Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Risiko Menggunakan Teknik Averaging di Trading Forex: Waspadai Sebelum Terlambat!

Risiko Menggunakan Teknik Averaging di Trading Forex: Waspadai Sebelum Terlambat!

by Rizka

Risiko Menggunakan Teknik Averaging di Trading Forex: Waspadai Sebelum Terlambat!

Dalam dunia trading forex, banyak strategi yang digunakan trader untuk mengelola posisi dan memaksimalkan potensi profit. Salah satu strategi yang populer, terutama di kalangan trader pemula hingga menengah, adalah teknik averaging. Teknik ini pada dasarnya adalah membuka posisi tambahan pada pasangan mata uang yang sama ketika harga bergerak berlawanan dari posisi awal. Meskipun strategi ini tampak menjanjikan, terutama dalam kondisi pasar tertentu, sebenarnya teknik averaging menyimpan risiko besar yang bisa menghancurkan akun trading jika tidak digunakan dengan bijak.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai risiko teknik averaging dalam trading, terutama bagi mereka yang belum memiliki manajemen risiko yang matang. Jika kamu sedang mempertimbangkan menggunakan teknik ini, atau bahkan sudah menggunakannya, penting untuk memahami sisi gelap di balik strategi yang tampak “menyelamatkan” ini.


Apa Itu Teknik Averaging?

Sebelum membahas risikonya, mari pahami dulu pengertian dari averaging. Teknik averaging terbagi menjadi dua jenis utama:

  1. Averaging Down (Buy/Sell lebih banyak saat harga turun/naik)
    Trader membuka posisi baru searah posisi sebelumnya saat harga bergerak melawan. Tujuannya adalah menurunkan harga rata-rata masuk agar saat harga berbalik, seluruh posisi bisa ditutup lebih cepat dengan profit atau loss yang lebih kecil.

  2. Averaging Up
    Kebalikan dari averaging down, teknik ini menambahkan posisi ketika harga bergerak searah posisi awal. Teknik ini lebih aman, namun jarang digunakan karena dianggap kurang agresif.

Averaging sering digunakan oleh trader yang yakin harga akan kembali ke arah awal sehingga seluruh posisi bisa ditutup dengan keuntungan. Namun keyakinan ini bisa menjadi bumerang jika harga terus bergerak berlawanan.


Risiko Utama Menggunakan Teknik Averaging

1. Potensi Kerugian yang Semakin Besar

Salah satu risiko paling nyata dari teknik averaging adalah kerugian yang membesar dengan cepat. Jika trader terus menambah posisi tanpa memperhatikan batas margin atau modal yang tersedia, saat harga terus bergerak berlawanan, floating loss akan meningkat drastis. Hal ini bisa menyebabkan margin call atau bahkan stop-out jika tidak dikontrol dengan manajemen risiko yang ketat.

Contohnya, seorang trader membuka posisi buy di EUR/USD pada harga 1.1000. Saat harga turun ke 1.0950, dia melakukan averaging dengan posisi buy tambahan. Jika harga terus turun ke 1.0900, dan trader kembali averaging, maka total floating loss sudah cukup besar. Jika leverage tinggi dan margin tidak kuat, akun bisa terhapus.

2. Tidak Ada Jaminan Harga Akan Kembali

Salah satu asumsi terbesar dalam teknik averaging adalah keyakinan bahwa harga akan kembali ke harga rata-rata. Padahal, pasar forex bisa sangat volatile dan dipengaruhi oleh berita besar, kebijakan bank sentral, dan sentimen global. Jika harga terus bergerak dalam satu arah, maka asumsi tersebut bisa sangat berbahaya.

Pergerakan tren jangka panjang, seperti yang terjadi pada Brexit atau pandemi global, membuktikan bahwa pasar bisa bertahan dalam satu arah selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

3. Psikologi Trading yang Terganggu

Trader yang menggunakan teknik averaging akan merasa tertekan saat floating loss semakin besar. Kecemasan dan ketakutan akan menghantui, membuat trader sulit berpikir jernih dan berpotensi membuat keputusan impulsif. Hal ini sering berujung pada kesalahan trading seperti overtrade, menghapus stop loss, atau bahkan melipatgandakan lot secara emosional (mirip martingale).

