Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Trump Tekan Ketua The Fed Mundur, Pasar Makin Tidak Pasti

Trump Tekan Ketua The Fed Mundur, Pasar Makin Tidak Pasti

by Lia Nurullita

Trump Tekan Ketua The Fed Mundur, Pasar Makin Tidak Pasti

Ketika mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka menyerukan pengunduran diri Ketua Federal Reserve Jerome Powell, pasar global langsung bereaksi keras. Tindakan ini bukan hanya langkah politis biasa, melainkan manuver berisiko tinggi yang mengguncang independensi bank sentral dan memicu gelombang ketidakpastian di pasar keuangan internasional.

Trump, yang dikenal dengan pendekatannya yang blak-blakan dan agresif terhadap kebijakan ekonomi, menilai Powell gagal mengendalikan inflasi dan terlalu lambat memangkas suku bunga. Seruan pengunduran diri ini datang berdekatan dengan kritik pedas terhadap proyek renovasi markas The Fed yang menelan biaya besar. Trump menyebut proyek tersebut sebagai pemborosan dan mempertanyakan integritas serta fokus lembaga moneter tersebut dalam menangani masalah ekonomi rakyat Amerika.

Renovasi Gedung Fed Jadi Alat Serangan Politik

Gedung Federal Reserve yang terletak di Constitution Avenue, Washington DC, memang tengah direnovasi. Proyek ini bertujuan memperbaiki struktur gedung yang sudah menua dan meningkatkan sistem infrastruktur penting seperti ventilasi, instalasi listrik, hingga keamanan data. Namun, biaya renovasi yang mencapai miliaran dolar langsung dijadikan bahan kritik oleh Trump untuk menyudutkan Powell.

Trump menyebut renovasi tersebut sebagai simbol ketidaksensitifan The Fed terhadap krisis ekonomi yang dihadapi rakyat. Ia menuding bahwa lembaga itu lebih sibuk merenovasi gedungnya sendiri daripada mencari solusi konkret terhadap lonjakan harga barang dan biaya hidup yang tinggi.

Kekuatan Hukum dan Tekanan Politik

Secara hukum, posisi Ketua The Fed relatif aman karena presiden tidak dapat memecat ketua begitu saja tanpa alasan sah. Jabatan Powell akan berakhir pada tahun 2026, dan penggantiannya sebelum masa jabatan usai harus melalui proses hukum serta politik yang kompleks.

Namun, Trump tampaknya memilih pendekatan berbeda. Ia menekan dari sisi opini publik dan mempolitisasi proyek-proyek internal The Fed untuk menciptakan tekanan moral dan sosial. Langkah ini membuat posisi Powell kian sulit karena kepercayaan publik bisa terkikis jika ketua bank sentral terus diserang tanpa membela diri secara terbuka.

Pasar Keuangan Bergolak

Reaksi pasar terhadap tekanan Trump kepada Powell sangat cepat. Pasar obligasi AS mengalami kenaikan yield, yang mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap arah kebijakan moneter AS. Sementara itu, indeks dolar juga sempat mengalami tekanan karena meningkatnya ketidakpastian arah suku bunga dan stabilitas institusional.

Di sektor saham, indeks utama seperti Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq mengalami fluktuasi tajam. Investor cenderung melakukan aksi ambil untung dan memindahkan aset ke instrumen yang dianggap lebih aman seperti emas, obligasi pemerintah jangka pendek, dan mata uang safe haven seperti yen Jepang dan franc Swiss.

Dampak Global: Asia Terimbas, Rupiah Melemah

Gejolak politik dan moneter di AS jelas berdampak ke pasar global. Negara-negara berkembang seperti Indonesia ikut merasakan dampaknya melalui depresiasi mata uang dan meningkatnya tekanan inflasi impor. Rupiah sempat menyentuh level terendah baru terhadap dolar AS, mendorong Bank Indonesia untuk siaga meningkatkan intervensi dan menjaga stabilitas nilai tukar.

Di sisi lain, investor asing menahan diri untuk menanamkan modalnya di pasar negara berkembang karena khawatir ketidakstabilan di Washington akan menyebar dan memperpanjang ketidakpastian global.

