Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Teknik Switching Pada Forex: Keunggulan, Cara Kerja dan Contohnya

Teknik Switching Pada Forex: Keunggulan, Cara Kerja dan Contohnya

by Didimax Team

Salah satu keunggulan dalam dunia trading adalah adanya teknik switching pada forex. Dengan melakukan teknik switching, maka Anda dapat merubah posisi trading dari buy ke sell, begitu juga sebaliknya.
 
Teknik ini memungkinkan trading atau perdagangan dapat dilakukan dua arah dengan penuh keyakinan dan memerlukan analisis yang matang. Management psikologi dan kesiapan mental merupakan faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan switching.
 
Sama seperti teknik-teknik perdagangan forex lainnya, switching juga memiliki keunggulan maupun kerugian atau risiko saat diterapkan. Semuanya tergantung kebijakan trader dalam memilih teknik mana yang sesuai dengan kondisi saat itu.
 

Tentang Teknik Switching Pada Forex

Switching adalah teknik yang dilakukan oleh trader untuk melakukan perubahan posisi transaksi secara drastis. Trader dapat menutup posisi yang sekiranya merugikan kemudian membuka posisi berlawanan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.
 
Teknik switching pada forex juga banyak dilakukan oleh investor dan trader profesional lainnya ketika ingin tetap bullish (optimis harga akan naik) dan bearish (optimis harga akan turun).
 
Mereka melakukan switching saat bullish dan bearish berada di posisi tertentu setelah tanggal kadaluwarsa kepemilikan saat ini. Cara ini dipercaya dapat memperluas posisi di pasar.
 
Biasanya trader akan melakukan cut loss terlebih dahulu untuk mencegah supaya investor tidak mengalami kerugian lebih besar lagi. Baru setelah itu, trader langsung membuka posisi transaksi baru yang berlawanan.
 
Sayangnya, masih banyak trader baru yang kurang skill memilih keras kepala mempertahankan posisi kerugiannya saat kerugian tersebut masih kecil. Kebanyakan beralasan dapat segera keluar dari kondisi tersebut lalu menerima keuntungan minimal.
 
Apapun hasilnya, tentunya ini membuat trader mengeluarkan banyak dana yang akhirnya merugikan. Oleh karena itu, penting melakukan cut loss terlebih dahulu dengan membatasi persentase kerugian supaya transaksi bisa otomatis tertutup.
 
Selain itu, teknik switching pada forex akan sangat efektif jika dilakukan saat terjadi perubahan arah harga secara cepat dan drastis.

Menggunakan Teknik Switching dengan Berbagai Jenis

Jika digali lebih dalam lagi, teknik switching masih dapat dibagi menjadi 3 jenis. Ketiganya sama-sama bertujuan untuk menutup kerugian lalu menggantinya dengan membuka posisi baru yang berlawanan yang menguntungkan.

1. Averaging

Sesuai namanya, metode averaging dilakukan untuk membuka transaksi baru untuk merubah rata-rata harga pembukaan di posisi sebelumnya. Anda dapat menambah atau mengurangi posisi menggunakan averaging up atau averaging down.
 
Averaging up yaitu teknik switching pada forex yang bertujuan membuka posisi baru dengan harga lebih tinggi supaya pasar terus naik. Sedangkan averaging down membuka posisi baru dengan harga lebih rendah.

2. Martingale

Martingale adalah upaya menggandakan ukuran posisi trader setiap terjadi kerugian. Tujuannya supaya mengembalikan seluruh kerugian sebelumnya sekaligus mendapatkan keuntungan bersih. Martingale dilakukan saat yakin pasar akan berbalik arah menciptakan peluang keuntungan.
 
Namun jenis switching ini juga bisa membawa risiko besar jika digunakan untuk jangka panjang. Sebab Anda tidak dapat menjamin apakah pasar selalu berbalik arah memberikan keuntungan.

3. Hedging

Hedging adalah teknik switching pada forex dengan membuka posisi berlawanan dari posisi utama untuk meminimalisir risiko kerugian. Ketika nilai tukar mata uang bergerak berlawanan dari prediksi awal, maka kerugian di posisi utama itu dapat diimbangi keuntungan dari hedging.
 
Misalnya trader di posisi buy pada pasangan mata uang A, maka trader tersebut juga bisa membuka posisi sell untuk pasangan mata uang A atau pasangan mata uang terkait lainnya.

