Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Strategi EMA Terbaik untuk Scalping di Pasar Forex

Strategi EMA Terbaik untuk Scalping di Pasar Forex

by Didimax Team

Bagi trader forex yang suka trading jangka pendek, Anda wajib tahu strategi EMA terbaik untuk scalping. Ada banyak strategi yang memanfaatkan indikator Moving Average ini sebagai acuan untuk meraup keuntungan dari pasar forex.
 
Trader pastinya punya preferensi tersendiri terhadap gaya tradingnya, baik itu jangka pendek, menengah atau panjang. Scalping sendiri termasuk gaya trading jangka pendek dimana trader biasanya membuka dan menutup posisi perdagangannya dalam hitungan menit atau jam.
 
Trader memanfaatkan volatilitas pergerakan harga untuk meraup keuntungan dalam jangka pendek. Tentu, setiap scalper akan memiliki teknik perdagangan yang berbeda-beda untuk mencapai tujuannya di market.
 
Kali ini, kami akan membahas strategi perdagangan jangka pendek yang memanfaatkan EMA atau Exponential Moving Average. Berikut kami jelaskan beberapa macam strategi yang bisa Anda pergunakan untuk scalping forex.
 

4 Strategi EMA Terbaik untuk Scalping di Pasar Forex

 
EMA atau Exponential Moving Average memang jadi salah satu indikator teknikal popular di kalangan trader forex. Indikator ini akan memberikan informasi kepada trader perihal arah trend yang terjadi di market.
 
Sejatinya EMA merupakan lagging indicator sehingga kurang optimal jika digunakan dalam perdagangan cepat seperti scalping. Tapi dengan strategi yang tepat, Anda bisa mengoptimalkan tools ini untuk meraih profit dari market.

1. EMA Periode 34

Strategi pertama adalah menggunakan pengaturan periode 34 pada indikatornya. Kenapa harus 34 bukan periode lain? Karena angka 34 sendiri termasuk pada deret Fibonacci yang mengandung Golden Ratio.
 
Pada strategi ini, nantinya Anda akan membutuhkan bantuan dari tools lain yakni garis tren. Anda bisa menarik garis tren di chart untuk membantu dalam implementasi strategi EMA terbaik untuk scalping ini.
 
Pertama, Anda bisa mengaktifkan indikator Exponential Moving Average dan atur periodenya menjadi 34. Berikutnya, atur kerangka waktu atau time frame chart menjadi menitan atau detik sesuai dengan gaya trading Anda masing-masing.
 
Berikutnya, Anda bisa mulai mengidentifikasi pergerakan harga atas garis EMA untuk mendapatkan sinyal jual dan beli. Mudahnya, scalper hanya perlu melihat apakah terjadi crossover harga terhadap garis EMA.
 
Sinyal Buy atau Beli didapatkan ketika harga berhasil memotong garis EMA 34 dari bawah ke atas. Sedangkan sinyal Sell atau Jual pada strategi EMA terbaik untuk scalping ini didapat ketika harga memotong indikator dari atas ke bawah.
 
Kemudian, Anda juga bisa memanfaatkan tools seperti trendline untuk dijadikan sebagai alat bantu. Misal bila harga bergerak di atas EMA dan tren cenderung naik, maka indikasi bullish semakin kuat.
 
Sebaliknya, bila harga bergerak di bawah EMA kemudian tarikan trendline cenderung menurun, indikasi bearish semakin kuat. Anda bisa memanfaatkan trendline sebagai alat bantu untuk menentukan arah pergerakan pasar.
 
Pastikan juga untuk mengatur level stop-loss dan juga take profit pada penerapan strategi ini. Sesuaikan level stop loss dan take profit sesuai dengan risk reward ratio yang sudah Anda gunakan.
 
Sedikit tips tambahan, crossover harga dengan EMA tidak selalu menjadi sinyal perdagangan akurat. Maka dari itu, direkomendasikan untuk menggunakan hal lain sebagai konfirmator seperti misal pola candle ataupun level support dan resistance.

2. Kombinasi EMA 200 dan Stochastic

Strategi EMA terbaik untuk scalping selanjutnya adalah memanfaatkan kombinasi Exponential Moving Average dan Stochastic. Kombinasi keduanya cukup popular di kalangan scalper untuk mengidentifikasi peluang perdagangan potensial.
 
