Selain tidak menentunya kondisi pasar, bias perilaku trader forex juga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan dari seorang trader. Artinya, mereka tidak hanya melawan orang lain dalam mengambil keputusan, tetapi juga dirinya sendiri.
Perlu kita tahu bahwa keputusan seorang trader dalam perdagangan forex tidak selalu didasari oleh pikiran-pikiran rasional. Terkadang, ada kalanya keputusan tersebut terjadi akibat pengaruh emosi dalam dirinya.
Alhasil, keputusan tersebut justru kerap merugikan diri mereka sendiri sehingga membuatnya enggan untuk bertransaksi lagi. Lalu, apa itu bias perilaku trader? Untuk lebih mengenalnya, mari kita simak bersama pembahasannya di bawah ini!
Mengenal Bias Perilaku Trader Forex
Bias perilaku trader adalah kecenderungan atau pola pikir menyimpang dari seorang trader, terutama saat beraktivitas di pasar finansial seperti pasar forex. Akibatnya, keputusan tersebut kerap tidak rasional dan bisa menyebabkan kerugian.
Penting untuk mengidentifikasi dan menghindari bias perilaku trader forex ini agar seorang trader bisa lebih disiplin dan objektif dalam mengambil keputusan. Dengan begitu, mereka bisa meningkatkan peluang kesuksesan dalam pasar finansial.
Kita juga harus mengenali karakter emosi kita pribadi saat melakukan transaksi perdagangan forex sehingga bisa memilih metode yang cocok untuk kita gunakan. Hal ini juga erat kaitannya dengan aspek psikologis seseorang.
Adanya aspek psikologis seperti ini membuat peran penasehat keuangan sangat dibutuhkan untuk memberikan padangan kepada tarder. Apalagi jika trader tersebut memiliki kecenderungan emosi tinggi dalam pengambilan keputusannya.
Macam-Macam Bias Perilaku Trader Forex
Setelah mengetahui apa itu bias perilaku pada seorang trader, kini Anda juga perlu mengetahui apa saja bias-bias perilaku tersebut. Untuk lebih memahaminya, berikut adalah beberapa bias perilaku atau bias psikologis pada diri seorang trader:
1. Overconvidence
Bias perilaku trader forex yang pertama adalah perilaku overconvidence, yaitu menganggap keputusan atau prediksinya lebih baik daripada trader-trader lainnya. Alhasil, mereka cenderung mengabaikan risiko yang mungkin ada.
Perasaan terlalu percaya diri ini sering kali menjadi bumerang sehingga hasilnya jadi tidak maksimal atau bahkan merugikan. Bahkan, para trader tersebut bisa tanpa ragu melakukan transaksi dalam jumlah besar.
Untuk menghindari bias perilaku trader forex ini, cobalah untuk lebih objektif dalam melakukan pengambilan keputusan. Dasarkan keyakinan Anda pada penilaian-penilaian terukur sehingga pengambilan keputusannya tidak emosional.
Selain itu, terapkan manajemen risiko agar Anda memiliki batasan jelas dalam proses pengambilan keputusan. Jangan mengambil risiko melebihi batas yang sudah Anda tentukan sebelumnya, terutama pada tahap perencanaan.
2. Overreaction
Bias perilaku trader forex ini merujuk pada perilaku trader yang merespon secara berlebihan atau emosional setiap terjadi perubahan harga pasar. Overreaction sering kali membuat trader panik saat harga turun atau terlalu bersemangat saat harga naik.
Mereka mungkin membuat keputusan tersebut secara impulsif tanpa analisis yang cermat. Bias ini kerap menghasilkan keputusan tidak rasional seperti menjual aset secara prematur saat harga turun tajam atau membelinya saat harga meningkat signifikan.
Hal ini juga dapat menyebabkan kerugian finansial yang sebetulnya tidak perlu dalam trading. Untuk mengatasinya, mereka perlu lebih disiplin lagi dalam mengikuti rencana trading yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu, mereka juga perlu melakukan analisis objektif, serta menjauhkan diri dari reaksi emosi berlebih terhadap pergerakan harga pasar. Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan peluang kesuksesan dalam trading forex secara bijak dan rasional.
3. Loss Aversion
Bias perilaku trader forex selanjutnya yang perlu Anda hindari adalah loss aversion. Bias ini mengacu pada kecenderungan alami manusia yang lebih khawatir dengan kerugian daripada keuntungan, padahal nilainya sama besarnya.
