Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Trading di Bank Holiday: Risiko, Peluang, dan Keputusan yang Tepat

Trading di Bank Holiday: Risiko, Peluang, dan Keputusan yang Tepat

by Muhammad

Trading di Bank Holiday: Risiko, Peluang, dan Keputusan yang Tepat

Dalam dunia trading, ada momen-momen tertentu di mana pasar tidak bergerak seperti biasanya. Salah satunya adalah bank holiday — hari libur resmi perbankan di negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, atau negara Eropa. Bagi sebagian trader, bank holiday terlihat seperti hari biasa: chart tetap bergerak, platform tidak berhenti, dan harga tetap berubah. Namun, di balik “pergerakan kecil” itu, terdapat risiko yang sering disepelekan.

Pertanyaannya:
Apakah kita sebaiknya tetap trading saat bank holiday? Atau justru istirahat dan menunggu pasar kembali normal?

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang risiko, peluang, serta bagaimana mengambil keputusan yang bijak saat bank holiday.


Apa Itu Bank Holiday dan Mengapa Penting Bagi Trader?

Bank holiday adalah hari libur di mana:

  • Bank tidak beroperasi

  • Likuiditas pasar menurun

  • Aktivitas institusi keuangan besar berkurang

  • Volume transaksi menjadi sangat kecil

Meskipun pasar forex bersifat global dan berjalan 24 jam, sebagian besar transaksi tetap dikendalikan oleh:

  • bank besar,

  • institusi keuangan,

  • hedge fund,

  • dan pelaku pasar profesional.

Ketika mereka libur, arus uang yang menggerakkan pasar menjadi lebih kecil. Akibatnya, harga cenderung:

  • bergerak lambat,

  • sering sideways,

  • dan sesekali melonjak tiba-tiba karena “dorongan kecil” dari order besar.

Bagi trader yang tidak siap, kondisi seperti ini bisa menjadi jebakan.


Risiko Utama Trading Saat Bank Holiday

Banyak trader pemula berpikir:
“Kalau market sepi, berarti lebih aman, dong?”

Sayangnya, kenyataannya tidak sesederhana itu. Berikut risiko utama yang perlu dipahami.


1. Spread Melebar

Saat likuiditas berkurang, broker akan menaikkan spread untuk mengurangi risiko mereka.
Akibatnya:

  • Entry menjadi lebih mahal

  • Stop loss lebih cepat tersentuh

  • Profit kecil bisa langsung habis oleh spread

Banyak trader mengalami kerugian bukan karena arah analisis salah, tetapi karena biaya transaksi membengkak.


2. Pergerakan Tidak Natural

Pada hari normal, pergerakan harga dipengaruhi oleh:

  • news,

  • reaksi pelaku pasar,

  • dan faktor fundamental.

Namun saat bank holiday, harga bisa bergerak karena faktor teknis kecil saja — misalnya order besar dari satu bank atau transaksi otomatis dari algoritma.

Hasilnya:

  • muncul spike tak terduga,

  • support/resistance mudah tertembus,

  • pola candlestick sering gagal terbentuk.

Trader yang terlalu percaya diri dengan teknikal sering terjebak.


3. False Breakout Lebih Sering

Saat volume tipis, market mudah dimanipulasi. Breakout yang terlihat meyakinkan sering berubah menjadi false breakout.

Trader sudah masuk buy…
Beberapa menit kemudian harga berbalik tajam.

Ini sangat sering terjadi pada:

  • breakout strategi,

  • scalping,

  • dan intraday trading.


Apakah Tidak Ada Peluang Sama Sekali?

Tentu saja bukan berarti bank holiday selalu buruk. Ada trader tertentu yang justru memanfaatkannya.

Beberapa peluang yang mungkin muncul:


1. Peluang untuk Evaluasi dan Backtest

Saat market sepi, ini waktu terbaik untuk:

  • meninjau trading journal,

  • mengevaluasi strategi,

  • memperbaiki money management,

  • melakukan backtest sistem.

Banyak trader profesional justru tidak membuka posisi sama sekali, tetapi fokus memperkuat persiapan.


2. Swing Trader Masih Bisa Bertahan

Swing trader dengan target jangka menengah biasanya tidak terlalu terpengaruh, asalkan:

  • tidak membuka posisi baru berdasarkan sinyal lemah,

  • stop loss diletakkan secara logis,

  • dan tetap disiplin.

Namun tetap, mereka harus sadar bahwa volatilitas bisa tiba-tiba meledak setelah bank holiday selesai.


3. Belajar Melatih Kesabaran

Bank holiday adalah “tes psikologis”.

Trader yang dewasa paham bahwa:

Tidak trading adalah bagian dari trading.

Mereka memilih menunggu momen terbaik daripada memaksakan entry hanya karena merasa bosan.


Jadi, Apa Keputusan yang Paling Tepat?

Tidak ada jawaban yang mutlak. Namun, panduan umum berikut bisa membantu:

  1. Hindari membuka posisi baru saat likuiditas tipis
    Kecuali kamu benar-benar paham risikonya.

  2. Perhatikan kalender ekonomi dan jadwal bank holiday negara besar
    Terutama USD, GBP, EUR, dan JPY.

  3. Gunakan lot kecil jika tetap ingin trading
    Jangan agresif.

  4. Perbesar toleransi stop loss — tapi tetap rasional
    Hindari stop terlalu sempit.

  5. Prioritaskan observasi daripada eksekusi
    Jadikan momen ini untuk belajar.

Pada akhirnya, trader sukses bukanlah yang paling sering entry, tetapi yang paling disiplin memilih waktu terbaik.


Bagi kamu yang ingin benar-benar memahami cara membaca kondisi market, mengelola risiko, dan menentukan kapan harus masuk atau menunggu, belajar dengan mentor dan komunitas yang tepat sangatlah penting. Kamu tidak perlu berjalan sendirian — ada banyak ilmu praktis yang bisa mempercepat proses belajarmu, sekaligus meminimalkan kesalahan mahal.

Jika kamu ingin belajar trading secara lebih terstruktur, mendapatkan bimbingan langsung, materi edukasi lengkap, serta sharing rutin bersama trader berpengalaman, kamu bisa mengikuti program edukasi trading di www.didimax.co.id. Di sini, kamu bisa belajar dari dasar hingga tingkat lanjut dengan pendekatan yang sistematis dan mudah dipahami, tanpa harus bingung sendirian menghadapi market.