Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Siapa Kandidat Dovish Pilihan Trump? Pasar Menebak-nebak

Siapa Kandidat Dovish Pilihan Trump? Pasar Menebak-nebak

by rizki

Siapa Kandidat Dovish Pilihan Trump? Pasar Menebak-nebak

Dalam beberapa minggu terakhir, dinamika politik dan ekonomi Amerika Serikat kembali menjadi pusat perhatian global. Kombinasi antara perubahan sikap politik Presiden Donald Trump dan ketidakpastian arah kebijakan moneter The Federal Reserve membuat pasar keuangan bergerak dengan volatilitas tinggi. Salah satu isu yang menjadi sorotan utama adalah pertanyaan besar: siapa sebenarnya kandidat dovish pilihan Trump untuk memimpin The Fed?

Pertanyaan ini bukan sekadar spekulasi politik. Bagi pelaku pasar, pernyataan dan preferensi politik Trump terhadap kebijakan moneter memiliki dampak signifikan terhadap dolar AS, imbal hasil obligasi, pasar saham, hingga sentimen investor global. Dengan The Fed yang selama ini dikenal menjaga kemandirian dan kehati-hatian dalam mengatur suku bunga, kemungkinan munculnya ketua baru yang lebih dovish bisa menjadi katalis besar bagi pergeseran arah kebijakan moneter Amerika Serikat selama beberapa tahun ke depan.

Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana preferensi Trump berkembang, siapa saja yang diduga menjadi calon kuat ketua The Fed berikutnya, serta bagaimana pasar merespons sinyal dovish yang datang dari Gedung Putih.


Trump dan Tekanannya terhadap The Fed

Sejak masa jabatan pertamanya, hubungan Trump dengan Federal Reserve cenderung penuh friksi. Ia berulang kali mengkritik kebijakan suku bunga yang dianggap terlalu ketat, terutama pada periode ketika ekonomi AS menunjukkan pelemahan dan ia membutuhkan pertumbuhan kuat untuk kepentingan politiknya.

Trump bukan presiden pertama yang berusaha memengaruhi The Fed, tetapi ia adalah salah satu yang paling vokal dan blak-blakan dalam mengekspresikan ketidaksetujuannya. Pada periode kampanye hingga setelah kembali berkuasa, Trump secara terbuka mengisyaratkan keinginannya untuk memiliki seorang ketua The Fed yang “lebih lembut” terhadap kebijakan suku bunga—alias lebih dovish.

Atas dasar inilah pasar mulai menebak-nebak siapa figur yang cocok dengan karakter dan preferensi Trump tersebut.


Apa yang Dimaksud dengan Kandidat Dovish?

Dalam konteks bank sentral, istilah dovish merujuk pada kebijakan yang cenderung mendukung suku bunga rendah, stimulus moneter, dan fleksibilitas dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. Berbeda dengan hawkish yang lebih fokus pada stabilitas harga dan pengendalian inflasi, pendekatan dovish dianggap lebih ramah terhadap pasar keuangan, terutama saham dan aset berisiko lainnya.

Trump secara historis lebih terfokus pada pertumbuhan ekonomi, pasar saham yang kuat, dan kondisi finansial longgar. Karena itu, masuk akal jika ia mendorong kandidat yang mendukung suku bunga rendah untuk memperkuat ekspansi ekonomi dan menjaga momentum pasar.


Kandidat-Kandidat yang Muncul di Radar Pasar

Sejumlah nama sudah mulai beredar di lingkaran analis, media ekonomi, hingga institusi keuangan. Meskipun belum ada pernyataan resmi, ada beberapa tokoh yang dinilai memiliki kemungkinan terbesar memenuhi preferensi Trump.

1. Christopher Waller – Suara Dovish dari Dalam The Fed

Christopher Waller, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Federal Reserve, merupakan salah satu suara dovish paling terkenal di internal The Fed. Waller sering menunjukkan sikap fleksibel terkait suku bunga, dengan fokus besar pada pemulihan ekonomi.

Bagi pasar, Waller adalah kandidat yang kredibel karena memahami struktur kebijakan moneter dari dalam. Namun, apakah Trump akan memilih seseorang yang berasal dari internal dan terkesan bagian dari “establishment” tetap menjadi tanda tanya.

2. Judy Shelton – Pilihan Kontroversial Trump di Masa Lalu

Nama Judy Shelton hampir selalu muncul dalam setiap diskusi mengenai minat Trump terhadap kandidat dovish. Shelton pernah dicalonkan Trump sebagai anggota Dewan Gubernur The Fed, namun gagal lolos di Senat.

Shelton dikenal vokal mengkritik kebijakan suku bunga tinggi, mendukung suku bunga rendah, dan bahkan mengusulkan ide-ide tidak konvensional. Namun, pandangannya yang dianggap terlalu ekstrem dan tidak sesuai dengan standar independensi The Fed membuat pencalonannya sebelumnya mendapat banyak penolakan.

Tetapi jika Trump kembali ingin “mengguncang” institusi tersebut, bukan tidak mungkin ia mencoba kembali mendorong Shelton.