Dalam konteks trading, hal ini berarti bahwa seorang trader cenderung lebih takut kehilangan uang daripada rasa semangat dalam meraih profit. Akibatnya, mereka mungkin menjadi terlalu defensif dalam mengelola perdagangannya.
Alhasil, mereka enggan menutup posisi merugi dengan harapan pasar akan terjadi pembalikan, bahkan jika itu adalah keputusan terbaik secara logis. Kebiasaan ini dapat mengakibatkan kerugian dengan jumlah lebih besar dalam jangka panjang.
Sebab, trader enggan untuk menerima kerugian dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menguranginya. Agar bias perilaku trader forex semacam ini bisa teratasi, seorang trader perlu memiliki strategi manajemen risiko.
Selain itu, mereka juga harus memahami bahwa kerugian adalah bagian dari trading yang harus diterima. Dengan cara ini, mereka dapat mengambil keputusan secara lebih objektif dan menghindari risiko tidak perlu.
4. Bias Konfirmasi
Bias konfirmasi adalah kecenderungan untuk mencari informasi yang hanya mendukung pandangan mereka dan mengabaikan data atau informasi baru yang berseberangan. Dalam trading forex, bias ini dapat berdampak negatif.
Pasalnya, kita mungkin akan melewatkan sinyal atau tanda-tanda perubahan tren tertentu atau pergerakan pasar. Untuk menghindari bias perilaku trader forex ini, penting untuk menjadi objektif dalam menilai informasi pasar.
Jangan hanya mencari informasi yang sejalan dengan ekspektasi kita. Selalu pertimbangkan berbagai sumber informasi dan analisis berbeda sebelum membuat keputusan trading. Pada akhirnya, hal itu juga akan memperkaya pertimbangan kita.
Jika ada banyak informasi bisa kita dapatkan, tentu saja hal tersebut juga bisa memberikan banyak sudut pandang bagi kita dalam mengambil sebuah keputusan. Selain bisa lebih objektif, keputusan akan jadi lebih akurat.
5. Anchoring
Bias perilaku lain yang harus kita hindari berikutnya adalah anchoring, yaitu menggantungkan diri pada harga tertentu atau titik masuk yang sudah kita tetapkan sebelumnya tanpa mempertimbangkan perubahan kondisi pasar.
Hal ini sudah jelas akan menghambat fleksibilitas kita dalam mengambil keputusan trading secara tepat. Pasalnya, bas tersebut membuat kita tidak mengambil tindakan apa pun jika kondisi pasar tidak seperti rencana awal kita.
Kita cenderung pasif dan hanya menunggu sembari berharap kondisi pasar akan berubah sesuai harapan kita. Hal ini sangat sering dilakukan oleh para trader pemula, terutama pada transaksi-transaksi awal mereka karena belum begitu mengenal pasar.
Untuk menghindari bias perilaku trader forex ini, cobalah untuk selalu mempertimbangkan kondisi pasar saat ini dan segala perubahan yang terjadi. Jangan terlalu kaku dalam memegang pada harga tertentu jika kondisi pasar telah berubah.
6. Herding
Terakhir, bias perilaku trader forex yang juga sangat penting untuk kita hindari adalah perilaku herding, yaitu terlalu mengikuti tren atau arus mayoritas. Hal ini membuat kita hanya ikut-ikutan saja tanpa melakukan analisis sendiri.
Akibatnya, kita jadi lebih mudah untuk disetir dan hanya dimanfaatkan oleh sebagian orang saja untuk mendapatkan keuntungan. Alhasil, perdagangan kita sulit berkembang atau bahkan hanya stack di posisi tertentu.
Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi matang dalam menjalankan perdagangan mata uang atau forex. Pastikan keputusan Anda adalah keputusan terbaik untuk kondisi pasar saat itu sehingga keputusannya jadi lebih objektif tanpa harus ikut-ikutan.
Dalam menjalankan perdagangan forex, kita sebaiknya menguasai berbagai strategi agar tidak mudah terbawa suasana dan juga emosi sesaat. Pasalnya, emosi dalam diri akan membuat keputusan kita jadi tidak rasional lagi.
Seperti sudah kita jelaskan di atas, keputusan yang tidak rasional hanya akan membawa kita pada jurang kerugian dalam jumlah besar. Agar strategi perdagangan forex sukses dan terhindar dari kerugian Anda bisa menggunakan broker tepercaya seperti didimax. Pastikan Anda menghindari bias perilaku trader forex yang sudah kita sebutkan di atas.