Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Trump: Eropa Masih Beli Minyak Rusia, Tapi Tegas pada Ukraina?

Trump: Eropa Masih Beli Minyak Rusia, Tapi Tegas pada Ukraina?

by rizki

Trump: Eropa Masih Beli Minyak Rusia, Tapi Tegas pada Ukraina?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menaikkan tekanan diplomatik atas Eropa. Pernyataannya sangat tajam: meskipun negara-negara Eropa mengklaim mendukung Ukraina dan mengutuk invasi Rusia, di sisi lain, mereka masih membeli minyak Rusia. Menurut Trump, tindakan ini melemahkan upaya untuk menekan Moskow dan justru memberi jalur pendanaan bagi rezim Rusia — sesuatu yang, baginya, tidak sejalan dengan solidaritas nyata terhadap Ukraina.

Latar Belakang Pembelian Energi Rusia oleh Eropa

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, banyak negara Barat bereaksi dengan sanksi dan langkah-langkah pembatasan, terutama pada sektor energi. Namun, realitas di lapangan lebih rumit dari sekadar retorika. Meski impor minyak mentah Rusia dari laut ke Uni Eropa telah berkurang drastis, masih ada negara-negara tertentu yang mempertahankan hubungan dagang melalui pipa atau jalur lain. Kabar24+2Kompas+2

Negara-negara seperti Hungaria dan Slovakia masih menerima pasokan minyak dan gas melalui pipa, terutama dari jalur pipa “Druzhba”. KSE Sanctions+2Kompas+2 Selain itu, walaupun sanksi laut diterapkan, minyak mentah Rusia bisa tetap “masuk” ke Eropa dalam bentuk produk olahan melalui negara ketiga — misalnya India dan Turki. Kontan International+2Bisnis Market+2

Menurut analisis Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), pendapatan Rusia dari ekspor bahan bakar fosil sejak Februari 2022 sangat besar. Bahkan beberapa dari pendapatan ini berasal dari negara-negara yang pada saat bersamaan menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. Kompas Jadi, meskipun sanksi ada, aliran uang dari energi Rusia ke negara-negara Barat — secara tidak langsung — tetap mengalir.

Tuduhan dan Desakan Trump

Trump secara terbuka mengkritik negara-negara Eropa karena, menurutnya, "masih membeli minyak dari Rusia". Bisnis Ekonomi+1 Dia menyatakan bahwa tekanan ekonomi terhadap Rusia akan lebih efektif jika Eropa benar-benar menghentikan impor energi dari Moskow. Bisnis Ekonomi

Dalam sebuah pernyataan, Trump bahkan menyebut bahwa dia siap untuk memberikan “sanksi besar” terhadap Rusia, namun dengan satu syarat: negara-negara NATO, termasuk di Eropa, harus berhenti membeli minyak Rusia. Bisnis Ekonomi+1 Dia juga meminta Matt Whitaker, Duta Besar AS untuk NATO, meningkatkan tekanan pada sekutu-sekutu Eropa yang masih melakukan impor energi dari Rusia. Bisnis Ekonomi

Kenyataan Energi Eropa: Tidak Mudah Lepas dari Rusia

Namun, keinginan Trump itu memiliki hambatan nyata. Menurut laporan, Uni Eropa kemungkinan besar tidak akan sepenuhnya meninggalkan impor migas dari Rusia sebelum tahun 2027. ANTARA News Adaptasi pasokan energi membutuhkan waktu, infrastruktur lain, dan stabilitas pasokan alternatif.

Statistik impor juga menunjukkan transisi yang lambat. Pada kuartal pertama 2025, impor gas alam cair (LNG) Eropa meningkat dari negara seperti Amerika Serikat — tetapi Rusia masih memiliki porsi yang signifikan dalam impor LNG tersebut. id.eureporter.co Artinya, walaupun ada diversifikasi, ketergantungan terhadap sebagian sumber Rusia belum sepenuhnya hilang.

