
Candlestick chart, atau grafik lilin, merupakan salah satu alat analisis teknikal yang paling populer di dunia trading saat ini. Namun, tahukah Anda bahwa candlestick pertama kali digunakan bukan oleh para trader modern, melainkan oleh seorang pedagang beras di Jepang pada abad ke-18? Orang tersebut bernama Munehisa Homma, seorang trader asal Sakata yang dikenal sangat sukses dalam memperkirakan harga beras di pasar Osaka. Ia mengembangkan metode pencatatan harga menggunakan bentuk-bentuk lilin yang kini kita kenal sebagai candlestick, untuk memahami pola emosi dan psikologi pasar.
Metode Homma terbukti sangat efektif karena mencerminkan pergerakan harga dalam satuan waktu tertentu melalui empat data penting: harga pembukaan (open), tertinggi (high), terendah (low), dan penutupan (close). Kombinasi dari keempat data ini divisualisasikan dalam bentuk batang (body) dan ekor (shadow) yang memberi gambaran jelas tentang tekanan beli dan jual. Seiring waktu, teknik ini menyebar ke seluruh dunia, dan pada tahun 1990-an, candlestick mulai diperkenalkan ke dunia Barat oleh Steve Nison melalui bukunya yang berjudul Japanese Candlestick Charting Techniques. Sejak itu, candlestick menjadi salah satu komponen utama dalam analisis teknikal di berbagai pasar finansial seperti forex, saham, hingga kripto.
Ingin memahami lebih dalam bagaimana membaca dan memanfaatkan pola candlestick dalam strategi trading Anda? Ikuti program edukasi trading dari Didimax, broker forex terpercaya di Indonesia yang telah berpengalaman lebih dari satu dekade. Di sana, Anda akan belajar langsung dari mentor-mentor profesional yang siap membimbing Anda dari dasar hingga mahir, baik secara online maupun offline.
Kunjungi sekarang juga situs resmi kami di www.didimax.co.id dan daftarkan diri Anda dalam program edukasi gratis. Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan trading Anda bersama Didimax dan raih peluang profit maksimal dengan strategi yang tepat!