Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Strategi Entry yang Akurat dengan Analisa Volume

Strategi Entry yang Akurat dengan Analisa Volume

by Rizka

Strategi Entry yang Akurat dengan Analisa Volume

Dalam dunia trading, baik di pasar saham, forex, maupun komoditas, salah satu tantangan terbesar bagi para trader adalah menentukan momen yang tepat untuk melakukan entry. Kesalahan dalam menentukan entry point dapat menyebabkan kerugian besar, bahkan dalam kondisi pasar yang sebenarnya menguntungkan. Salah satu pendekatan yang terbukti efektif untuk meningkatkan akurasi entry adalah dengan menggunakan analisa volume.

Volume dalam konteks pasar mengacu pada jumlah transaksi atau lot yang diperdagangkan dalam suatu periode waktu tertentu. Volume mencerminkan seberapa besar minat pasar terhadap suatu instrumen. Dengan mempelajari volume, trader bisa mendapatkan wawasan yang lebih dalam mengenai kekuatan di balik pergerakan harga, apakah pergerakan tersebut didukung oleh partisipasi pasar yang besar atau hanya terjadi karena pergerakan sesaat.

Mengapa Analisa Volume Penting?

Kebanyakan trader pemula terlalu fokus pada pergerakan harga (price action) tanpa mempertimbangkan volume sebagai indikator konfirmasi. Padahal, pergerakan harga tanpa dukungan volume yang tinggi sering kali berujung pada false breakout atau pembalikan arah harga yang cepat. Volume dapat memberi sinyal apakah pergerakan harga tersebut solid dan didukung oleh kekuatan pasar yang sebenarnya.

Sebagai contoh, jika harga menembus resistance penting namun volume tidak menunjukkan peningkatan signifikan, maka ada kemungkinan besar breakout tersebut palsu. Sebaliknya, jika breakout didukung oleh lonjakan volume, maka peluang harga melanjutkan tren jauh lebih tinggi.

Indikator Volume yang Populer

Ada beberapa indikator berbasis volume yang sering digunakan dalam trading:

  1. Volume Bars
    Ini adalah bentuk paling dasar dari indikator volume. Dalam setiap candle atau bar, volume ditampilkan dalam bentuk histogram. Volume tinggi berarti ada banyak transaksi terjadi pada candle tersebut.

  2. Volume Moving Average
    Menggunakan rata-rata volume dalam beberapa periode terakhir untuk melihat apakah volume saat ini lebih tinggi atau lebih rendah dari biasanya.

  3. On-Balance Volume (OBV)
    OBV mengukur akumulasi dan distribusi volume berdasarkan pergerakan harga. Jika harga naik dan volume tinggi, maka OBV naik. Sebaliknya, jika harga turun dengan volume tinggi, OBV turun.

  4. Volume Price Trend (VPT)
    Mirip dengan OBV, tetapi memperhitungkan persentase perubahan harga untuk memberikan bobot pada volume.

  5. Accumulation/Distribution Line (A/D Line)
    Indikator ini menunjukkan apakah pasar sedang dalam fase akumulasi atau distribusi, berdasarkan harga penutupan dan volume.

Strategi Entry dengan Konfirmasi Volume

Berikut adalah beberapa strategi entry yang bisa meningkatkan akurasi Anda dengan bantuan analisa volume:

1. Entry Saat Breakout Didukung Volume Tinggi

Salah satu cara terbaik untuk masuk pasar adalah saat terjadi breakout dari level resistance atau support penting. Namun, tidak semua breakout layak untuk diikuti. Breakout yang disertai volume tinggi menunjukkan bahwa banyak trader dan institusi ikut masuk ke pasar, menandakan kekuatan di balik pergerakan tersebut.

Contoh:

  • Harga menembus resistance di 1.2000 setelah konsolidasi panjang.

  • Volume pada saat breakout dua kali lipat dari rata-rata volume 20 candle terakhir.

  • Entry dapat dilakukan tepat setelah candle breakout ditutup.

