Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Ciri-Ciri Akun Trading yang Akan Terkena Margin Call

Ciri-Ciri Akun Trading yang Akan Terkena Margin Call

by Rizka

Ciri-Ciri Akun Trading yang Akan Terkena Margin Call

Dalam dunia trading forex, margin call adalah momok yang sangat ditakuti para trader, khususnya pemula. Margin call adalah peringatan dari broker bahwa ekuitas akun trading Anda tidak cukup untuk menahan posisi terbuka karena kerugian yang terus bertambah. Jika tidak segera ditindaklanjuti, margin call bisa berujung pada likuidasi otomatis (stop out), di mana broker akan menutup posisi trading Anda demi mencegah kerugian yang lebih besar. Meskipun margin call bisa terjadi pada siapa saja, akun-akun tertentu memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalaminya. Artikel ini akan mengulas secara mendalam ciri-ciri akun trading yang rawan terkena margin call agar Anda bisa lebih waspada dan menghindari risiko fatal ini.


1. Modal Terlalu Kecil

Ciri pertama dan paling umum dari akun yang rawan terkena margin call adalah modal awal yang terlalu kecil. Banyak trader pemula yang memulai trading dengan dana minim, misalnya $10 atau $50, dan berharap bisa menggandakan modal dalam waktu singkat. Padahal, modal kecil sangat rentan terhadap fluktuasi pasar. Ketika harga bergerak berlawanan dengan posisi yang dibuka, bahkan sedikit saja, kerugian langsung memakan ekuitas. Dengan modal yang sangat terbatas, margin level akan cepat turun dan bisa memicu margin call meskipun hanya terjadi pergerakan harga yang relatif kecil.


2. Overleverage atau Leverage Terlalu Tinggi

Leverage adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, leverage memungkinkan trader untuk membuka posisi lebih besar dari modal yang dimiliki. Namun, di sisi lain, leverage juga memperbesar potensi kerugian. Akun dengan leverage tinggi seperti 1:1000 atau bahkan lebih bisa membuka posisi sangat besar dengan margin kecil. Ketika pasar bergerak berlawanan, kerugian juga meningkat secara eksponensial, membuat margin level jatuh dengan cepat. Akun yang terlalu mengandalkan leverage tanpa manajemen risiko yang ketat hampir pasti akan menghadapi margin call cepat atau lambat.


3. Tidak Menggunakan Stop Loss

Ciri berikutnya adalah tidak adanya penggunaan stop loss pada posisi trading. Banyak trader pemula berpikir bahwa pasar akan "berbalik arah" dan memilih menahan posisi tanpa batas waktu. Sayangnya, pasar forex sangat volatil dan tidak bisa diprediksi sepenuhnya. Tanpa stop loss, kerugian bisa terus membesar hingga menyedot seluruh ekuitas. Dalam kondisi seperti ini, broker akan mengeluarkan margin call sebagai langkah perlindungan sebelum modal habis. Mengabaikan stop loss sama saja seperti mengemudi tanpa rem — cepat atau lambat akan terjadi kecelakaan.


4. Membuka Banyak Posisi Sekaligus

Akun yang terlalu agresif dengan membuka banyak posisi dalam waktu bersamaan sangat rentan terhadap margin call. Setiap posisi membutuhkan margin tertentu. Ketika banyak posisi terbuka, akumulasi margin yang dibutuhkan meningkat drastis. Jika pasar bergerak tidak sesuai harapan, floating loss dari semua posisi bisa dengan cepat menekan margin level. Trader yang tidak memperhitungkan total eksposur pasar dari seluruh posisi akan kewalahan jika salah satu pair mengalami pergerakan besar.


5. Mengabaikan Manajemen Risiko

Ciri khas akun yang akan terkena margin call adalah nihilnya penerapan manajemen risiko. Tidak ada perhitungan risk/reward ratio, tidak ada aturan batas kerugian harian, tidak ada alokasi modal yang proporsional. Semua dilakukan berdasarkan insting atau “feeling”. Trading seperti ini sama saja dengan berjudi. Tanpa perhitungan yang jelas, akun akan sangat rentan terhadap kerugian besar yang tak terkendali, dan akhirnya terjerat margin call.


