Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Teknik Scalping: Kapan Harus Ambil Posisi dan Kapan Harus Keluar

Teknik Scalping: Kapan Harus Ambil Posisi dan Kapan Harus Keluar

by Rizka

Teknik Scalping: Kapan Harus Ambil Posisi dan Kapan Harus Keluar

Dalam dunia trading forex, ada berbagai macam strategi yang bisa digunakan oleh para trader untuk meraih keuntungan. Salah satu strategi yang cukup populer dan banyak digunakan adalah teknik scalping. Scalping adalah metode trading jangka pendek yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan kecil namun dilakukan secara berulang-ulang dalam satu hari. Strategi ini mengandalkan kecepatan, ketepatan, dan pengambilan keputusan dalam hitungan detik atau menit.

Namun, seperti halnya strategi lainnya, teknik scalping membutuhkan pemahaman mendalam, kedisiplinan tinggi, serta pengetahuan tentang kapan waktu yang tepat untuk masuk dan keluar dari pasar. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang bagaimana cara menentukan entry dan exit point dalam teknik scalping, serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh seorang scalper.

Apa Itu Scalping?

Scalping adalah strategi trading yang memanfaatkan pergerakan harga kecil (small price movements) dalam waktu yang sangat singkat. Trader yang menggunakan teknik ini disebut scalper. Mereka biasanya membuka dan menutup posisi dalam hitungan menit, bahkan detik. Tujuannya adalah mengumpulkan profit kecil namun dengan frekuensi yang tinggi, sehingga secara akumulatif menghasilkan keuntungan yang signifikan.

Biasanya, scalper melakukan puluhan hingga ratusan transaksi dalam sehari. Oleh karena itu, strategi ini sangat cocok bagi mereka yang mampu terus-menerus memantau chart, cepat dalam mengambil keputusan, dan memiliki koneksi internet serta perangkat yang mumpuni.

Kapan Harus Ambil Posisi?

Menentukan waktu yang tepat untuk masuk posisi (entry point) adalah kunci sukses dalam scalping. Berikut adalah beberapa pendekatan dan indikator yang bisa digunakan untuk menentukan kapan harus ambil posisi:

1. Menggunakan Time Frame Kecil

Scalping umumnya dilakukan pada time frame 1 menit (M1), 5 menit (M5), atau 15 menit (M15). Time frame ini memungkinkan trader melihat pergerakan harga yang detail dan cepat, sehingga dapat menentukan momen terbaik untuk entry.

2. Mengikuti Trend

Meskipun skalping adalah strategi jangka pendek, tetap penting untuk memperhatikan arah trend secara keseluruhan. Trader disarankan untuk hanya mengambil posisi searah dengan trend utama untuk mengurangi risiko. Gunakan indikator seperti Moving Average (MA), MACD, atau Bollinger Bands untuk mengidentifikasi trend.

Contoh: jika trend utama naik (bullish), maka sebaiknya hanya ambil posisi buy. Jika trend turun (bearish), fokus pada posisi sell.

3. Menunggu Breakout atau Rebound

Breakout terjadi ketika harga menembus level support atau resistance yang kuat. Dalam situasi ini, scalper bisa mengambil posisi segera setelah breakout terjadi, dengan catatan harus memastikan bahwa breakout tersebut valid (bukan false breakout).

Sebaliknya, jika harga mendekati support atau resistance tapi tidak menembusnya, trader bisa bersiap untuk melakukan entry saat harga memantul (rebound) dari level tersebut.

4. Menggunakan Indikator Teknis

Beberapa indikator yang populer digunakan dalam scalping:

  • Stochastic Oscillator: Menentukan kondisi overbought dan oversold.

  • RSI (Relative Strength Index): Menunjukkan kekuatan tren dan potensi pembalikan arah.

  • Bollinger Bands: Mengukur volatilitas dan potensi breakout atau bounce.

  • EMA (Exponential Moving Average): Memberi sinyal cepat mengenai pergerakan harga.

Contoh penggunaan: ketika RSI menunjukkan kondisi oversold dan harga mendekati lower band dari Bollinger Bands, ini bisa menjadi sinyal potensial untuk buy.

Kapan Harus Keluar dari Pasar?