Sementara sebagian negara memang mengurangi impor langsung minyak mentah dari Rusia, aliran produk olahan dari Rusia yang disuling di luar negeri — misalnya di kilang Turki atau India — tetap memasuki pasar Eropa. Kontan International Dengan kata lain, meskipun posisi formal dan diplomatik Eropa sangat tegas terhadap invasi Rusia, di sisi ekonomi dan energi, kebijakan mereka belum sepenuhnya konsisten atau radikal.

Dampak Ekonomi dan Politik

Kritik Trump bukan sekadar retorika. Baginya, aliran minyak Rusia ke Eropa adalah celah besar dalam strategi sanksi Barat — celah yang memberi Rusia sumber pendanaan penting untuk operasi militernya di Ukraina. Kompas+2Bisnis Ekonomi+2

Bagi Trump, skenario ideal adalah semua negara NATO secara tegas mengakhiri impor energi dari Rusia, yang kemudian akan memperlemah posisi keuangan Kremlin dan mengurangi dana untuk perang. Bisnis Ekonomi Ia melihat ini sebagai kombinasi tekanan ekonomi dan diplomatik untuk mendorong Moskow agar menghentikan agresinya.

Namun, lawan kritis menyebut pendekatan ini terlalu optimistis karena mengabaikan kompleksitas pasar energi global. Beberapa diplomat dan analis mencatat bahwa berhenti sepenuhnya dari minyak dan gas Rusia bukanlah keputusan yang bisa diambil secara instan tanpa risiko serius terhadap pasokan dan harga energi di Eropa. ANTARA News

Loopholes dan Transit Energi

Meskipun sanksi laut diterapkan, Rusia memakai “taktik bayangan” untuk menjaga ekspor minyaknya tetap berjalan. Menggunakan armada tanker bayangan, kapal-kapal kuno, dan penggantian bendera serta pemilik secara terus-menerus, Rusia mampu mengirim minyak ke luar negeri dengan tetap menghindar dari sanksi penuh. Le Monde.fr

Selain itu, sebagian minyak Rusia diolah di negara lain (seperti India dan Turki) lalu dikirim kembali ke Eropa sebagai produk olahan. Struktur ini mengeksploitasi celah sanksi dan memungkinkan Moskow untuk terus menghasilkan pendapatan dari energi. Kontan International+1

Menurut analisis, meskipun sanksi laut sudah cukup ketat, beberapa negara Eropa besar masih memiliki pasokan dari Rusia melalui pipa (terutama Hungaria dan Slovakia), yang belum sepenuhnya diputus. KSE Sanctions+1 Ini memberikan Rusia jalur pendapatan penting di tengah tekanan internasional.

Akhirnya: Hipokrisi atau Realpolitik?

Tuduhan Trump bahwa Eropa “sambal mendukung Ukraina, tapi di belakang tetap memberi uang ke Rusia” menyentuh inti dilema geopolitik dan ekonomi. Di satu sisi, banyak negara Eropa memang secara ideologis menyatakan solidaritas dengan Ukraina dan menolak invasi Rusia. Di sisi lain, ketergantungan energi, infrastruktur lama, dan kebutuhan ekonomi membuat mereka sulit memutus semua hubungan energi dalam waktu singkat.

Argumen Trump bisa dilihat sebagai panggilan untuk konsistensi: jika Eropa benar-benar mendukung Ukraina, maka tindakan ekonomi harus mencerminkan itu. Namun, dari sisi Eropa, keputusan untuk sepenuhnya melepaskan energi Rusia adalah proses yang sangat berisiko dan penuh konsekuensi — terutama di tengah kebutuhan menjaga kestabilan pasokan energi.

