Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Strategi Trading GBP/JPY Saat Inflasi Inggris Meningkat

Strategi Trading GBP/JPY Saat Inflasi Inggris Meningkat

by Lia Nurullita

Strategi Trading GBP/JPY Saat Inflasi Inggris Meningkat

Dalam dunia trading forex, pasangan mata uang GBP/JPY dikenal memiliki volatilitas yang tinggi dan pergerakan harga yang tajam. Kombinasi antara pound sterling Inggris (GBP) dan yen Jepang (JPY) membuat pasangan ini sangat sensitif terhadap berbagai data ekonomi, terutama inflasi. Ketika inflasi di Inggris meningkat, hal ini bukan hanya berdampak pada ekonomi domestik, tetapi juga membuka peluang dan tantangan baru dalam strategi trading GBP/JPY.

Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana trader dapat menyusun strategi saat inflasi Inggris meningkat, dengan mengombinasikan pemahaman makroekonomi, analisis teknikal, dan manajemen risiko yang solid.

Mengapa Inflasi Sangat Berpengaruh Terhadap GBP?

Inflasi adalah indikator utama dalam menentukan arah kebijakan moneter suatu negara. Di Inggris, Bank of England (BoE) menggunakan tingkat inflasi sebagai tolok ukur utama dalam menetapkan suku bunga. Ketika inflasi naik secara signifikan di atas target 2%, BoE cenderung merespons dengan menaikkan suku bunga untuk menahan lonjakan harga.

Kenaikan suku bunga cenderung memperkuat mata uang negara tersebut. Artinya, jika inflasi meningkat dan pasar memperkirakan kenaikan suku bunga oleh BoE, maka pound sterling (GBP) kemungkinan besar akan terapresiasi. Ini menjadi titik penting dalam strategi trading GBP/JPY, karena pergerakan GBP akan sangat menentukan arah pasangan mata uang ini.

Dampak Inflasi Terhadap GBP/JPY

Pasangan mata uang GBP/JPY mempertemukan dua ekonomi besar dengan pendekatan kebijakan yang kontras. Sementara Inggris (melalui BoE) cenderung aktif menaikkan suku bunga dalam menghadapi inflasi, Jepang dikenal dengan kebijakan moneter ultra-longgar dan suku bunga yang sangat rendah dalam waktu lama. Bank of Japan (BoJ) bahkan tetap mempertahankan suku bunga negatif selama bertahun-tahun.

Dalam konteks ini, jika inflasi di Inggris meningkat dan menyebabkan ekspektasi kenaikan suku bunga oleh BoE, GBP biasanya menguat terhadap JPY. Namun, trader perlu memperhatikan bahwa pasar forex sering kali sudah mem-price-in ekspektasi tersebut terlebih dahulu. Oleh karena itu, memahami dinamika pasar dan membaca sentimen menjadi hal krusial.

Strategi Trading Saat Inflasi Meningkat

Berikut adalah beberapa strategi trading yang dapat digunakan saat inflasi Inggris meningkat:

1. Menggunakan Data Ekonomi Sebagai Pemicu Entry

Trader harus memperhatikan jadwal rilis data inflasi Inggris, seperti CPI (Consumer Price Index) dan RPI (Retail Price Index). Biasanya, rilis data yang lebih tinggi dari perkiraan dapat memicu reli GBP terhadap JPY. Trader dapat memanfaatkan momen ini dengan strategi breakout atau news trading.

Contoh:
Jika data CPI bulan ini dirilis lebih tinggi dari ekspektasi (misal: 4.2% vs ekspektasi 3.8%), maka ini bisa menjadi sinyal untuk masuk posisi buy pada GBP/JPY. Gunakan time frame kecil (M15 atau H1) untuk melihat reaksi pasar segera setelah rilis data.

2. Trading Berdasarkan Ekspektasi Pasar (Forward Guidance)

Sering kali, pergerakan harga ditentukan bukan oleh data saat ini, tetapi oleh ekspektasi terhadap masa depan. Jika pidato pejabat BoE atau laporan ekonomi menunjukkan kecenderungan hawkish, maka pasar akan mengantisipasi kenaikan suku bunga.

Trader dapat memanfaatkan informasi ini untuk membuka posisi buy pada GBP/JPY lebih awal, sebelum data inflasi atau keputusan suku bunga benar-benar dirilis.

3. Menggabungkan Analisis Teknikal dengan Momentum Fundamental

Saat inflasi meningkat, sinyal fundamental harus didukung dengan teknikal. Gunakan indikator seperti Moving Average, MACD, dan RSI untuk mengonfirmasi arah tren.