Menentukan exit point atau waktu keluar pasar juga sangat penting agar trader tidak kehilangan peluang profit atau mengalami kerugian yang lebih besar. Berikut adalah beberapa panduan yang bisa digunakan:

1. Tetapkan Target Profit dan Stop Loss

Scalper sebaiknya memiliki target profit yang realistis, misalnya 5–10 pips per transaksi. Jangan serakah, karena pergerakan harga dalam jangka pendek sangat cepat dan tidak menentu. Begitu juga, selalu gunakan stop loss untuk membatasi kerugian. Idealnya, rasio risk-reward minimal 1:1 atau lebih baik.

Contoh: jika target profit 8 pips, maka stop loss juga sekitar 8 pips atau lebih kecil.

2. Exit Berdasarkan Indikator

Gunakan indikator teknikal untuk memberi sinyal keluar posisi. Misalnya:

  • Jika RSI mulai masuk area overbought (di atas 70), maka posisi buy bisa mulai ditutup.

  • Jika harga menyentuh upper Bollinger Band, dan ada sinyal pembalikan arah, pertimbangkan untuk keluar dari posisi buy.

3. Waspadai Volatilitas Berlebihan

Scalping tidak cocok dilakukan saat volatilitas terlalu tinggi, seperti saat ada rilis berita berdampak besar (high impact news) seperti NFP (Non-Farm Payroll), suku bunga, atau keputusan bank sentral. Saat harga bergerak terlalu liar, bisa terjadi slippage dan kesalahan eksekusi.

Jika Anda sudah berada dalam posisi dan melihat harga mulai bergerak sangat tidak stabil, sebaiknya segera keluar untuk mengamankan profit atau meminimalkan kerugian.

4. Exit Saat Terjadi Sinyal Reversal

Perhatikan formasi candlestick seperti doji, pin bar, atau engulfing yang menunjukkan potensi pembalikan arah. Jika sinyal reversal muncul, lebih baik keluar daripada menahan posisi terlalu lama dan berisiko mengalami kerugian.

Manajemen Risiko dalam Scalping

Scalping bisa sangat menguntungkan, tapi juga berisiko tinggi. Berikut beberapa tips manajemen risiko yang perlu diterapkan:

  • Gunakan lot kecil dan sesuaikan dengan modal.

  • Jangan membuka terlalu banyak posisi secara bersamaan.

  • Hindari overtrading — tetap disiplin dengan jumlah maksimal transaksi per hari.

  • Gunakan akun dengan spread rendah dan eksekusi cepat (broker yang mendukung scalping).

Kelebihan dan Kekurangan Teknik Scalping

Kelebihan:

  • Potensi profit cepat dalam waktu singkat.

  • Tidak perlu menahan posisi berhari-hari.

  • Banyak peluang setiap hari karena strategi ini aktif.

Kekurangan:

  • Membutuhkan konsentrasi tinggi dan stamina mental.

  • Tidak cocok untuk semua orang (butuh kecepatan dan pengalaman).

  • Spread bisa mempengaruhi hasil trading jika tidak menggunakan broker yang sesuai.

Kesimpulan

Teknik scalping adalah metode trading cepat yang bisa memberikan profit konsisten jika dilakukan dengan disiplin dan strategi yang tepat. Menentukan kapan harus masuk dan keluar pasar adalah faktor kunci dalam keberhasilan scalping. Gunakan kombinasi analisis teknikal, pengamatan price action, serta manajemen risiko yang baik.

Jangan lupa, scalping bukan sekadar strategi “cepat kaya”, melainkan teknik yang butuh pembelajaran dan latihan terus-menerus. Jika dilakukan secara sembrono, bisa menyebabkan kerugian besar dalam waktu singkat.


Ingin belajar lebih dalam bagaimana cara scalping yang benar, aman, dan menguntungkan? Gabung bersama ribuan trader lainnya dalam program edukasi trading gratis dari Didimax, salah satu broker forex terpercaya di Indonesia. Di sana, Anda akan dibimbing langsung oleh mentor profesional yang sudah berpengalaman di pasar forex, baik secara offline maupun online.

Kunjungi website resmi kami di www.didimax.co.id dan daftar sekarang juga! Raih kesempatan untuk belajar trading dari dasar hingga mahir, dengan fasilitas lengkap dan komunitas trader yang aktif. Jangan trading sendirian — sukseskan perjalanan trading Anda bersama Didimax!