Slippage dan Spread Melebar Ancaman Trading Saat News Rilis

Dalam dunia trading forex, setiap detik adalah peluang sekaligus risiko. Pasar bergerak cepat, harga berubah dalam hitungan milidetik, dan berita ekonomi besar sering kali menjadi pemicu pergerakan ekstrem. Bagi sebagian trader, momen rilis news dianggap sebagai ladang emas untuk meraih profit besar dalam waktu singkat. Namun, trader berpengalaman justru lebih berhati-hati karena mereka tahu ada dua musuh tak terlihat yang bisa menghantam akun trading dengan brutal: slippage dan spread melebar. Dua faktor ini sering kali muncul bersamaan saat news rilis, menciptakan kondisi pasar yang tidak stabil dan sulit diprediksi.
Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu slippage dan spread melebar, mengapa keduanya sangat berbahaya saat news rilis, serta bagaimana trader bisa melindungi diri dari ancaman kerugian besar yang ditimbulkan.
Apa Itu Slippage?
Slippage adalah fenomena ketika order trader tidak dieksekusi pada harga yang diinginkan, melainkan pada harga lain yang sudah bergerak. Misalnya, seorang trader ingin buy EUR/USD pada harga 1.1000, tetapi karena volatilitas ekstrem, order tersebut justru tereksekusi pada harga 1.1010 atau bahkan 1.1020. Perbedaan harga inilah yang disebut slippage.
Dalam kondisi normal, slippage mungkin hanya beberapa pip dan masih bisa ditoleransi. Namun, saat news rilis, volatilitas yang sangat tinggi dapat membuat slippage membesar hingga puluhan pip. Bayangkan jika Anda membuka lot besar dan terkena slippage 30–50 pip, kerugian bisa langsung menggerus saldo akun dengan cepat.
Slippage terjadi karena adanya delay antara order masuk ke broker dan harga pasar yang sudah berubah. Faktor lain yang memperburuk situasi adalah jumlah likuiditas di pasar. Ketika news besar dirilis, banyak trader dan institusi besar masuk bersamaan, sehingga likuiditas menipis. Kondisi ini membuat eksekusi order menjadi tidak stabil dan rawan meleset.
Apa Itu Spread Melebar?
Spread adalah selisih antara harga bid (jual) dan ask (beli) di pasar forex. Dalam kondisi normal, broker biasanya menawarkan spread yang ketat, misalnya 1–2 pip untuk pasangan mayor seperti EUR/USD. Namun, saat news rilis, spread bisa melebar drastis, bahkan mencapai puluhan pip.
Mengapa spread bisa melebar? Jawabannya kembali pada masalah likuiditas. Ketika pasar bergejolak akibat rilis berita penting, para penyedia likuiditas (bank besar, institusi keuangan) akan mengurangi penawaran mereka untuk menghindari risiko harga ekstrem. Akibatnya, broker menaikkan spread agar tetap bisa menyalurkan order dengan risiko yang lebih terkendali.
Bagi trader retail, kondisi ini bisa sangat berbahaya. Misalnya, Anda membuka posisi buy dengan target profit 15 pip, tetapi tiba-tiba spread melebar hingga 20 pip. Artinya, sebelum pasar bergerak sesuai arah analisis Anda, posisi sudah minus besar hanya karena biaya spread.
Kombinasi Mematikan: Slippage + Spread Melebar
Saat news besar seperti Non-Farm Payroll (NFP), FOMC Statement, atau data inflasi dirilis, slippage dan spread melebar sering kali datang bersamaan. Inilah yang membuat banyak trader kehilangan dana dalam sekejap.
Coba bayangkan skenario berikut:
-
Anda sudah melakukan analisis fundamental dan teknikal, lalu memutuskan untuk entry buy tepat sebelum rilis news.
-
Begitu news dirilis, harga melonjak tajam. Order Anda terkena slippage 20 pip lebih buruk dari harga yang diinginkan.
-
Spread yang biasanya hanya 2 pip tiba-tiba melebar hingga 15 pip.
-
Dalam hitungan detik, posisi Anda sudah minus besar meskipun arah analisis benar.
Kondisi inilah yang membuat trader berpengalaman menghindari entry saat news. Mereka paham bahwa bukan hanya analisis yang menentukan hasil trading, tetapi juga kondisi teknis eksekusi order di pasar.