3. Kevin Warsh – Ekonom yang Dekat dengan Lingkaran Partai

Kevin Warsh adalah mantan Gubernur The Fed yang sebelumnya juga sempat dipertimbangkan Trump untuk kursi ketua. Warsh dikenal lebih fleksibel dan sering mendukung kebijakan yang akomodatif ketika ekonomi melemah.

Warsh memiliki posisi tengah—tidak terlalu hawkish, namun juga tidak ekstrem dovish. Ini membuatnya menjadi kandidat kompromi yang mungkin dapat diterima pasar dan para pembuat kebijakan di Washington.

4. Larry Kudlow – Penggerak Ekonomi Pro-Pertumbuhan

Larry Kudlow, penasihat ekonomi senior era Trump, adalah sosok yang sangat pro-suku bunga rendah. Ia berulang kali menyatakan bahwa The Fed seharusnya menjaga kondisi uang longgar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Akan tetapi, Kudlow tidak memiliki pengalaman sebagai bankir sentral, sehingga pencalonannya mungkin akan menghadapi resistensi di Senat.


Mengapa Trump Sangat Menginginkan Ketua The Fed yang Dovish?

Ada beberapa alasan utama mengapa Trump begitu mendorong kandidat dovish untuk memimpin bank sentral:

1. Mengamankan Pertumbuhan Ekonomi

Suku bunga rendah biasanya mendorong konsumsi, investasi, dan aktivitas bisnis. Bagi Trump, ekonomi kuat adalah modal politik yang sangat penting.

2. Mendukung Pasar Saham

Trump dikenal menjadikan pasar saham sebagai indikator keberhasilan kebijakan ekonominya. Ketua The Fed yang cenderung dovish dapat menciptakan sentimen positif di Wall Street.

3. Kompetisi Global dengan Cina

Suku bunga rendah bisa memperlemah dolar, dan hal ini secara tidak langsung dapat membuat ekspor AS lebih kompetitif.

4. Menjaga Stabilitas di Masa Ketidakpastian

Dengan kondisi global yang penuh gejolak—mulai dari ketegangan geopolitik hingga perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia—Trump mungkin melihat kebijakan longgar sebagai cara menjaga ekonomi AS tetap tangguh.


Reaksi Pasar: Dolar Melemah, Emas dan Saham Menguat

Begitu rumor terkait preferensi dovish Trump menguat, pasar langsung merespons. Dolar AS melemah terhadap mata uang mayor karena investor memperkirakan peluang penurunan suku bunga lebih cepat di bawah kepemimpinan dovish The Fed.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turun karena ekspektasi pelonggaran moneter meningkat. Sebaliknya, pasar emas menguat karena kebijakan suku bunga rendah biasanya menjadi katalis bagi kenaikan harga emas.

Di sisi lain, saham-saham sensitif suku bunga seperti teknologi dan properti biasanya mendapatkan sentimen positif, karena biaya pinjaman yang lebih rendah mendukung profitabilitas mereka.


Apa Dampaknya untuk Trader dan Investor?

Bagi trader forex, isu pergantian Ketua The Fed adalah salah satu katalis paling penting dalam menentukan arah pergerakan dolar AS dalam jangka menengah hingga panjang.

Suku bunga adalah motor utama pergerakan mata uang, sehingga siapa yang duduk di kursi pimpinan The Fed bisa mengubah seluruh lanskap makro ekonomi.

Trader harus lebih berhati-hati, terutama dalam menghadapi potensi volatilitas tinggi menjelang keputusan resmi.


Kesimpulan: Pasar Masih Menunggu, Ketidakpastian Masih Berlanjut

Meski banyak nama yang beredar, belum ada kepastian siapa yang benar-benar menjadi kandidat dovish pilihan Trump. Namun, satu hal jelas: sinyal politik dari Gedung Putih telah cukup mengguncang pasar dan memicu spekulasi besar mengenai arah kebijakan moneter ke depan.

Dalam beberapa bulan mendatang, setiap pernyataan Trump, setiap rumor dari para penasihat ekonomi, hingga dinamika politik di Kongres akan menjadi bahan bakar pergerakan pasar. Trader dan investor harus menyiapkan strategi, memahami risiko, dan mengikuti perkembangan makro dengan lebih cermat daripada sebelumnya.


Jika Anda ingin memahami pergerakan pasar secara lebih mendalam dan tidak hanya menjadi penonton dari gejolak ekonomi global, inilah saatnya meningkatkan kemampuan trading Anda. Dengan edukasi yang tepat, Anda dapat memanfaatkan peluang dari setiap perubahan kebijakan, termasuk dinamika suku bunga dan sentimen dovish-hawkish The Fed.

Bergabunglah dengan program edukasi trading di www.didimax.co.id, tempat Anda bisa belajar langsung dari mentor berpengalaman dan mendapatkan analisa harian yang akurat. Jangan biarkan peluang besar akibat perubahan kebijakan moneter berlalu begitu saja — saatnya mengambil langkah nyata menuju trading yang lebih profesional dan terarah.