Cara Menggunakan Pending Order Buy Limit dan Sell Limit untuk Entry Trading Forex
Dalam dunia trading forex, salah satu keputusan terpenting yang harus dikuasai setiap trader adalah menentukan kapan dan di mana posisi entry dilakukan. Banyak trader pemula terlalu fokus pada market order—langsung masuk saat harga sedang berjalan—padahal ada jenis order yang jauh lebih strategis dan dapat membantu mendapatkan harga terbaik sesuai rencana, yaitu pending order.
Dari berbagai jenis pending order, dua yang paling sering digunakan oleh trader berpengalaman untuk mendapatkan entry optimal adalah Buy Limit dan Sell Limit. Kedua order ini memungkinkan trader menunggu harga mendekati area yang diprediksi akan menjadi titik pembalikan (reversal) atau rejection, sehingga entry menjadi jauh lebih akurat dan terukur.
Artikel ini akan membahas secara lengkap dan mendalam tentang apa itu buy limit dan sell limit, kapan sebaiknya digunakan, strategi yang tepat, serta contoh real-nya agar lebih mudah dipahami oleh trader pemula hingga menengah.
Apa Itu Buy Limit dan Sell Limit?
Sebelum belajar cara penggunaannya, penting untuk memahami definisi dasar dari kedua jenis pending order ini.
1. Buy Limit
Buy limit adalah pending order untuk membeli pada harga yang lebih rendah dari harga berjalan saat ini.
Artinya, Anda memperkirakan harga akan turun dulu ke area tertentu, memantul (reversal), lalu naik kembali.
Contoh:
Logikanya: Anda ingin membeli di harga yang lebih murah, bukan harga sekarang.
2. Sell Limit
Sell limit adalah pending order untuk menjual pada harga yang lebih tinggi dari harga berjalan saat ini.
Order ini cocok ketika Anda memperkirakan harga akan naik dulu ke area tertentu, kena resistance, lalu turun kembali.
Contoh:
Logikanya: Anda ingin menjual di harga yang lebih mahal, bukan harga sekarang.
Mengapa Menggunakan Pending Order Limit Lebih Menguntungkan?
Banyak trader pemula melakukan kesalahan dengan selalu entry market order tanpa mempertimbangkan posisi terbaik. Padahal, dengan pending order Buy Limit dan Sell Limit, Anda bisa:
✔ Mendapatkan harga entry terbaik
Masuk di level terendah saat buy atau level tertinggi saat sell.
✔ Trading lebih disiplin
Tidak mudah tergoda FOMO saat harga bergerak cepat.
✔ Mengikuti rencana trading tanpa harus memantau chart 24 jam
Order akan aktif otomatis saat harga menyentuh area yang Anda tentukan.
✔ Memanfaatkan area support & resistance dengan akurasi lebih tinggi
Pending order sering dipasang di area yang dianggap sebagai titik reversal kuat.
✔ Menghindari entry terburu-buru (over-entry)
Entry Anda lebih matang dan berdasarkan analisis.
Karena itulah trader profesional lebih suka menggunakan pending order untuk manajemen risiko dan entry yang terkontrol.
Kapan Harus Menggunakan Buy Limit dan Sell Limit?
Agar tidak salah penempatan, trader perlu tahu kapan waktu yang tepat memakai kedua jenis order ini.
⭐ Gunakan Buy Limit ketika:
-
Harga sedang dalam tren naik, namun mengalami retracement.
-
Harga mendekati area support kuat.
-
Anda ingin masuk pada harga diskon dalam tren bullish.
-
Candlestick menunjukkan tanda-tanda rejection di area bawah.
⭐ Gunakan Sell Limit ketika:
-
Harga sedang berada dalam tren turun, namun mengalami retracement naik.
-
Harga mendekati area resistance kuat.
-
Anda ingin entry di harga premium dalam tren bearish.
-
Ada signal bearish reversal di area atas.
Prinsip dasarnya:
➡ Buy Limit di support
➡ Sell Limit di resistance
Strategi Menggunakan Buy Limit dan Sell Limit Untuk Entry yang Akurat
Berikut adalah strategi praktis yang dapat Mas Rizka gunakan untuk memaksimalkan akurasi entry menggunakan pending order limit.
### 1. Tentukan Area Support dan Resistance Valid
Tidak semua level pantas digunakan. Gunakan area yang memiliki ciri-ciri:
-
Pernah menjadi titik reversal kuat sebelumnya
-
Volume besar saat terjadi rejection
-
Muncul pola candlestick kuat (pin bar, engulfing, hammer, shooting star)
-
Level psikologis (misal: 1.2000, 150.00, 0.7000)
Support kuat → pasang Buy Limit
Resistance kuat → pasang Sell Limit
2. Pastikan Tren Besar Mendukung
Trader sukses tidak melawan tren. Pending order limit paling akurat ketika digunakan untuk entry retracement dalam tren utama.
