Slippage dalam Forex adalah salah satu faktor yang dapat menjadi hambatan dalam
proses trading. Itu sebabnya, penting bagi setiap trader untuk memahami apa itu definisi, jenis, hingga penyebab terjadinya.
Sebenarnya, ada jenis slippage yang dapat memberikan dampak positif berupa keuntungan. Namun untuk mencegah terjadinya dampak negatif, penting pula untuk mengetahui bagaimana cara menghindari kondisi ini.
Apalagi, perdagangan mata uang global atau Forex adalah pasar yang sulit untuk diprediksi tren serta perkembangannya. Sehingga, Anda perlu menyiapkan segala langkah pencegahan untuk meminimalisir kerugian serta memaksimalkan keuntungan.
Definisi Slippage dalam Forex dan Contoh Kasusnya
Slippage berasal dari kata slip yang dalam bahasa Indonesia berarti selip atau tergelincir. Jika diterjemahkan dalam konteks dunia Forex, istilah ini merujuk pada perbedaan harga yang diharapkan oleh seorang trader dengan harga eksekusi sebenarnya ketika melakukan order.
Sederhananya slippage dalam Forex trading adalah situasi di mana trader memasuki atau keluar dari posisi harga tertentu, tapi harga sebenarnya ternyata berbeda. Biasanya, ini terjadi dalam situasi volatilitas pasar tinggi atau likuiditas yang rendah.
Sebagai contoh ketika membuka atau menutup posisi di pasar Forex, Anda mungkin pernah melihat perbedaan antara harga di layar dengan harga sebenarnya ketika order dieksekusi. Inilah yang dimaksud dengan slippage, dan ini bisa terjadi tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Namun sebenarnya, kondisi slippage dalam Forex bisa saja menguntungkan atau merugikan Anda, tergantung pada arah pergerakan harganya. Agar lebih paham, Anda bisa menyimak contoh kasusnya berikut ini.
Misalnya, Anda ingin bertransaksi dengan pasangan mata uang EUR-USD. Setelah melakukan analisis pasar, Anda memutuskan untuk memasuki posisi beli ketika rate tukarnya mencapai 1.2000.
Namun, ketika ordernya dieksekusi, ternyata harga tukar aktualnya adalah 1.2010. Inilah yang disebut sebagai slippage positif. Di sisi lain lain, slippage negatif dapat terjadi jika Anda bermaksud untuk menjual pasangan mata uang tersebut pada rate 1.2000.
Tetapi setelah transaksi, ternyata order dieksekusi pada harga 1.1990. Ini berarti Anda menjual pada rate lebih buruk daripada yang direncanakan, sehingga mengarah kepada kerugian.
Jenis-Jenis Slippage dalam Forex
Selain dibedakan berdasarkan keuntungan atau dampaknya secara positif atau negatif, jenis selip dalam perdagangan mata uang juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis lainnya. Secara umum, berikut 3 jenis yang paling umum:
1. Selip pada Market Orders
Jenis slippage pertama terkait dengan market orders, yaitu tipe order di mana trader masuk atau keluar dari posisi dengan harga pasar saat itu. Selip dalam kasus ini terjadi ketika trader tidak dapat memasuki atau keluar dari posisi pada rate yang diinginkan.
2. Selip pada Limit Orders
Tipe kedua berhubungan dengan penggunaan limit orders, yaitu pesanan yang hanya akan dieksekusi jika harga mencapai tingkat sesuai ketentuan trader. Selip bisa terjadi ketika pasar bergerak sangat cepat sehingga rate melampaui tingkat yang ditetapkan trader.
3. Selip ketika Proses Trading
Jenis slippage dalam Forex trading dapat terjadi ketika seorang trader memasukkan market order atau stop loss order. Kemudian mereka menutup posisinya pada rate lebih rendah daripada yang awalnya diatur dalam order.
Penyebab Terjadinya Slippage saat Trading
Sebenarnya, fenomena selip harga ini adalah kondisi yang seringkali dihadapi oleh para trader saat melakukan transaksi di pasar Forex. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya slippage dalam
perdagangan mata uang atau Forex:
1. Volatilitas Pasar
Pasar Forex dapat menjadi sangat volatile, terutama saat ada berita ekonomi penting atau peristiwa geopolitik. Jadi salah satu penyebab terjadinya slippage dalam Forex trading adalah akibat tingginya volatilitas pasar.