6. Floating Loss yang Terus Membesar

Floating loss atau kerugian mengambang yang terus meningkat adalah indikator serius bahwa margin call sudah di depan mata. Akun-akun seperti ini biasanya dibiarkan begitu saja oleh trader dengan harapan pasar akan berbalik. Namun, dalam banyak kasus, harga terus melawan posisi yang dibuka. Semakin besar floating loss, semakin kecil ekuitas tersisa, dan margin level terus menurun. Begitu mencapai batas margin call, broker akan memberikan peringatan. Jika tak ada penambahan dana atau penutupan posisi, maka stop out akan dilakukan secara otomatis.


7. Mengandalkan Emosi dalam Trading

Trading yang emosional — seperti marah karena rugi, serakah saat untung, atau takut ketinggalan tren — menjadi ciri akun yang sangat tidak sehat. Trader seperti ini sering mengambil keputusan tergesa-gesa, masuk pasar tanpa analisis, dan melakukan revenge trading. Kondisi ini membuat akun menjadi tidak stabil dan sulit dikendalikan. Akibatnya, keputusan yang buruk bertumpuk hingga margin level habis dan margin call tak bisa dihindari.


8. Tidak Paham Perhitungan Margin dan Margin Level

Akun yang dikelola oleh trader yang tidak memahami cara kerja margin, free margin, dan margin level ibarat kapal tanpa kompas. Banyak trader hanya fokus pada profit tanpa menyadari bahwa setiap posisi membutuhkan margin tertentu. Mereka tidak memonitor margin level (yang biasanya ditampilkan dalam persentase oleh platform trading), sehingga ketika angka tersebut turun di bawah batas tertentu, margin call akan otomatis terjadi. Ketidaktahuan ini sangat berbahaya dan menjadi penyebab utama margin call di kalangan pemula.


9. Tidak Mengikuti Perkembangan Berita Ekonomi

Trader yang mengabaikan kalender ekonomi dan tidak mempersiapkan diri menjelang rilis data penting seperti NFP, CPI, atau FOMC sangat berisiko. Berita ekonomi dapat menyebabkan lonjakan volatilitas yang ekstrem, bahkan dalam hitungan detik. Jika posisi terbuka tidak dilindungi atau diantisipasi dengan baik, lonjakan tersebut bisa langsung menenggelamkan akun dalam kerugian besar dan mengarah pada margin call. Oleh karena itu, akun yang tidak memperhatikan aspek fundamental pasar sangat rentan.


10. Sering Melakukan Trading Saat Pasar Tidak Jelas (Choppy Market)

Trading saat pasar bergerak sideways atau tidak memiliki arah jelas (choppy) sering kali menyebabkan floating loss yang panjang dan membingungkan. Trader yang tetap memaksakan posisi dalam kondisi ini biasanya hanya mengandalkan spekulasi. Akun yang terus dibebani dengan floating loss tanpa kepastian arah pasar lama-kelamaan akan habis margin-nya. Inilah salah satu ciri akun yang berada di ambang margin call akibat terlalu memaksakan diri masuk pasar di waktu yang salah.


Menghindari margin call bukan hal yang mustahil, asalkan trader paham bagaimana sistem margin bekerja dan menerapkan manajemen risiko secara disiplin. Ciri-ciri akun yang sudah dijabarkan di atas bisa menjadi sinyal peringatan untuk segera memperbaiki cara trading sebelum terlambat. Ingat, lebih baik belajar dari kesalahan orang lain daripada harus merasakan pahitnya margin call secara langsung.

Jika Anda merasa pernah mengalami beberapa ciri di atas atau ingin memastikan akun trading Anda tetap aman dan sehat, sekarang adalah waktu yang tepat untuk belajar lebih dalam tentang manajemen risiko dan strategi trading yang benar. Di www.didimax.co.id, Anda bisa mengikuti program edukasi trading yang disediakan secara gratis, khusus untuk para trader Indonesia dari berbagai level. Materi disusun oleh para praktisi berpengalaman yang siap membimbing Anda memahami seluk-beluk dunia forex dari nol hingga mahir.

Dengan mengikuti program edukasi dari Didimax, Anda tidak hanya akan terhindar dari jebakan margin call, tetapi juga bisa mengembangkan strategi trading yang konsisten dan berkelanjutan. Jangan menunggu sampai akun Anda terkena margin call baru belajar — ambil langkah pencegahan sekarang juga bersama Didimax!