Kombinasi Tarif dan Inflasi: Beban Ganda bagi The Fed

Masalah lain yang memperburuk kondisi adalah kebijakan tarif yang sebelumnya juga didorong oleh pemerintahan Trump. Kenaikan tarif impor berdampak langsung pada naiknya harga barang dan mendorong inflasi. Sementara itu, The Fed dituntut menyeimbangkan antara menekan inflasi dan mendorong pertumbuhan.

Powell sendiri berada dalam posisi sulit. Ia harus menjaga kredibilitas The Fed di mata publik dan pasar global, namun juga tidak bisa terlalu tunduk pada tekanan politik. Keputusan untuk mempertahankan suku bunga tinggi menjadi salah satu cara untuk menekan inflasi, namun di sisi lain memperlambat pertumbuhan dan meningkatkan beban bunga utang pemerintah.

Apa yang Terjadi Jika Powell Mundur?

Jika Powell benar-benar mengundurkan diri, pasar diprediksi akan mengalami lonjakan volatilitas. Ketidakpastian mengenai pengganti Powell akan menciptakan kekosongan kepemimpinan di bank sentral, yang bisa memicu kepanikan di pasar.

Jika penggantinya berasal dari kalangan yang terlalu dovish (cenderung menurunkan suku bunga terlalu cepat), pasar bisa menganggapnya sebagai sinyal bahwa The Fed akan bertindak tidak independen dan terlalu patuh terhadap tekanan politik. Ini bisa melemahkan kepercayaan investor jangka panjang terhadap sistem moneter AS.

Sebaliknya, jika pengganti Powell adalah sosok yang tegas dan tidak tunduk pada tekanan politik, kemungkinan besar pasar akan kembali stabil. Namun proses politik untuk mendapatkan pengganti seperti itu bisa memakan waktu dan memperburuk ketidakpastian dalam beberapa bulan ke depan.

Peluang dan Risiko bagi Trader Forex

Bagi trader forex, situasi seperti ini adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, volatilitas tinggi membuka peluang besar untuk meraih profit dari pergerakan harga yang tajam. Namun di sisi lain, risiko kerugian juga meningkat tajam jika tidak memiliki manajemen risiko yang baik.

Pasangan mata uang seperti USD/JPY, EUR/USD, dan XAU/USD bisa menjadi medan pertarungan utama karena sensitif terhadap kebijakan moneter AS dan sentimen pasar global. Trader harus lebih disiplin dalam menggunakan stop-loss, memantau berita terbaru, dan memahami arah fundamental jangka menengah.

Strategi trading harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti ketegangan geopolitik, inflasi global, dan arah kebijakan suku bunga. Analisa teknikal tetap penting, tetapi analisa fundamental tidak bisa diabaikan dalam kondisi penuh ketidakpastian seperti ini.

Kesimpulan

Desakan Trump agar Jerome Powell mundur dari jabatannya sebagai Ketua The Fed bukan hanya peristiwa politik biasa, tetapi ancaman langsung terhadap independensi moneter Amerika Serikat. Dampaknya sudah dirasakan di berbagai instrumen keuangan—dari dolar AS, obligasi, saham, hingga pasar mata uang global.

Dalam dunia trading, ketidakpastian adalah tantangan besar, tetapi juga peluang emas. Trader yang mampu membaca dinamika pasar dan mengelola risikonya dengan disiplin dapat memanfaatkan situasi ini untuk mencetak keuntungan signifikan. Namun dibutuhkan edukasi yang mendalam dan bimbingan yang tepat agar tidak menjadi korban dari pasar yang sedang bergejolak.

Untuk kamu yang ingin memahami lebih dalam cara membaca kondisi pasar saat volatilitas tinggi dan membuat strategi trading yang tepat, kini saatnya bergabung bersama Didimax. Di Didimax, kamu bisa mengikuti program edukasi trading forex yang dipandu oleh mentor berpengalaman, disertai materi yang mudah dipahami bahkan oleh pemula.

Jangan biarkan kebingungan menghadapi gejolak pasar menahan langkahmu untuk berkembang. Dapatkan akses edukasi, signal harian, dan bimbingan real-time hanya di www.didimax.co.id. Saat pasar tidak pasti, pastikan kamu belajar dari yang sudah pasti—Didimax