Volatilitas merujuk pada tingkat fluktuasi harga yang cepat dan besar dalam jangka waktu singkat. Volatilitas ini dapat menyebabkan pergerakan rate atau harga menjadi cepat serta tajam, sehingga sulit untuk mendapatkan harganya sesuai keinginan trader.
2. Likuiditas Rendah
Likuiditas pasar adalah sejauh mana pasar memiliki jumlah pesanan beli dan jual yang mencukupi. Likuiditas tinggi berarti ada banyak pesanan dalam pasar, sehingga trader dapat dengan mudah membeli atau menjual aset dengan harga sesuai keinginan.
Namun saat likuiditas pasar rendah, terutama selama sesi trading yang lebih kecil, slippage dalam Forex lebih mungkin terjadi. Ini karena ada sedikit partisipasi dari trader, sehingga sulit untuk menemukan pembeli atau penjual dengan rate sesuai.
3. Eksekusi Order
Broker Forex memiliki berbagai jenis eksekusi order. Order market dieksekusi sesuai dengan harga pasar saat itu, sementara order pending nantinya akan dieksekusi saat harga mencapai tingkat tertentu.
Perbedaan ini dapat memengaruhi apakah Anda akan mengalami selip pada harga atau tidak. Meskipun pending order bisa membantu menghindari selip harga, namun pada kondisi tertentu rate di pasar bisa berubah dengan sangat cepat, bahkan dalam hitungan detik.
4. Berita Ekonomi
Pengumuman berita ekonomi tidak terduga ternyata dapat menyebabkan pergerakan harga ekstrem. Sebab saat berita dirilis, banyak trader akan mencoba masuk atau keluar dari pasar, dan inilah saat-saat di mana slippage dalam Forex sering terjadi.
Selain berita ekonomi, peristiwa geoplotik juga dapat memicu pergerakan harga jadi lebih cepat serta tajam. Ini merupakan salah satu faktor yang sulit untuk diprediksi, karena itu penting bagi trader untuk selalu memeriksa kabar berita terkini.
Cara untuk Menghindari Kondisi Slippage
Meskipun slippage adalah salah satu fenomena wajar di pasar Forex, ada beberapa strategi yang dapat membantu Anda menghindari ataupun meminimalkannya. Sebagai panduan, cobalah mengikuti beberapa cara berikut ini:
1. Gunakan Pending Order atau Stop Order
Salah satu cara terbaik untuk menghindari selip pada harga adalah dengan menggunakan pending atau stop order. Dalam mekanisme ini, trader dapat memutuskan untuk memasuki posisi hanya jika harganya mencapai tingkat tertentu.
Ini dapat membantu Anda menghindari eksekusi pada rate yang tidak diinginkan. Artinya, trader akan memiliki lebih banyak kendali atas harganya. Ini sangat berguna untuk diterapkan saat kondisi volatilitas pasar tinggi.
2. Pilih Waktu Trading dengan Hati-Hati
Memang benar bahwa pasar Forex beroperasi 24 jam sehari, tetapi ada jam-jam tertentu yang lebih likuid daripada waktu lain. Salah satu cara untuk menghindari slippage dalam Forex adalah dengan melakukan trading selama jam-jam yang memiliki likuiditas tinggi saja.
Jam-jam paling likuid adalah selama sesi London dan New York, terutama saat kedua sesi tersebut tumpang tindih. Selama sesi ini, volume perdagangan yang besar membuat harga lebih stabil, sehingga selip harga lebih sedikit terjadi.
3. Terapkan Manajemen Risiko secara Bijak
Manajemen risiko yang baik adalah kunci dalam menghindari kondisi selip yang merugikan. Setiap trader harus menentukan level stop loss dan take profit secara masuk akal sebelum memasuki trading.
Stop loss berfungsi untuk melindungi modal dan membatasi kerugian jika pasar bergerak melawan posisi Anda. Sementara itu, take profit membantu untuk mengunci keuntungan ketika pasar bergerak sesuai dengan prediksi.
4. Periksa Reputasi Broker
Terakhir, pilihlah broker bereputasi baik serta terkenal andal. Broker terpercaya cenderung memberikan eksekusi order lebih baik serta memiliki infrastruktur teknologi lebih canggih untuk mendukung transaksi.
Karena itu, selalu periksa reputasi broker sebelum Anda memilihnya. Agar terhindar dari berbagai risiko trading seperti kondisi slippage dalam Forex, Didimax adalah broker terpercaya yang bisa menjadi opsi.