Contoh strategi teknikal:

  • Jika GBP/JPY menembus resistance penting setelah data inflasi dirilis, dan didukung oleh RSI yang belum overbought, maka peluang buy semakin kuat.

  • Gunakan trailing stop untuk mengamankan profit seiring harga terus naik.

4. Hindari Overtrading Saat Volatilitas Tinggi

Inflasi yang tinggi sering kali memicu volatilitas ekstrem. GBP/JPY sendiri sudah dikenal sebagai pasangan dengan volatilitas tinggi, sehingga trader harus ekstra hati-hati dalam menentukan lot size dan stop loss.

Gunakan manajemen risiko yang ketat:

  • Jangan gunakan lebih dari 2% dari modal per posisi.

  • Atur stop loss di bawah support penting untuk posisi buy, dan di atas resistance untuk posisi sell.

5. Memanfaatkan Divergensi BoE dan BoJ

Salah satu strategi yang sering digunakan oleh trader profesional adalah memanfaatkan divergensi kebijakan moneter antara dua bank sentral. Saat inflasi Inggris meningkat dan BoE cenderung hawkish, sedangkan BoJ tetap dovish, maka posisi long GBP/JPY menjadi favorit.

Namun, jika terjadi perubahan sikap dari BoJ — misalnya mulai mempertimbangkan menaikkan suku bunga — maka sentimen terhadap JPY bisa berubah, dan GBP/JPY bisa mengalami tekanan.

6. Strategi Swing Trading Berdasarkan Tren Jangka Menengah

Jika inflasi diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan, dan BoE memberi sinyal akan beberapa kali kenaikan suku bunga, maka strategi swing trading dapat digunakan untuk mengambil posisi jangka menengah.

Gunakan time frame H4 atau daily untuk mencari entry point berdasarkan koreksi harga. Misalnya, tunggu harga retrace ke area Fibonacci 50% atau support dinamis seperti MA50, kemudian cari konfirmasi bullish untuk entry buy.

Studi Kasus: GBP/JPY Saat Inflasi Inggris 2022–2023

Sebagai contoh, pada tahun 2022 ketika inflasi Inggris melonjak hingga di atas 9%, GBP/JPY sempat mengalami lonjakan besar seiring dengan ekspektasi bahwa BoE akan terus menaikkan suku bunga. Namun, volatilitas tinggi juga menyebabkan koreksi tajam di tengah kekhawatiran resesi global dan ketidakpastian geopolitik.

Trader yang berhasil adalah mereka yang tidak hanya mengandalkan data inflasi, tetapi juga memperhatikan siklus ekonomi global, likuiditas pasar, dan kebijakan BoJ yang cenderung stagnan.

Hal yang Harus Diperhatikan

  1. Pasar Sudah Mewaspadai Kenaikan Inflasi: Kadang-kadang, meskipun data inflasi tinggi, GBP tidak naik karena pasar sudah memperkirakan data tersebut.

  2. Korelasi dengan Indeks Dolar AS dan Risiko Global: GBP/JPY juga sensitif terhadap sentimen risiko global. Dalam kondisi risk-off, JPY cenderung menguat karena dianggap sebagai safe haven.

  3. Komentar Bank Sentral: Jangan hanya fokus pada angka, tetapi perhatikan juga komentar atau pidato pejabat BoE atau BoJ yang bisa mengubah ekspektasi pasar.

Kesimpulan

Inflasi yang meningkat di Inggris membuka peluang trading yang signifikan pada pasangan GBP/JPY, namun juga membawa risiko tinggi. Trader yang ingin mengambil posisi saat inflasi naik harus memahami bahwa pasar forex digerakkan oleh ekspektasi, bukan hanya data. Oleh karena itu, strategi terbaik adalah menggabungkan analisis fundamental, teknikal, dan manajemen risiko yang ketat.

Selalu perhatikan dinamika kebijakan bank sentral, konfirmasi teknikal, serta sentimen global untuk menghindari posisi yang bertentangan dengan arus pasar.


Jika Anda ingin menguasai strategi trading GBP/JPY saat inflasi meningkat dan memahami lebih dalam tentang cara membaca data ekonomi, menggabungkan analisis teknikal, serta mengelola risiko dengan bijak, saatnya Anda bergabung dalam program edukasi trading bersama Didimax. Dengan bimbingan mentor profesional, Anda tidak hanya akan mendapatkan teori, tetapi juga praktik langsung dalam kondisi pasar nyata.

Kunjungi www.didimax.co.id dan daftarkan diri Anda sekarang. Program edukasi ini terbuka untuk semua kalangan—baik pemula maupun trader berpengalaman yang ingin memperdalam strategi. Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan skill trading Anda secara maksimal bersama Didimax!