Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis USD, JPY, dan Emas dalam Sorotan saat Konflik Israel-Iran Memanas

USD, JPY, dan Emas dalam Sorotan saat Konflik Israel-Iran Memanas

by rizki

USD, JPY, dan Emas dalam Sorotan saat Konflik Israel-Iran Memanas

Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran kembali meningkat dan menyita perhatian dunia, khususnya pelaku pasar keuangan global. Konflik ini tidak hanya menjadi isu politik dan kemanusiaan, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap stabilitas ekonomi global. Ketika ketegangan militer dan diplomatik meningkat, para trader dan investor mulai mencari aset yang dianggap lebih aman. Dalam konteks ini, tiga instrumen utama menjadi sorotan utama: Dolar Amerika Serikat (USD), Yen Jepang (JPY), dan Emas (XAU). Ketiganya dikenal sebagai safe haven assets—aset yang cenderung menguat di tengah ketidakpastian global.

Mengapa Konflik Israel-Iran Mempengaruhi Pasar?

Konflik antara Israel dan Iran bukan hanya konflik regional biasa. Kedua negara memiliki pengaruh besar di Timur Tengah, wilayah yang kaya akan sumber daya minyak dan gas, yang membuatnya sangat strategis. Ketegangan di wilayah ini berpotensi mengganggu pasokan energi global, yang secara langsung berdampak pada harga komoditas, inflasi global, dan stabilitas mata uang.

Bagi trader forex dan komoditas, ini berarti potensi fluktuasi harga yang signifikan. Ketika konflik berskala besar terjadi atau dikhawatirkan akan meningkat, investor cenderung mengalihkan dana mereka dari aset berisiko seperti saham ke aset yang lebih aman. Hal ini menciptakan pergerakan besar dalam nilai tukar dan harga logam mulia.

USD: Raja Mata Uang Dunia

Dolar Amerika Serikat masih mempertahankan statusnya sebagai mata uang cadangan utama dunia. Di tengah konflik, USD sering menjadi tempat pelarian utama investor karena stabilitas ekonomi AS dan kekuatan infrastrukturnya. Ketika berita mengenai eskalasi ketegangan Israel-Iran mencuat, indeks dolar (DXY) biasanya menunjukkan penguatan, mencerminkan permintaan yang meningkat.

Namun, kekuatan USD tidak selalu linier. Ketika pasar mulai berspekulasi tentang kebijakan suku bunga Federal Reserve, pengaruh ini bisa mengimbangi dampak geopolitik. Misalnya, jika konflik menyebabkan harga minyak melonjak dan memicu inflasi, The Fed mungkin akan terdorong untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga. Ini tentu akan memperkuat USD lebih lanjut.

Tapi di sisi lain, jika krisis geopolitik menyebabkan ketakutan terhadap perlambatan ekonomi global, The Fed bisa saja bersikap lebih dovish, yang justru melemahkan USD. Oleh karena itu, trader harus memperhatikan dinamika antara faktor geopolitik dan kebijakan moneter saat menganalisis pergerakan USD.

JPY: Safe Haven Asia yang Konsisten

Yen Jepang telah lama menjadi pilihan utama investor sebagai safe haven di Asia. Hal ini bukan karena kekuatan fundamental ekonomi Jepang, melainkan karena kebiasaan investor global memanfaatkan JPY sebagai lindung nilai saat pasar bergejolak. Jepang memiliki surplus perdagangan besar dan kondisi politik yang stabil, sehingga yen sering dipandang sebagai mata uang yang aman.

Selama ketegangan Israel-Iran memanas, yen biasanya mengalami penguatan terhadap mata uang berisiko seperti AUD, NZD, dan bahkan EUR. Dalam beberapa skenario, yen bahkan bisa menguat terhadap USD jika konflik menyebabkan ketakutan ekstrem di pasar.

