Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Reaksi Pasar Forex terhadap Krisis Geopolitik Israel-Iran

Reaksi Pasar Forex terhadap Krisis Geopolitik Israel-Iran

by rizki

Reaksi Pasar Forex terhadap Krisis Geopolitik Israel-Iran

Krisis geopolitik selalu menjadi pemicu utama pergerakan pasar global, tak terkecuali pasar valuta asing (Forex). Ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran kembali menjadi sorotan utama pada pertengahan 2025, menciptakan kepanikan di kalangan investor dan spekulan. Peristiwa ini bukan hanya berdampak pada harga minyak dan komoditas lainnya, tetapi juga secara signifikan mempengaruhi pergerakan mata uang global, terutama pair safe haven seperti USD/JPY, serta mata uang negara-negara yang memiliki hubungan ekonomi erat dengan kawasan Timur Tengah.

Pasar Forex dikenal sebagai pasar yang sangat sensitif terhadap berita-berita geopolitik. Ketika konflik antara Israel dan Iran memanas, para trader mulai mencari aset yang dianggap lebih aman. Hal ini menyebabkan permintaan terhadap mata uang safe haven seperti dolar AS, yen Jepang, dan franc Swiss meningkat tajam. Sebaliknya, mata uang negara-negara berkembang yang rentan terhadap ketidakstabilan global justru mengalami tekanan jual yang signifikan.

Ketegangan antara kedua negara ini bukanlah hal baru, namun eskalasi terbaru melibatkan serangan rudal dan drone lintas batas, serta ancaman balasan yang meningkatkan risiko konflik berskala lebih besar. Investor pun mulai melakukan repositioning portofolio mereka dengan mengurangi eksposur pada aset-aset berisiko tinggi dan memperbesar posisi pada instrumen yang lebih defensif. Akibatnya, volatilitas di pasar Forex melonjak dalam waktu singkat.

Salah satu dampak paling terlihat dari krisis ini adalah lonjakan nilai tukar USD terhadap mata uang utama lainnya. Dolar AS, yang biasanya dianggap sebagai mata uang paling stabil dalam kondisi ketidakpastian global, menguat tajam sejak berita pertama mengenai serangan militer dilaporkan. Indeks dolar (DXY), yang mengukur kekuatan USD terhadap enam mata uang utama, menunjukkan kenaikan signifikan selama minggu pertama krisis. Hal ini menunjukkan adanya arus masuk dana besar-besaran ke dalam dolar AS karena investor mencari keamanan.

Yen Jepang dan franc Swiss juga mencatat penguatan, meskipun dalam skala yang lebih terbatas dibandingkan dolar AS. Banyak trader melihat yen sebagai mata uang yang aman karena Jepang memiliki surplus neraca berjalan yang stabil dan tidak terlibat langsung dalam konflik geopolitik. Namun, Bank of Japan (BoJ) yang tetap mempertahankan suku bunga ultra-rendah membatasi potensi penguatan yen. Sementara itu, franc Swiss mendapat dukungan karena reputasinya sebagai mata uang yang konservatif dengan stabilitas ekonomi yang tinggi.

Di sisi lain, mata uang komoditas seperti dolar Australia (AUD) dan dolar Kanada (CAD) mengalami fluktuasi tajam. Dolar Kanada sempat menguat karena harga minyak naik tajam akibat ketegangan Timur Tengah, namun kemudian melemah kembali seiring kekhawatiran bahwa konflik akan menekan pertumbuhan global. AUD, yang sangat sensitif terhadap sentimen risiko global, mengalami tekanan karena pelarian modal ke aset safe haven.

Mata uang emerging markets, termasuk rupiah Indonesia (IDR), lira Turki (TRY), dan rand Afrika Selatan (ZAR), menunjukkan pelemahan yang cukup tajam. Ketidakpastian geopolitik membuat investor global menarik dana dari pasar negara berkembang untuk menghindari risiko tambahan. Ini menyebabkan tekanan pada cadangan devisa dan meningkatkan beban utang luar negeri di negara-negara tersebut, yang kemudian memperburuk sentimen pasar.

Selain itu, konflik Israel-Iran juga memicu kekhawatiran terhadap jalur pasokan energi global. Kawasan Timur Tengah adalah wilayah strategis penghasil minyak dunia, dan eskalasi konflik di kawasan ini dapat mengganggu pasokan minyak, terutama jika konflik melibatkan Selat Hormuz — jalur perdagangan minyak paling penting di dunia. Ketakutan ini menyebabkan lonjakan harga minyak mentah, yang turut memicu inflasi global dan mendorong bank sentral untuk lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan moneter.

Ketidakpastian ini juga membuat pelaku pasar semakin memperhatikan pernyataan-pernyataan dari pejabat bank sentral utama dunia seperti Federal Reserve, European Central Bank (ECB), dan Bank of England. Komentar-komentar mereka menjadi bahan spekulasi mengenai arah suku bunga dan kebijakan moneter selanjutnya. Sebagai contoh, jika krisis geopolitik ini menyebabkan perlambatan ekonomi global, ada kemungkinan bank sentral akan menunda kenaikan suku bunga atau bahkan mempertimbangkan pelonggaran moneter.

Dalam jangka pendek, pasar Forex diperkirakan akan tetap volatile selama konflik Israel-Iran belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Trader harus terus memperhatikan perkembangan terbaru dari kawasan tersebut, termasuk reaksi dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Cina, yang dapat memperburuk atau meredakan situasi. Setiap pernyataan diplomatik, pergerakan militer, atau tindakan ekonomi seperti sanksi dapat memicu reaksi pasar yang tajam.

Namun, bukan berarti trader tidak memiliki peluang. Justru dalam kondisi seperti ini, banyak peluang trading terbuka lebar — tentu saja jika disertai dengan manajemen risiko yang ketat. Memahami korelasi antara geopolitik dan pergerakan mata uang menjadi kunci untuk mengambil keputusan yang tepat. Trader yang mampu membaca arah sentimen pasar dengan cepat dan tepat akan lebih unggul dalam memanfaatkan kondisi ini.

Untuk trader retail, penting untuk tidak hanya mengandalkan analisis teknikal, tetapi juga memperkuat pemahaman terhadap faktor fundamental dan geopolitik. Pelatihan dan edukasi yang tepat sangat diperlukan agar tidak terjebak dalam euforia atau kepanikan sesaat yang sering terjadi dalam kondisi pasar seperti ini.

Jika Anda ingin memperdalam pengetahuan tentang bagaimana krisis geopolitik memengaruhi pasar Forex dan belajar strategi trading yang tepat dalam kondisi pasar ekstrem, maka mengikuti program edukasi trading yang terpercaya adalah langkah yang bijak. Di www.didimax.co.id, Anda bisa mendapatkan bimbingan langsung dari mentor berpengalaman, analisa pasar harian, dan pembelajaran berbasis kasus nyata yang relevan dengan kondisi saat ini.

Dengan bekal edukasi yang kuat, Anda tidak hanya akan mampu memahami dinamika pasar secara lebih baik, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengambil keputusan trading yang tepat. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan Anda bersama Didimax dan menjadi trader yang siap menghadapi segala situasi pasar — termasuk krisis sekalipun.