2. Konfirmasi Divergensi Volume

Divergensi volume terjadi saat harga membuat higher high, namun volume justru menurun. Ini adalah sinyal bahwa tren mulai kehilangan kekuatan. Dalam kasus seperti ini, Anda bisa bersiap untuk entry sell saat muncul sinyal pembalikan, misalnya melalui candlestick pattern seperti bearish engulfing atau shooting star.

Sebaliknya, jika harga membentuk lower low, namun volume justru meningkat, maka kemungkinan besar tren bearish melemah, dan bisa muncul sinyal buy yang kuat.

3. Entry di Area Support/Resistance dengan Volume Spike

Volume spike di area support/resistance bisa menandakan adanya aksi beli/jual besar-besaran. Jika di area support terjadi lonjakan volume dengan candle bullish, maka ada kemungkinan besar harga akan memantul. Ini bisa menjadi peluang entry buy dengan risiko rendah.

Kondisi ideal:

  • Harga turun ke area support.

  • Volume tiba-tiba melonjak.

  • Candle berikutnya membentuk formasi bullish reversal.

  • Entry buy bisa dilakukan dengan stop loss di bawah support.

4. Volume sebagai Konfirmasi Pola Chart

Banyak trader menggunakan pola chart seperti head and shoulders, double top/bottom, atau triangle. Volume dapat digunakan sebagai konfirmasi saat harga keluar dari pola tersebut.

Contoh:

  • Terbentuk pola symmetrical triangle.

  • Saat harga menembus sisi atas triangle, volume naik signifikan.

  • Entry buy dilakukan setelah breakout candle tertutup di atas triangle dengan volume tinggi.

5. Kombinasi dengan Price Action dan Trend

Volume menjadi lebih efektif bila dikombinasikan dengan analisa tren dan price action. Dalam tren naik yang kuat, lonjakan volume pada koreksi kecil bisa menandakan peluang entry buy yang baik.

Strateginya:

  • Identifikasi tren utama.

  • Tunggu koreksi ke area support atau MA.

  • Volume naik saat harga mulai naik kembali.

  • Entry buy dengan konfirmasi candle bullish.

Kesalahan Umum dalam Menggunakan Volume

Meskipun volume adalah alat yang kuat, ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan trader:

  • Menganggap volume tinggi selalu berarti bullish atau bearish. Volume tinggi bisa juga menandakan distribusi atau akumulasi, tergantung konteks harga.

  • Tidak membandingkan volume dengan rata-rata historis.

  • Mengabaikan time frame yang digunakan. Volume pada time frame kecil bisa menyesatkan jika tidak dilihat dalam konteks time frame besar.

Studi Kasus Penggunaan Volume

Misalnya Anda sedang mengamati pasangan mata uang EUR/USD. Setelah periode konsolidasi selama beberapa hari, harga bergerak menembus resistance penting di 1.1000. Namun, Anda ragu untuk entry karena tidak ingin terkena fake breakout. Anda melihat bahwa volume pada saat breakout melonjak 150% dibanding rata-rata volume harian sebelumnya. Ini memberi keyakinan bahwa breakout tersebut valid dan layak diikuti.

Dengan menempatkan entry buy di atas level breakout, dan stop loss di bawah area konsolidasi, Anda memanfaatkan kekuatan volume sebagai konfirmasi yang meningkatkan probabilitas keberhasilan entry.


Jika Anda ingin mempelajari lebih dalam tentang bagaimana menggunakan volume secara efektif dalam trading, serta bagaimana menggabungkannya dengan analisa teknikal lainnya untuk menghasilkan strategi yang lebih presisi, maka saatnya Anda mengikuti program edukasi trading bersama Didimax. Di sini, Anda akan dibimbing langsung oleh mentor berpengalaman yang telah terbukti berhasil di dunia trading, dari level dasar hingga mahir.

Program edukasi di www.didimax.co.id tersedia secara gratis dan bisa diakses baik secara online maupun offline. Tidak hanya itu, Anda juga akan mendapatkan akses ke berbagai tools trading, analisa harian, dan sinyal eksklusif yang bisa membantu meningkatkan performa trading Anda secara signifikan. Segera daftarkan diri Anda dan jadilah bagian dari komunitas trader yang cerdas dan teredukasi!