Namun demikian, Bank of Japan yang selama ini menjalankan kebijakan suku bunga ultra-rendah dapat menahan laju penguatan yen dalam jangka panjang. Intervensi verbal atau aktual dari otoritas Jepang juga menjadi risiko yang perlu diperhitungkan oleh para trader yang memegang posisi long terhadap JPY.

Emas: Aset Fisik yang Tak Tergantikan

Tidak ada simbol yang lebih klasik dari keamanan selain emas. Sejak ribuan tahun lalu, emas telah menjadi penyimpan nilai universal. Dalam kondisi geopolitik yang tidak menentu seperti konflik Israel-Iran, emas hampir selalu mengalami lonjakan permintaan.

Harga emas bergerak naik ketika investor khawatir terhadap ketidakpastian. Ketika rudal ditembakkan, diplomasi gagal, atau embargo diberlakukan, harga emas melonjak karena dianggap bebas dari risiko kredit dan tidak terikat dengan satu negara pun.

Pada periode ketegangan Israel-Iran sebelumnya, emas pernah naik drastis dalam waktu singkat. Ini menjadi bukti nyata bahwa pasar melihat emas sebagai pelindung nilai di saat krisis. Namun, emas juga bisa mengalami tekanan jangka pendek jika USD menguat secara signifikan, mengingat keduanya sering bergerak berlawanan arah.

Korelasi dan Strategi Trading

Menariknya, USD, JPY, dan Emas tidak selalu bergerak sejalan. Misalnya, dalam situasi tertentu, USD bisa menguat bersamaan dengan emas, sementara JPY justru stagnan atau melemah. Korelasi antara ketiganya bisa berubah tergantung pada sifat konflik, respons bank sentral, dan sentimen pasar global.

Trader profesional biasanya menggunakan pendekatan multi-aset untuk memanfaatkan ketiga instrumen ini. Misalnya:

  • Carry Trade Unwind: Saat konflik memuncak, trader bisa menjual pasangan mata uang berisiko seperti AUD/JPY atau NZD/JPY.

  • Gold Hedging: Membuka posisi long di emas sebagai lindung nilai dari risiko geopolitik.

  • USD Positioning: Mengamati indeks dolar untuk melihat apakah pasar sedang mencari perlindungan dalam bentuk likuiditas USD atau justru menghindarinya karena ketakutan makroekonomi AS.

Strategi ini memerlukan pemahaman yang kuat tentang analisis fundamental dan teknikal, serta pengelolaan risiko yang ketat. Karena fluktuasi harga bisa sangat tajam dalam waktu singkat saat konflik seperti ini berlangsung.

Pandangan Ke Depan

Selama konflik Israel-Iran masih menjadi sorotan dunia, volatilitas akan tetap tinggi. Ini berarti peluang trading juga tetap terbuka lebar, tetapi risikonya pun meningkat. Trader harus terus mengikuti perkembangan berita, memahami dampaknya terhadap fundamental pasar, dan menggunakan manajemen risiko secara disiplin.

Di tengah dunia yang semakin tidak pasti, safe haven seperti USD, JPY, dan emas akan terus menjadi instrumen utama dalam portofolio para investor global. Namun, yang membedakan trader sukses dari yang gagal adalah kemampuan membaca momentum dan meresponsnya secara strategis.


Jika Anda ingin memahami lebih dalam bagaimana cara membaca pergerakan pasar saat konflik global terjadi, serta memanfaatkan momen seperti ini untuk meraih peluang profit, bergabunglah dalam program edukasi trading dari Didimax. Anda akan mendapatkan pembelajaran gratis, bimbingan dari mentor profesional, serta analisis harian yang membantu Anda mengambil keputusan trading yang lebih bijak.

Didimax adalah tempat terbaik bagi Anda yang ingin belajar forex secara serius, tanpa harus takut tersesat dalam informasi yang salah. Kunjungi www.didimax.co.id dan mulai perjalanan trading Anda dengan pondasi yang kuat dan komunitas yang suportif!