Evaluasi Strategi Sanksi

Sanksi memang alat penting dalam tekanan geopolitik. Namun, efektivitasnya bergantung pada kepatuhan, pengawasan, dan penegakan. Kasus “tankers bayangan” Rusia menegaskan bahwa hanya dengan menjatuhkan sanksi saja tidak cukup jika tidak ada mekanisme kontrol yang kuat. Le Monde.fr

Selain itu, skenario trans-shipment (minyak olahan diekspor ulang dari negara ketiga) memperlihatkan bagaimana Rusia dan mitranya bisa menghindari sebagian sanksi. Ini menuntut negara-negara Barat dan blok seperti UE untuk bekerja sama lebih dalam pengawasan rantai pasok energi global.

Seruan Trump untuk sanksi lebih keras juga mencerminkan ketidakpuasan sebagian kalangan di AS bahwa Eropa belum bertindak cukup agresif untuk melemahkan pendanaan Rusia melalui energi. Bisnis Ekonomi Terlebih lagi, dia mengaitkan dukungan ekonomi Eropa terhadap Rusia dengan keberlanjutan konflik di Ukraina — sebuah argumentasi dengan tekanan moral dan strategis.

Potensi Jalan ke Depan

Jika Eropa serius ingin mengakhiri ketergantungan pada energi Rusia, langkah-langkah yang bisa dipertimbangkan antara lain:

  1. Akselerasi transisi energi: Investasi besar-besaran ke energi terbarukan (angin, surya, hidrogen) agar pasokan fossil bisa digantikan secara bertahap.

  2. Diversifikasi pasokan: Meningkatkan impor dari negara lain (misalnya AS, Kazakhstan, Norwegia) agar ketergantungan ke Rusia berkurang. id.eureporter.co

  3. Penguatan sanksi dan pemantauan: Meningkatkan kerja sama antar negara dalam melacak pengiriman minyak Rusia melalui jalur alternatif (kapal bayangan, pengolahan ulang).

  4. Kebijakan jangka panjang: Menetapkan target yang lebih ambisius untuk pemutusan energi dengan Rusia, misalnya mempercepat tenggat fase-out daripada menunggu hingga akhir 2020-an.

Namun, untuk mewujudkan ini semua, dibutuhkan konsensus politik dalam Uni Eropa dan komitmen nyata dari negara-negara anggotanya, termasuk mereka yang selama ini lebih tergantung pada pipa Rusia seperti Hungaria atau Slovakia.


Donald Trump benar-benar menyoroti paradoks yang dihadapi Eropa: menyatakan solidaritas kepada Ukraina secara diplomatik, tetapi di sisi lain secara ekonomi masih memberi ruang bagi Rusia untuk menghasilkan pendapatan dari ekspor energi. Tuduhannya mungkin keras, tetapi tidak sepenuhnya tanpa dasar — fakta dan data menunjukkan ada celah nyata dalam struktur sanksi serta perilaku pasar energi global.

Jika Eropa ingin “bicara besar” soal komitmen terhadap Ukraina, langkah ekonomi mereka harus mencerminkan itu. Tanpa tindakan yang lebih tegas dan sistem pengawasan yang lebih ketat, kritik seperti yang dilontarkan Trump tidak akan hilang — dan perdebatan soal moralitas dan pragmatisme energi akan terus bergulir.


Jika kamu tertarik memahami lebih dalam bagaimana dinamika geopolitik seperti ini bisa memengaruhi pasar finansial dan instrumen trading — serta bagaimana memanfaatkannya untuk peluang trading yang lebih cerdas — kamu bisa bergabung dengan program edukasi trading di www.didimax.co.id. Di sana, kamu akan belajar mulai dari dasar analisis fundamental, manajemen risiko, hingga strategi teknikal yang aplikatif di kondisi pasar global yang dinamis.

Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mengasah kemampuan trading kamu dengan materi yang relevan dan pembimbing profesional. Kunjungi situs www.didimax.co.id sekarang, daftarkan diri, dan mulailah perjalanan kamu sebagai trader yang lebih teredukasi dan siap menghadapi gejolak pasar.