Keunggulan dan Risiko Menerapkan Teknik Switching pada Forex

Sejauh ini, switching merupakan teknik yang sangat menguntungkan trader berpengalaman dalam upaya mengurangi risiko sekaligus memaksimalkan keuntungan. Namun sama seperti teknik lainnya, switching juga memiliki risiko, berikut penjelasannya.

1. Portofolio Lebih Maksimal

Melalui teknik switching, portofolio Anda lebih seimbang. Anda dapat memaksimalkan pergerakan harga berlawanan. Jadi saat di satu posisi rugi, posisi lainnya dapat membantu menutupi kerugian tersebut dengan memberikan keuntungan.

2. Perdagangan Lebih Fleksibel

Teknik switching pada forex membantu Anda mengantisipasi perubahan kondisi pasar dari prediksi awal. Artinya, switching memiliki sifat fleksibel dalam penyesuaian diri dengan tren yang dinamis dan merespon perubahan harga secara adaptif.
 
Apalagi lingkungan perdagangan valuta asing sendiri selalu berubah secara cepat sehingga diperlukan penerapan teknik yang fleksibel. Teknik ini juga mampu memitigasi risiko sekaligus membuka peluang keuntungan di berbagai kondisi pasar.

3. Manajemen Risiko

Dalam perdagangan forex, Anda perlu belajar manajemen risiko agar peka di level manakah harus menghentikan kerugian. Trader yang menerapkan switching memiliki kebijakan menghentikan kerugian di posisi-posisi tertentu lalu diikuti pembalikan posisi. Baca juga tentang : Pentingnya Peran Risk/Reward Ratio Forex agar Trading Minim Risiko

4. Konsistensi Meningkat

Dengan menerapkan switching, Anda dapat konsisten dalam melakukan trading. Sebab trader harus dinamis dalam menggunakan strategi sesuai keperluan dan kondisi pasar yang sering berubah.
 
Meskipun memberikan banyak keuntungan, teknik switching pada forex juga memiliki risiko yaitu dapat terjadi kontraksi selisih antara kontrak jual dan kontrak beli. Contohnya jika selisih antara kontrak pada bulan berjalan dengan kontrak berikutnya mendekati waktu peralihan, maka biaya pembelian di bulan berikutnya akan melebar lebih besar daripada perkiraan.
 
Switching juga tidak bisa diterapkan saat berdagang saham. Hal ini dikarenakan ekuitas tidak dapat diperdagangkan dengan menggunakan strategi peralihan seperti switching, sebab saham tidak memiliki tanggal kadaluwarsa.

Cara Kerja Teknik Switching pada Forex dan Contohnya

Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa cara kerja teknik switching ketika trader ingin mempertahankan posisi, dan eksposur mereka saat ini berada dalam kontrak yang hampir habis masa berlakunya.
 
Switching juga bisa bekerja efektif ketika investor ingin memperpanjang pembayaran. Biasanya dilakukan untuk menghindari ongkos, biaya pengiriman, atau biaya-biaya pengeluaran lainnya.
 
Contoh teknik switching pada forex adalah saat ini menunjukkan bulan Januari 2024. Perusahaan minyak akan menjual 500.000 barel di bulan Juni 2026 dan melakukan strategi switching jenis Hedging terhadap posisinya.
 
Tetapi perusahaan tersebut tidak membeli kontrak berjangka untuk Juli 2026 karena merasa kontrak tersebut tidak liquid dan jika diperdagangkan akan tipis.
 
Padahal kontrak yang ideal adalah mempunyai jangka waktu pengiriman tidak lebih dari 13 bulan sebelumnya. Maka strategi hedging yang dilakukan perusahaan minyak tersebut adalah menjual short sejumlah kontrak Juli 2026.
 
Sehingga saat bulan Juni 2025, perusahaan dapat menutup posisi untuk Juli 2025 lalu lanjut beralih ke kontrak Juli 2026. Contoh lainnya saat trader membuka posisi sell di level 1.40000, namun harganya naik sampai level 1.40500. Posisi ini menunjukkan trader sudah mengalami kerugian sebanyak -500 pips.
 
Lalu trader menutup posisi sell tersebut karena menganggap pergerakan masih bisa naik. Kemudian ia membuka posisi buy pada level 1.40500 tersebut. Ternyata benar harga terus naik ke level 1.41000.
 
Maka posisi trader saat itu sudah mendapatkan keuntungan +500 pips, sekaligus kerugian -500 pips di posisi sell tadi telah tertutupi. Switching harus dilakukan ketika sangat yakin tren market akan bergerak cepat baik naik ataupun turun. Pastikan kemampuan analisis dan mental Anda sudah matang untuk menerapkan teknik switching pada forex.