Bagi Anda para trader yang suka scalping di
market forex, tentu wajib memahami cara setting Stochastic Oscillator. Ini merupakan salah satu hal yang wajib dipahami untuk memudahkan Anda memperoleh sinyal trading akurat saat scalping.
Scalping memang jadi salah satu metode trading yang banyak digemari oleh trader. Pasalnya, metode perdagangan ini hanya membutuhkan jangka waktu pendek sebelum kemudian merealisasikan keuntungannya.
Biasanya, scalper hanya membutuhkan waktu beberapa menit atau jam untuk membuka dan menutup posisinya. Dalam scalping ini, banyak strategi yang bisa dipakai salah satunya adalah menggunakan indikator Stochastic Oscillator.
Kali ini kami akan membagikan trik bagaimana cara mengatur indikator tersebut untuk scalping. Jadi, simak pembahasan berikut untuk lebih memahami cara setting Stochastic Oscillator yang tepat sebagai indikator scalping.
Berkenalan dengan Stochastic Oscillator Berikut
Sebelum membahas cara setting Stochastic Oscillator, ada baiknya Anda belajar dulu seputar indikatornya. Khususnya bagi Anda para trader baru yang masih awam dan ingin mencoba scalping menggunakan indikator ini.
Stochastic merupakan salah satu indikator trading forex yang paling popular saat ini. Mulai dikembangkan oleh George Lane pada tahun 1950 silam, ini merupakan indikator untuk menilai momentum dan kekuatan sebuah tren di market.
Tools ini akan memprediksi harga dalam periode waktu tertentu dengan harga penutupan selama periode. Prinsip dasarnya sederhana, ketika tren naik maka harga menutup di dekat level tertinggi sebelumnya, sedangkan tren turun menutup di dekat level terendahnya.
Indikator ini sangat sensitive terhadap pergerakan harga di market sehingga lebih sering berayun naik-turun dibanding tools lain. Maka dari itu, Anda perlu mengetahui cara setting Stochastic Oscillator sebelum menggunakannya.
Menggunakan tools ini, Anda akan mendapatkan sinyal kapan waktu terbaik untuk buy atau sell. Guna memperoleh sinyal perdagangan tersebut, trader bisa melakukannya dengan melihat beberapa hal melalui indikator tersebut.
Jadi Anda bisa melihat level overbought dan oversold, titik perpotongan garis atau crossover serta terjadinya divergensi. Ketiganya bisa memberikan acuan kepada trader untuk mengambil keputusan dalam trading.
1. Overbought dan Oversold
Overbought atau jenuh beli dan Oversold atau jenuh jual merupakan sinyal yang bisa dijadikan acuan untuk buy/sell. Overbought adalah kondisi ketika Stochastic berada di atas nilai 80, sedangkan Oversold berada di bawah nilai 20.
2. Crossover
Crossover ini sama halnya seperti pada Moving Average atau indikator teknikal lain. Anda bisa melihat perpotongan garis %K dan %D untuk menentukan apakah harus melakukan buy atau sell di market forex.
Jika %K memotong %D dari bawah ke atas maka dapat diartikan sebagai sinyal buy. Sedangkan ketika %K memotong %D dari atas ke bawah maka dapat diartikan sebagai sinyal sell.
3. Divergensi
Divergensi adalah melihat perbedaan antara grafik indikator dan pergerakan harga. Misal harga naik momentum indikator turun maka sell, sedangkan harga turun momentum naik maka buy.
Cara Setting Stochastic Oscillator untuk Scalping Forex
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Stochastic Oscillator menawarkan banyak kegunaan kepada trader. Selain itu, tools teknikal ini terkenal sensitive terhadap pergerakan harga sehingga sangat cocok digunakan untuk scalping.
Namun sebelum Anda menggunakannya untuk perdagangan jangka pendek atau scalping, wajib pahami dulu bagaimana pengaturannya. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan akurasi terbaik saat menggunakannya di pasar forex.
Jadi, pada indikator ini Anda bisa mengatur beberapa parameter yang akan digunakan. Misalnya saja %K yang mewakili tingkat perubahan harga saat ini sedangkan %D adalah nilai rata-rata dari %K.
