Safe Haven di Tengah Perang: Apakah Yen dan Emas Masih Aman?
Dalam dunia investasi, konsep safe haven selalu menjadi topik utama, terutama ketika ketidakpastian ekonomi dan geopolitik meningkat. Seiring dengan meningkatnya ketegangan global, banyak investor mulai mencari aset yang dapat melindungi nilai kekayaan mereka. Dua aset yang selama ini dianggap sebagai safe haven adalah yen Jepang dan emas. Namun, di tengah dinamika global saat ini, apakah keduanya masih dapat diandalkan?
Yen Jepang: Mata Uang Safe Haven yang Mulai Goyah

Selama beberapa dekade, yen Jepang telah dianggap sebagai salah satu mata uang safe haven. Hal ini didukung oleh surplus neraca berjalan Jepang, stabilitas ekonomi negara tersebut, serta kebijakan moneter yang hati-hati dari Bank of Japan (BoJ). Namun, dalam beberapa tahun terakhir, peran yen sebagai safe haven mulai dipertanyakan.
Faktor utama yang mempengaruhi yen adalah kebijakan moneter ultra-longgar yang diterapkan oleh BoJ. Suku bunga negatif yang dipertahankan dalam jangka waktu lama membuat yen kurang menarik bagi investor global dibandingkan mata uang lain dengan imbal hasil lebih tinggi. Selain itu, kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve, yang terus menaikkan suku bunga, membuat dolar AS lebih menarik daripada yen, sehingga terjadi depresiasi yen terhadap dolar.
Di tengah ketegangan geopolitik, yen tetap mengalami volatilitas yang tinggi. Ketika konflik di Eropa Timur dan Timur Tengah meningkat, yen sempat menguat karena aliran modal menuju aset yang lebih aman. Namun, dalam jangka panjang, prospek yen sebagai safe haven tetap bergantung pada kebijakan moneter Jepang serta dinamika ekonomi global.
Emas: Logam Mulia yang Tak Lekang oleh Waktu?

Emas selama ini dikenal sebagai aset safe haven utama karena sifatnya yang bebas dari risiko kredit dan tidak bergantung pada kebijakan moneter negara tertentu. Selama ribuan tahun, emas telah digunakan sebagai alat tukar dan penyimpan nilai. Ketika pasar keuangan mengalami turbulensi, investor cenderung beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan.
Namun, harga emas sangat dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga bank sentral, terutama The Fed. Ketika suku bunga naik, emas cenderung mengalami tekanan karena aset lain, seperti obligasi pemerintah AS, menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, emas menjadi lebih menarik karena biaya peluang untuk menyimpannya berkurang.
Selain faktor suku bunga, permintaan fisik dari negara-negara besar seperti China dan India juga memainkan peran penting dalam menentukan harga emas. Di tengah kondisi ketegangan geopolitik, permintaan emas biasanya meningkat karena investor mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi. Perang yang berkepanjangan atau krisis finansial global berpotensi mendorong harga emas ke level yang lebih tinggi.
Yen vs Emas: Mana yang Lebih Aman?

Jika dibandingkan, emas memiliki rekam jejak yang lebih konsisten sebagai aset safe haven dibandingkan yen. Ketika terjadi krisis keuangan global tahun 2008, harga emas melonjak drastis sementara yen mengalami fluktuasi tajam. Begitu pula dalam pandemi COVID-19, emas mencapai harga tertinggi sepanjang sejarah, sementara yen hanya menguat sesaat sebelum kembali melemah.
Keunggulan utama emas adalah ketahanannya terhadap inflasi dan kebijakan moneter yang tidak terpengaruh oleh satu negara saja. Sebaliknya, yen sangat bergantung pada kebijakan ekonomi Jepang yang saat ini berada dalam posisi dilematis antara mempertahankan suku bunga rendah atau menghadapi risiko pelemahan mata uang yang lebih dalam.
Kesimpulan: Apakah Yen dan Emas Masih Bisa Diandalkan?
Jawaban atas pertanyaan ini tergantung pada perspektif investor dan tujuan investasi mereka. Yen masih memiliki daya tarik sebagai safe haven, tetapi kebergantungannya pada kebijakan BoJ membuatnya lebih rentan terhadap ketidakpastian ekonomi global. Sementara itu, emas tetap menjadi pilihan utama dalam menghadapi krisis, meskipun rentan terhadap fluktuasi harga akibat kebijakan suku bunga global.
Bagi investor yang mencari perlindungan jangka panjang terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi, emas mungkin masih menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, bagi mereka yang lebih condong pada perdagangan jangka pendek, yen bisa menjadi alat lindung nilai yang menarik dalam kondisi tertentu.
Dalam menghadapi ketidakpastian pasar, pemahaman yang mendalam tentang aset safe haven sangatlah penting. Jika Anda ingin meningkatkan wawasan dan keterampilan dalam trading serta memahami strategi investasi yang tepat di tengah kondisi global yang dinamis, bergabunglah dengan program edukasi trading dari Didimax.
Didimax adalah broker terpercaya yang menawarkan berbagai program edukasi trading untuk membantu Anda memahami pergerakan pasar, strategi investasi, serta manajemen risiko yang efektif. Kunjungi www.didimax.co.id dan mulailah perjalanan trading Anda dengan lebih percaya diri!