Mental seorang trader akan benar-benar diuji dalam situasi ini. Bahkan trader yang sudah berpengalaman pun bisa tergoda untuk tetap bertahan dengan keyakinan bahwa “pasti balik”.

4. Memerlukan Modal yang Besar

Teknik averaging memerlukan cadangan modal yang besar untuk bisa menahan posisi. Semakin banyak posisi yang dibuka, semakin besar margin yang dibutuhkan. Trader dengan modal terbatas tidak disarankan menggunakan teknik ini karena sangat rentan terhadap margin call jika terjadi pergerakan ekstrem.

Tanpa perhitungan yang matang terhadap position sizing dan rasio margin yang sehat, teknik averaging justru lebih sering menghancurkan akun daripada menyelamatkannya.

5. Tidak Cocok di Pasar yang Trending Kuat

Teknik averaging mungkin masih bisa digunakan di pasar yang cenderung sideways atau flat, namun akan sangat berbahaya di pasar trending kuat. Saat harga bergerak dalam tren jangka panjang, averaging akan melawan arus pasar. Bukannya mengurangi kerugian, justru memperparahnya.

Sebagai contoh, saat tren bearish kuat terjadi pada GBP/JPY, trader yang terus melakukan averaging buy tanpa memperhatikan kekuatan tren bisa mengalami kerugian yang tidak tertolong.

6. Kesalahan dalam Menentukan Titik Averaging

Banyak trader melakukan averaging hanya berdasarkan intuisi tanpa analisis teknikal yang matang. Ini bisa sangat berbahaya karena posisi tambahan dibuka di titik-titik yang tidak strategis. Harusnya averaging dilakukan berdasarkan level support/resistance kuat, indikator teknikal, dan pertimbangan momentum, bukan hanya karena “harga turun lagi”.

Tanpa strategi teknikal yang jelas, averaging berubah dari strategi menjadi perjudian.


Solusi: Teknik Averaging yang Lebih Aman?

Jika kamu tetap ingin menggunakan teknik averaging, ada beberapa langkah penting yang bisa mengurangi risikonya:

  • Gunakan position sizing yang konservatif.

  • Selalu gunakan stop loss dan batasan jumlah posisi averaging.

  • Lakukan averaging dengan strategi teknikal yang jelas, bukan berdasarkan emosi.

  • Pastikan pasar dalam kondisi range-bound atau sideways, bukan trending.

  • Gunakan akun demo terlebih dahulu untuk mencoba strategi averaging secara realistis.

Namun perlu diingat, meskipun dengan pengamanan yang ketat, teknik ini tetap memiliki risiko tinggi dan tidak cocok untuk semua jenis trader, terutama pemula.


Dalam dunia trading, tidak ada strategi yang sempurna. Teknik averaging bisa menghasilkan profit jika digunakan dalam kondisi pasar yang sesuai dan dengan manajemen risiko yang ketat. Namun, jika disalahgunakan, strategi ini bisa menjadi bom waktu yang menghapus seluruh saldo akun dalam sekejap. Oleh karena itu, bijaklah dalam memilih strategi, kenali risikonya, dan jangan hanya tergiur dari sisi profit saja.

Kalau kamu masih bingung bagaimana menggunakan teknik averaging yang benar atau ingin mempelajari strategi lainnya yang lebih aman dan realistis, saatnya kamu bergabung dalam program edukasi trading gratis dari Didimax. Di sini, kamu akan dibimbing langsung oleh mentor profesional yang sudah berpengalaman, serta didampingi dalam memahami psikologi pasar dan teknik manajemen risiko yang benar.

Didimax bukan hanya tempat trading, tapi juga komunitas belajar yang aktif dan suportif. Daftarkan dirimu sekarang juga di www.didimax.co.id dan mulai perjalanan tradingmu dengan bekal ilmu yang tepat dan lingkungan yang positif!