Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Waktu dan Jam Sangat Mempengaruhi Trading Forex

Waktu dan Jam Sangat Mempengaruhi Trading Forex

by Didimax Team

GBP/USD kemarin sempat mengalami jatuh ke bawah menuju 1,28. Setelah negara Uni Eropa dan juga Inggris dilaporkan telah gagal untuk menutup kesenjaan. Hal ini sudah ada dalam pembicaraan tentang hubungannya setelah adanya Brexit maupun Brusel. 

Nantinya pihak dari AS akan melaksanakan tindakan hukum untuk Negara London. Namun, dari keduanya ingin membangkitkan kembali serta mengambil posisi di atas 1,29. Dengan harapan yang begitu besar agar tercapainya stimulus dari fiskal Amerika Serikat tersebut untuk membebani dolar daripada AS. 

Namun, sebenarnya posisi ini juga tidak akan berlangsung lama apalagi saat ini GBP/USD telah turun kembali ke 1.2875. Pasangan mata uang GBP/USD sempat merasakan adanya tekanan setelah terjadi debat pertama. Antara pasangan calon presiden Amerika Serikat hal ini malahan menyebabkan adanya kenaikan pada dolar AS. 

 

Spekulasi Pergerakan Harga Forex

Dan keberadaan beliau sudah di sampaikan hingga hari jumat minggu depan. Hal tersebutlah muncul spekulasi yang membuat pergerakan dari harga GBP/USD menjadi sangat terbatas dari biasanya. Apalagi jika tidak terjadi terobosan atau perubahan di dalamnya. 

Untuk pasar mata uang global sendiri sudah banyak yang bekerja sepanjang waktu dalam seminggu lima hari. Biasanya terdapat empat sesi utama untuk wilayah geografis yang berbeda. Di Eropa sendiri, pasar ritel tersebut buka setiap hari senin jam 5 pagi pada waktu setempat. 

Biasanya para pedagang sudah menggunakan aplikasi maupun platform untuk dapat membeli. Dan menjual pasangan dari saham, mata uang, derivatif, dan juga instrumen lainnya. Pasar ini sangat berkembang sekali pada masa saat ini. Karena para pedagang pialang luar negeri yang legal akan memiliki merek-merek besar. 

Dan sudah menawarkan berbagai macam layanan yang telah di sesuaikan untuk kebutuhan regionalnya. Jadi jam perdagangan ini sangat efisien untuk para pedagang yang mungkin ada kesibukan lain. Hanya dengan telepon seluler sudah bisa melakukan trading. Dan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih mudah dari biasanya.

Trader mata uang dapat memprediksi pergerakan  dalam nilai tukar uangnya. Setiap instrumen nantinya dapat meakili nilai satu mata uang dengan mata uang lainnya. Tujuan dari seorang trader untuk dapat menganalisis pasar dan bisa membuat perkiraan yang jauh lebih akurat. 

Tekanan Pada Poundsterling

Tekanan turun yang terjadi terhadap poundsterling Inggris di tambah lagi dengan komentar pada Gubernur BoE Andrew Bailey. Beliau menjelaskan pada hari selasa kemari bahwa untuk para pembuat dari kebijakan tidak akan mungkin menghilangkan penggunaan dari tingkat bunga negatif. 

Namun, optimis akan tetap muncul demi mencapai kesepakatan dari Brexit agar dapat mendukung naiknya poundsterling. Dan hal ini juga dapat membantu untuk membatasi kerugian dari GBP/USD lebih dalam lagi.  Dan pasangan mata uang tersebut nantinya bisa mendapatkan support yang jauh lebih kuat di dekat 1.2800. 

Selanjutnya terdapat pernyataan dari kepala ekonom BoE  yang menyatakan bahwa penggunaan dari tingkat bunga yang negatif sangat memakan waktu berbulan-bulan. Hal tersebut sebenarnya juga tergantung  dari analisa cost-benefitnya. Di tambah lagi dengan adanya berbalik naik pada pasar saham. 

Ini juga sangat mendorong pasangan dari mata uang untuk kembali naik ke atas 1.20900. Namun, malahan terjadi kegagalan dalam perundingan Uni Eropa dengan Inggris. Hal ini di peruntukan untuk menutup segala kesenjangan pada Bresit yang telah membuat pasangan mata uang. 

Dengan kembali jatuh mendekati 1.28, sebelum akhirnya bisa naik kembali menuju 1.29. Karena harapan tersebut telah di capai maka terjadi kesepakatan pula pada stimulus fiskal dari AS.Di tambah lagi dengan meningkatnya sentimen terhadap risiko dan mengakibatkan data makro perekonomian AS semakin terlihat bagus. 

Kenaikan Trading Forex Berpengaruh Pada Sektor

Adanya laporan pekerjaan sektor swasta  dari ADP juga menunjukkan kenaikan pada pekerjaan sebanyak 749.000 di atas dari yang sudah di perkirakan 650.000. Sementara, untuk laporan GDP AS final dapat menunjukkan terjadinya penurunan pada kontraksi selama kuartal kedua dari sebelumnya. 

Dan juga nantinya akan di perkirakan sekitar -31.7% menjadi 31.4%. Di tambah lagi dengan adanya PMI Chicago yang telah lompat menuju level tertingginya. Sejak akhir tahun pada tahun 2018 dan kembali muncul pada bulan September di 62,4.