sementara Jepang tetap ultra-long-term dovish, tetapi risiko intervensi atau aksi BoJ harus diperhitungkan.
-
Cross emerging: mata uang EM yang sensitif terhadap harga komoditas (mis. AUD, NZD, NOK) dapat menguat bila dolar melemah dan risiko global mereda. Namun volatilitas tetap tinggi.
-
XAU/USD (emas): Morgan Stanley menaruh emas sebagai pilihan utama; trader yang ingin memanfaatkan tren ini dapat mempertimbangkan long bias pada XAU/USD, dengan manajemen risiko ketat untuk mengantisipasi koreksi jangka pendek. Exchangerates+1
Strategi entry/exit dan manajemen risiko (prinsip praktis)
-
Gabungkan view fundamental dan teknikal: gunakan level support/resistance harian/mingguan serta konfirmasi momentum (RSI, MACD) sebelum membuka posisi berdasarkan proyeksi makro.
-
Sizing dan stop loss: karena proyeksi makro dapat berubah cepat, posisi harus ditempatkan dengan stop loss yang realistis (mis. % risiko modal per trade yang terdefinisi) dan ukuran posisi yang sesuai.
-
Hedging: trader institusi sering menggunakan opsi atau kontrak berjangka untuk melindungi eksposur saat mereka memegang posisi komoditas atau mata uang. Trader retail bisa mempertimbangkan opsi (jika tersedia) atau offsetting positions (mis. long emas + short USD pair) untuk mengurangi risiko.
-
Jaga likuiditas: volatilitas di sekitar rilis data ekonomi besar atau peristiwa geopolitik dapat memperlebar spread; hindari membuka order besar pada periode tersebut jika tidak siap menanggung slippage.
Skenario alternatif & tanda-tanda yang harus diperhatikan
Morgan Stanley menekankan bahwa proyeksi mereka bergantung pada asumsi—jika inflasi kembali menguat dan Fed menjadi lebih hawkish, maka ekspektasi pelemahan dolar dan reli emas bisa tertunda atau berbalik. Tanda-tanda yang wajib dipantau: data inflasi AS (CPI/PCE), pernyataan dan proyeksi Fed (dot plot), keputusan suku bunga bank sentral utama, serta indikator permintaan ritel untuk emas (ETF flows) dan pembelian bank sentral. Perubahan tajam pada salah satu faktor ini berpotensi mengubah arah pasar secara signifikan. Morgan Stanley+1
Contoh skenario trading jangka menengah (illustratif)
-
Skenario dasar (bullish emas / bearish USD): jika data inflasi AS melemah dalam 1–2 bulan ke depan dan pasar mulai memprice-in 1–2 cut suku bunga, trader bisa membuka posisi long XAU/USD pada pullback ke support teknikal, target bertahap menuju area resistance yang selaras dengan proyeksi (mis. menuju level psikologis yang diliput pasar), sambil menempatkan trailing stop. Exchangerates
-
Skenario alternatif (risk-off / hawkish surprise): jika inflasi kembali naik dan Fed menunda cut, kemungkinan koreksi emas dan penguatan dolar sementara—siapkan plan keluar (stop loss) dan jangan menambah posisi pada tren yang belum terkonfirmasi.
Kesimpulan yang bisa diambil trader
Morgan Stanley menempatkan emas sebagai salah satu aset yang menarik dalam konteks 2025–2026 karena kombinasi prospek penurunan suku bunga riil, permintaan investasi yang kuat, dan risiko geopolitik. Di sisi forex, ekspektasi mereka terhadap pelemahan dolar membuka peluang pada pasangan-pasangan berbasis mata uang non-USD. Namun semua proyeksi ini mengandung ketidakpastian tinggi: perubahan data inflasi, keputusan suku bunga, atau peristiwa geopolitik tiba-tiba mampu mengubah arah pasar. Oleh karena itu, trader harus menggabungkan pemahaman fundamental (outlook bank besar seperti Morgan Stanley), analisis teknikal, dan disiplin manajemen risiko untuk menerapkan strategi yang bertahan dalam beragam skenario. Morgan Stanley+2Morgan Stanley+2
Jika Anda ingin mendalami bagaimana membaca laporan riset seperti yang dikeluarkan Morgan Stanley, memahami mekanika pengaruh suku bunga terhadap forex/emas, dan mempraktikkan strategi manajemen risiko yang disiplin, program edukasi trading yang terstruktur akan sangat membantu. Di sana Anda bisa belajar mulai dari logika dasar hingga penerapan strategi live trading yang sesuai profil risiko.
Program edukasi yang tepat dapat memperpendek kurva pembelajaran Anda dan memberi akses ke modul-modul praktis, latihan, serta bimbingan untuk menyusun rencana trading yang realistis. Jika Anda ingin memulai atau meningkatkan kemampuan trading, pertimbangkan untuk ikut program edukasi trading di www.didimax.co.id — materi dirancang untuk pemula hingga trader menengah yang ingin memahami pasar secara lebih mendalam dan praktis.