Sebenarnya ada tiga komponen atau parameter yang akan digunakan pada pembahasan cara setting Stochastic Oscillator ini. Komponen tersebut antara lain adalah %K, %D dan juga smooth.
Pada pengaturan indikator ini, ada dua settingan dasar yang umum digunakan oleh para trader. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga perlu disesuaikan dengan kebutuhan trader.
1. Slow Stochastic
Slow Stochastic adalah pengaturan yang akan memberikan persilangan garis lebih sedikit atau kurang sensitive. Pengaturannya adalah periode %K adalah 14, kemudian %D adalah 3 dan smooth adalah 3.
2. Fast Stochastic
Berbeda dengan Slow Stochastic, Fast Stochastic akan lebih sensitive sehingga lebih banyak crossover. Pengaturannya adalah garis %K diisi dengan 5, garis %D diisi dengan 3 dan smooth 3.
Cara setting Stochastic Oscillator Fast akan lebih menguntungkan untuk perdagangan jangka pendek karena lebih sensitive. Sedangkan kekurangannya adalah tingkat akurasi yang kurang baik jika dibandingkan dengan pengaturan versi Slow.
Sebaliknya, pengaturan versi Slow menawarkan akurasi yang lebih baik. Namun memiliki kekurangan juga yakni memberikan sinyal lebih lambat sehingga dirasa kurang cocok jika dipakai pada perdagangan jangka pendek.
Strategi Scalping Forex Menggunakan Stochastic
Setelah belajar cara setting Stochastic Oscillator, sekarang Anda bisa belajar strategi penggunaannya. Umumnya, indikator ini berfungsi sebagai trigger atau sinyal entry untuk masuk ke pasar.
Biasanya, para trader akan membutuhkan beberapa tools lain sebagai alat bantu atau pendukung. Misalnya saja tools untuk mengetahui struktur market apakah sedang sideways atau mengalami tren tertentu (bullish/bearish).
Dalam kebutuhannya untuk mengetahui struktur market sedang sideways atau trending, ada dua tools yang bisa diandalkan. Anda bisa mengandalkan tools teknikal lain seperti Moving Average dan MACD.
Kemudian cara setting Stochastic Oscillator bisa dikombinasikan juga dengan RSI atau Bollinger Bands untuk mengetahui level-level penting. Level-level penting ini misalnya saja area support dan resistance ataupun area supply dan demand.
Jadi, ketika market sedang trending maka Anda bisa menggunakan Stochastic sesuai arah trendnya. Akan tetapi ketika sideways maka Anda bisa memanfaatkannya untuk entry dua arah pada level penting yang sudah ditetapkan.
Cara setting Stochastic Oscillator yang bisa Anda gunakan saat scalping pada strategi ini sebaiknya adalah versi Fast. Karena dalam hal ini Anda akan membutuhkan kecepatan eksekusi ketika semua tools lain sudah mengkonfirmasi.
Beberapa Kesalahan Scalping Menggunakan Stochastic
Stochastic memang jadi salah satu opsi popular bagi scalper untuk dijadikan sebagai alat bantu. Namun, terkadang masih banyak ditemukan scalper yang melakukan kesalahan-kesalahan saat menggunakan indikator ini.
Pertama, scalper hanya mengandalkan satu indikator saja sebagai acuan saat melakukan scalping forex. Hal ini tentu bukanlah rekomendasi bagi para scalper karena tidak bisa memberikan hasil akurat.
Ada baiknya Anda mengkombinasikan penggunaan indikator ini dengan tools lain. Misalnya Anda bisa menggunakan strategi seperti penjelasan sebelumnya yakni melalui kombinasi Stochastic, MACD dan RSI.
Namun meski kombinasi atau menggabungkan beberapa indikator itu bagus tapi pastikan tidak terlalu banyak. Karena ketika terlalu banyak, justru akan menghasilkan false signal yang merugikan Anda.
Kedua, tidak menerapkan manajemen risiko dengan baik sesuai trading plan yang dibuat. Padahal, manajemen risiko merupakan kunci sukses saat trading baik itu intraday, day trading atau bahkan scalping.
Jika ingin belajar lebih banyak seputar trading forex, jelajahi Pusat Edukasi Gratis dari DIDIMAX. Anda bisa belajar banyak hal seperti cara setting Stochastic Oscillator dan berbagai strategi forex lainnya.