Dampak Buruk Slippage dan Spread Melebar
-
Kerugian yang Tak Terduga
Trader bisa kehilangan modal bukan karena analisis salah, melainkan karena harga eksekusi order yang berbeda jauh dari rencana.
-
Strategi Tidak Berfungsi Optimal
Sistem trading, baik manual maupun otomatis (robot/EA), biasanya dirancang untuk kondisi normal. Saat slippage dan spread melebar, strategi tersebut gagal bekerja sebagaimana mestinya.
-
Psikologi Trading Terganggu
Trader yang terkena kerugian besar akibat hal teknis cenderung frustrasi, kecewa, bahkan bisa melakukan revenge trading yang justru memperparah kerugian.
-
Meningkatkan Risiko Margin Call
Bagi trader dengan modal kecil, slippage besar atau spread melebar bisa langsung menguras margin. Jika tidak ada manajemen risiko yang ketat, margin call dan stop out hanya tinggal menunggu waktu.
Mengapa News Rilis Memicu Kondisi Ekstrem?
News besar seperti keputusan suku bunga, data inflasi, atau laporan ketenagakerjaan AS sering kali dianggap sebagai momen paling penting dalam kalender ekonomi. Data ini menentukan arah kebijakan moneter dan memengaruhi aliran modal global.
Ketika data dirilis, jutaan trader dan institusi keuangan bereaksi bersamaan. Order menumpuk di pasar, likuiditas menipis, dan harga melonjak tajam tanpa arah yang jelas. Inilah yang menciptakan volatilitas ekstrem.
Di tengah kekacauan tersebut, broker harus tetap menyalurkan order dengan harga yang tersedia. Hasilnya, trader ritel yang tidak siap justru menjadi korban dari kondisi pasar yang tidak normal.
Bagaimana Trader Profesional Menyikapi?
-
Menghindari Entry Saat News
Banyak trader profesional memilih untuk tidak entry tepat sebelum atau saat news besar rilis. Mereka lebih suka menunggu volatilitas mereda agar kondisi pasar lebih stabil.
-
Menggunakan Pending Order dengan Hati-Hati
Beberapa trader mencoba memanfaatkan pending order, tetapi ini pun berisiko tinggi karena slippage bisa membuat order tereksekusi jauh dari harga yang diinginkan.
-
Mengecilkan Lot Saat News
Jika tetap ingin trading saat news, trader bijak biasanya mengurangi ukuran lot agar risiko kerugian lebih kecil ketika terkena slippage atau spread melebar.
-
Fokus pada Trading Setelah News
Trader berpengalaman lebih suka memanfaatkan tren yang terbentuk setelah news rilis. Dengan cara ini, mereka bisa masuk pasar saat arah harga lebih jelas dan spread sudah kembali normal.
Kesimpulan
Slippage dan spread melebar adalah ancaman nyata dalam trading forex, terutama saat rilis news besar. Kedua faktor ini sering kali membuat trader kehilangan modal bukan karena analisis yang salah, tetapi karena kondisi teknis pasar yang tidak bersahabat. Trader berpengalaman memahami bahwa disiplin, kesabaran, dan pengendalian risiko jauh lebih penting daripada sekadar mengejar profit instan saat news.
Bagi trader pemula, memahami risiko ini adalah langkah awal untuk bertahan lebih lama di dunia trading. Jangan sampai ambisi meraih profit cepat justru berubah menjadi kerugian besar hanya karena kurang memahami mekanisme pasar.
Trading forex adalah dunia yang penuh peluang, tetapi juga penuh jebakan. Jika Anda ingin belajar lebih dalam tentang bagaimana mengelola risiko slippage, memahami pergerakan spread, serta menyusun strategi yang aman saat news rilis, kini saatnya bergabung dengan program edukasi trading di www.didimax.co.id. Didimax menyediakan materi lengkap, mulai dari dasar-dasar forex hingga strategi tingkat lanjut yang diajarkan oleh mentor berpengalaman.
Jangan biarkan ketidakpahaman membuat Anda kehilangan modal. Dengan edukasi yang tepat, Anda bisa mengubah tantangan menjadi peluang. Segera kunjungi www.didimax.co.id dan ikuti program edukasi trading yang sudah terbukti membantu ribuan trader Indonesia mencapai konsistensi profit.