Contoh:
Tools untuk memastikan tren:
3. Gunakan Konfirmasi Candlestick Sebagai Validasi
Sebelum memasang buy limit atau sell limit, perhatikan:
-
Apakah ada pin bar yang menyentuh support/resistance?
-
Ada rejection dengan sumbu panjang?
-
Terjadi pola engulfing di area tersebut?
-
Ada indikasi buyer/seller kuat menahan harga?
Konfirmasi ini membuat entry jauh lebih aman.
4. Beri Jarak Aman (Buffer Zone)
Harga sering menembus sedikit sebelum berbalik arah.
Gunakan buffer 5–20 pips tergantung pair.
Contoh:
Buffer membuat order lebih optimal dan terhindar dari SL sebelum reversal.
5. Selalu Pasang Stop Loss dan Take Profit
Jangan biarkan pending order tanpa SL—risikonya sangat besar.
Gunakan aturan:
Take profit bisa menggunakan:
6. Gunakan Timeframe Besar Untuk Level, Timeframe Kecil Untuk Entry
Gunakan kombinasi:
Ini meningkatkan akurasi dan meminimalkan kesalahan level.
Contoh Penggunaan Buy Limit dan Sell Limit (Studi Kasus Sederhana)
Contoh 1: Buy Limit
Strategi:
-
Pasang Buy Limit di 1.2000
-
Stop Loss di 1.1970
-
Take Profit di resistance 1.2100
Logika: menunggu retracement ke support sebelum melanjutkan trend naik.
Hasilnya, entry akan terbuka saat harga menyentuh 1.2000 lalu memantul ke atas.
Contoh 2: Sell Limit
-
Pair: GBP/JPY
-
Tren utama: turun
-
Harga sekarang: 150.80
-
Resistance kuat: 151.50
Strategi:
-
Pasang Sell Limit di 151.50
-
Stop Loss di 151.90
-
Take Profit di support 150.00
Logika: harga naik dulu untuk retest resistance, lalu turun mengikuti tren.
Inilah cara ideal menggunakan sell limit pada fase retracement bearish.
Kesalahan Umum Trader Dalam Menggunakan Buy Limit & Sell Limit
Agar tidak mengulangi kesalahan yang sering dilakukan trader pemula, perhatikan beberapa hal berikut:
❌ Pasang limit order tanpa analisis support/resistance
Tidak semua level pantas dipasang order.
❌ Melawan tren utama
Pending order ideal untuk entry mengikuti tren, bukan melawan.
❌ Tidak memasang stop loss
Ini sangat berbahaya.
❌ Entry terlalu dekat dengan harga berjalan
Pending order harus memberikan harga terbaik, bukan sekadar menunggu harga “sedikit koreksi”.
❌ Posisi lot terlalu besar
Pending order bukan cara untuk “pasrah” tanpa perhitungan. Money management tetap nomor satu.
Kesimpulan: Buy Limit dan Sell Limit Adalah Senjata Entry yang Powerful
Jika digunakan dengan benar, pending order Buy Limit dan Sell Limit dapat membantu trader mendapatkan entry terbaik, lebih terukur, dan lebih disiplin. Dengan memanfaatkan area support & resistance, mengikuti tren, menggunakan konfirmasi candlestick, serta manajemen risiko yang baik, strategi ini bisa meningkatkan peluang profit secara signifikan.
Trading bukan tentang siapa yang paling cepat masuk pasar, tapi siapa yang paling tepat menentukan entry. Pending order limit membantu trader berpikir lebih strategis dan tidak terjebak emosi.
Ketika Mas Rizka ingin mengembangkan skill trading secara lebih terarah, pendalaman materi seperti ini sangat penting untuk diterapkan dengan benar melalui bimbingan mentor profesional. Jika Anda ingin belajar trading forex dari dasar sampai mahir dengan cara yang simple, terstruktur, dan dipandu langsung oleh analis berpengalaman, Anda bisa mengikuti program edukasi trading Didimax. Materinya lengkap, cocok untuk pemula maupun yang sudah trading namun sering loss.
Didimax menyediakan edukasi trading gratis seumur hidup, termasuk bimbingan harian, sinyal trading, webinar, dan komunitas premium untuk membantu Anda berkembang lebih cepat. Kunjungi www.didimax.co.id dan bergabunglah dengan ribuan trader lainnya yang sudah merasakan manfaatnya. Semakin cepat Anda belajar, semakin cepat pula Anda bisa menjadi trader yang konsisten dan profit.