Pada metode ini, EMA yang digunakan adalah periode 200 sebagai tren filter. Kemudian Stochastic akan dipergunakan sebagai trigger sinyal, misal saat harga berada di level overbought atau oversold.
 
Pada strategi ini, Anda bisa memilih pair yang memang sedang mengalami tren jelas dan memiliki pergerakan cukup volatile. Kemudian, Anda bisa gunakan timeframe 5 menit pada chart lalu pasang EMA 200 dan Stochastic dengan pengaturan default.
 
Sinyal Buy bisa didapatkan ketika harga sedang uptrend atau bergerak di atas garis Exponential Moving Average. Kemudian trigger untuk buy adalah saat kurva Stochastic menunjukkan level oversold dan sedang menuju penembusan ke atas.
 
Sinyal Sell pada strategi EMA terbaik untuk scalping ini bisa didapat saat kondisi downtrend atau harga bergerak di bawah EMA. Trigger Sell adalah saat Stochastic menunjukkan level overbought dan sedang menuju penembusan ke bawah.

3. Kombinasi 3 EMA

Strategi EMA terbaik untuk scalping berikutnya adalah mengandalkan kombinasi 3 Exponential MA dengan periode berbeda. Teknik ini akan melibatkan periode EMA 9, 21 dan juga 55.
 
Indikator dengan pengaturan periode 9 akan berfungsi sebagai indikator jangka pendek. Kemudian indikator dengan periode 21 adalah jangka menengah sedangkan periode 55 adalah jangka panjang.
 
Ketiga Exponential MA ini bisa Anda gunakan untuk mengidentifikasi kondisi pasar. Misal ketika indikator dengan periode terkecil menjauh dari yang lain, kesempatan untuk entry. Kemudian saat ketiganya sejajar, maka trennya sedang kuat.
 
Sinyal Buy bisa didapatkan ketika EMA 9 menyilang di atas periode 55 kemudian indikator Exponential MA 21 juga berada di atas Exponential MA 55. Anda bisa entry Buy ketika candlestick lebih tinggi dari swing high sebelumnya.
 
Sinyal Sell pada strategi EMA terbaik untuk scalping bisa didapatkan saat Exponential MA 9 menyilang di bawah Exponential MA 55, tunggu juga sampai Exponential MA 21 berada di bawahnya. Entry ketika candle berada di bawah swing low sebelumnya.
 
Tentu, pada strategi ini Anda juga perlu disiplin menerapkan stop loss dan juga take profit. Sesuaikan level SL maupun TP dengan risk reward ratio Anda masing-masing dan pastikan untuk disiplin mengikuti trading plan tersebut.

4. EMA 20

Strategi EMA terbaik untuk scalping berikutnya adalah menggunakan pengaturan periode 20. Ini berarti indikatornya akan menghitung data harga pada 20 candle terakhir pada chart pair/asset tersebut.
 
Pemilihan periode 20 ini didasarkan pada sensivitas indikator yang lebih baik. Dengan pengaturan ini, Anda sebagai scalper akan lebih mudah dalam mengenali tren maupun menemukan sinyal entry di market.
 
Sinyal Buy pada strategi EMA terbaik untuk scalping ini didapatkan bila harga bergerak di atas garis indikator. Kondisi ini juga mengkonfirmasi bahwa pasar sedang mengalami tren naik atau uptrend.
 
Anda bisa menunggu ketika harga retracement atau pullback mendekati garis indikator. Ini adalah entry point terbaik untuk melakukan Buy, kombinasikan dengan pola candle untuk meningkatkan akurasinya.
 
Sinyal Sell didapatkan ketika harga bergerak di bawah garis indikator yang menandakan terjadinya tren turun atau downtrend. Sama seperti sinyal Buy, Anda bisa menunggu terjadinya retracement terlebih dahulu.
 
Tunggu harga mengalami retracement atau pullback mendekati indikator. Kemudian Anda bisa melakukan open posisi sell di candle berikutnya ketika tren mengalami penurunan lanjutan.
 
Itulah beberapa strategi scalping menggunakan Exponential Moving Average. Tentu, setiap metode EMA terbaik untuk scalping di atas tidak ada yang sempurna, jadi pastikan untuk selalu menerapkan manajemen risiko sesuai trading plan masing-masing.