Stop atau Lanjut — Dilema Trader Saat Bank Holiday
Bagi banyak trader, pasar keuangan adalah “dunia tanpa tidur”. Harga bergerak 24 jam, peluang bisa muncul kapan saja, dan setiap momen terasa sayang untuk dilewatkan. Namun, ada satu momen khusus yang sering menimbulkan dilema: bank holiday.
Di satu sisi, ada rasa penasaran — siapa tahu ada peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Di sisi lain, ada rasa was-was karena kondisi pasar biasanya berubah total: volume menurun, likuiditas tipis, spread melebar, dan pergerakan harga sering kali tidak wajar.
Pertanyaannya:
Lebih baik stop trading atau tetap lanjut ketika bank holiday?
Untuk menjawabnya, kita perlu memahami dulu apa yang sebenarnya terjadi di balik layar ketika bank-bank besar tutup dan bagaimana dampaknya terhadap keputusan trading kita.
Apa Itu Bank Holiday dan Mengapa Penting Bagi Trader?
Bank holiday adalah hari libur resmi di mana bank, lembaga keuangan besar, dan sebagian institusi pasar tutup. Contohnya:
-
Christmas / Natal
-
New Year
-
Independence Day (di beberapa negara)
-
Good Friday
-
Labor Day
-
Hari libur nasional suatu negara besar (seperti AS, Inggris, Jepang)
Meskipun pasar forex secara teknis tetap “buka”, struktur yang menopang pergerakan harga berubah drastis. Sebab:
-
Likuiditas berkurang drastis
Bank besar, hedge fund, dan institusi — pemain utama yang biasanya menyediakan likuiditas — tidak aktif.
-
Market maker lebih berhati-hati
Karena risiko meningkat, mereka memperlebar spread sebagai kompensasi.
-
Pergerakan harga sering “palsu”
Karena volume kecil, sedikit order saja sudah bisa mendorong harga naik atau turun tajam.
Bagi trader ritel, ini mirip seperti berkendara di jalan licin: mobil tetap bisa dipakai, tapi risikonya jauh lebih besar.
Mengapa Banyak Trader Tetap Memilih Trading?
Walaupun risikonya tinggi, banyak trader tetap memutuskan untuk lanjut trading saat bank holiday. Biasanya karena:
1. FOMO (Fear of Missing Out)
Takut ketinggalan peluang sering membuat trader:
Padahal, peluang tidak pernah hilang — pasar selalu ada. Yang hilang justru modal jika memaksa masuk saat kondisi tidak ideal.
2. Anggapan: “Market Lesu = Lebih Aman”
Beberapa trader berpikir:
“Kalau market sepi, berarti pergerakan kecil, jadi lebih aman.”
Sayangnya, kenyataannya sering terbalik:
-
Pergerakan memang kecil — tapi tiba-tiba bisa “meledak”.
-
Stop loss mudah tersentuh karena spike liar.
-
Entry bagus pun bisa menjadi floating lama tanpa kejelasan.
3. Terbiasa Selalu Aktif
Sebagian trader merasa kalau tidak open posisi berarti “tidak produktif”. Padahal, profesional justru tahu kapan tidak melakukan apa-apa adalah keputusan terbaik.
Risiko Utama Trading Saat Bank Holiday
Agar lebih jelas, mari lihat risiko konkretnya.
1. Spread Melebar
Biasanya EURUSD punya spread kecil. Tapi saat bank holiday, spread bisa:
Artinya:
2. Likuiditas Tipis
Likuiditas rendah membuat:
Bagi scalper, ini adalah mimpi buruk.
3. Fake Breakout
Karena volume kecil, harga mudah “didorong” oleh order besar. Hasilnya:
Jika tidak disiplin, trader bisa terjebak berulang kali.
Apakah Berarti Harus Selalu Stop Trading?
Jawabannya: tidak selalu — tapi harus selektif.
Trader profesional tidak melihat bank holiday sebagai larangan total. Mereka melihatnya sebagai peringatan.
Berikut beberapa prinsip yang lebih realistis:
✔ Jika Tidak Berpengalaman — Lebih Baik Rehat
Untuk trader pemula, risiko terlalu besar. Lebih baik:
-
evaluasi jurnal
-
belajar strategi
-
membaca market outlook
-
latihan backtest
Ing ingat:
Menjaga modal lebih penting daripada mengejar peluang.
✔ Jika Tetap Mau Trading — Ubah Strategi
Beberapa hal yang bisa dipertimbangkan:
-
Kurangi lot secara signifikan
-
Gunakan pair dengan likuiditas paling besar (major pair)
-
Hindari scalping agresif
-
Hindari news trading
-
Fokus swing dengan konfirmasi jelas
Namun, ini tetap mengandung risiko — dan bukan untuk semua orang.
Sisi Positif Bank Holiday Untuk Trader Disiplin
Bank holiday sebenarnya punya manfaat besar jika dimanfaatkan dengan benar:
🔍 Waktu untuk Evaluasi Trading Plan
Cek:
-
Apakah strategi konsisten?
-
Bagian mana sering menyebabkan loss?
-
Apakah risk management sudah benar?
📚 Belajar, Bukan Berperang
Banyak trader sukses justru naik level saat mereka:
🧠 Refresh Mental
Trading tanpa henti membuat:
-
stres meningkat
-
keputusan emosional
-
overtrading
Rehat sejenak bisa menenangkan pikiran dan memperjelas arah.
Jadi, Stop atau Lanjut?
Mari sederhanakan:
| Kondisi |
Rekomendasi |
| Trader pemula |
Stop, gunakan waktu untuk belajar |
| Trader sering emosional |
Stop, jaga psikologi |
| Trader disiplin & berpengalaman |
Boleh lanjut, tapi sangat selektif |
| Trader tanpa plan jelas |
Wajib berhenti dulu |
Pada akhirnya, keputusan terbaik bukan “siapa yang paling sering trading”, tetapi:
Siapa yang paling mampu menjaga modal dan berpikir jernih.
Pada akhirnya, bank holiday bukan musuh. Ia hanya mengingatkan kita bahwa pasar tidak selalu ramah, dan bahwa trader yang bijak adalah trader yang tahu kapan harus bertindak — dan kapan harus menunggu.
Justru di momen seperti ini, memperkuat pemahaman, strategi, dan mental jauh lebih berharga daripada sekadar mengejar profit sesaat.
Jika kamu ingin memanfaatkan waktu bank holiday untuk meningkatkan kemampuan trading secara serius, kamu bisa mulai dengan mengikuti program edukasi trading yang terstruktur, dipandu mentor, dan berbasis praktik. Di sana, kamu bisa belajar bagaimana membaca market, membangun trading plan, dan mengelola risiko dengan benar — bukan sekadar menebak arah.
Kunjungi program edukasi gratis di www.didimax.co.id dan bergabung bersama komunitas trader yang belajar dengan disiplin. Dengan bimbingan yang tepat, kamu tidak hanya tahu kapan harus masuk pasar — tapi juga kapan harus berhenti demi menjaga modal dan masa depan tradingmu.